Minggu, 11 Januari 2009

RABU, 31 DESEMBER 2008

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE: 1Yoh.2:18-21; Yoh.1:1-18.

Hari ini adalah pesta Silvester I, Paus. Hari ini juga adalah hari ketujuh Oktaf Natal. Ya tetapi hari ini menjadi sangat istimewa, karena ini adalah hari dan malam akhir tahun. Malam ini boleh disebut sebagai malam ambang pintu (liminal night). Rasanya kita seperti sedang berdiri di ambang pintu. Entah untuk masuk ke dalam rumah, atau entah untuk pergi ke luar rumah. Masuk atau keluar, toh sama saja. Kita pilih salah satu sebagai metafor. Kita pilih metafor “keluar rumah.” Kita melangkah ke suatu cakrawala rentang kurun waktu yang baru. Ada sedikit rasa enggan, dan sedih. Tetapi kata orang, Let it go. Atau Let it be. Maka mari kita ucapkan Welcome to the new year. Memang ada kepahitan. Tetapi harus rela. Tetapi ketika membaca Injil, tetap ada sebuah pertanyaan: Mengapa kita membaca teks berat ini di akhir tahun? Mungkin untuk mengatakan bahwa akhir tahun bukanlah akhir segala-galanya. Tetapi ada perspektif baru, dan perspektif baru itu bisa ada karena daya cipta Sabda Allah. Dengan horizon kesadaran seperti itu, mari kita ucapkan dengan lantang, Selamat Tinggal tahun lama.

Tidak ada komentar: