Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE. Kis.9:26-31; Mzm.22:26b-27.28.30.31-32; 1Yoh.3:18-24; Yoh.15:1-8.
Injil hari ini bicara tentang pokok anggur yang benar. Sebuah perumpamaan yang amat terkenal dan mudah dipahami. Yesuslah pokok anggur itu. Kitalah rantingnya. Ranting tidak dapat hidup dan berbuah kalau ia terlepas dari pokoknya. Itu sudah jelas. Maka kita harus tetap menyatu dengan pokok itu agar bisa hidup dan berbuah. Caranya, dengan mengenal Yesus terus menerus, lewat Kitab Suci, doa, Ekaristi dan devosi pribadi. Ini amat penting, sebab praksis itulah yang mendekatkan kita pada Yesus. Kalau kita jauh dari Yesus atau terlepas dari Yesus maka kita menjadi kering dan mati, lalu tidak berguna, selain untuk dibuang dan dibakar. Tragis bukan? Bac.I berkisah tentang Saulus, yang setelah luput dari bahaya maut di Damaskus lewat upaya lolos dengan keranjang, pergi ke Yerusalem. Walau belum begitu gencar, Saulus mulai mewartakan nama Yesus. Kini Saulus menjadi ranting Yesus sang pokok anggur. Bac.II mulai dengan ajakan untuk saling mengasihi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Selanjutnya ada perintah untuk saling mengasihi dan menuruti perintahNya. Sebab kalau kita menurut perintahNya maka Allah berdiam dalam kita dan kita berdiam dalam Allah. Luar biasa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar