Kamis, 12 Maret 2009

SELASA, 10 MARET 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE: Yes.1:10.16-20; Mzm.50:8-9.16bc-17.21.23; Mat.23:1-12.

Injil hari ini amat menarik. Yesus menasihati kita agar mendengarkan perkataan orang Farisi dan ahli Taurat tetapi jangan meniru perbuatan mereka. Sebab ada jarak dan perbedaan besar antara perkataan dan perbuatan. Perbuatan tidak otomatis sejalan dengan perkataan. Apa yang orang katakan, belum tentu sesuai dengan apa yang ia lakukan. Maka, kita dengar perkataannya yang baik, dan tidak usah meniru perbuatannya yang jahat. Mana perbuatan tidak terpuji dari orang yang dikecam Yesus? Pertama, mereka mengajarkan hal-hal yang baik, tetapi pengajar itu tidak melaksanakannya. Kedua, mereka menaruh beban kewajiban ke pundak orang lain, tetapi mereka sendiri tidak mau memikul beban itu. Kalau memakai bahasa HAM sekarang: ini yang namanya standar ganda; penguasa suka mengecualikan diri dari peraturan dan hukum yang ada. Hukum hanya diperuntukkan bagi orang kecil dan lemah. Sedangkan penguasa boleh dengan sesuka hati melanggar peraturan dan hukum yang ada. Ini sebentuk kemunafikan. Kemunafikan itu menjangkiti hidup agama: berdoa di tempat mencolok agar dilihat dan dipuji orang. Yesus mengarahkan kita agar rendah hati, jangan suka disapa Rabi, Bapak, Pemimpin, sebab kita semua sama. Injil diakhiri dengan ucapan indah: siapa yang terbesar di antara kamu, hendaklah menjadi pelayanmu. Siapa yang meninggikan diri, akan direndahkan dan siapa yang merendahkan diri, akan ditinggikan. Sebuah paradoks yang memang benar demikian.

Tidak ada komentar: