Senin, 04 Januari 2010

SELASA, 29 DESEMBER 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
PENELITI CCRS (Center for Cultural and Religious Studies) FF-UNPAR BANDUNG

BcE. 1Yoh.2:3-11; Mzm.96:1-2a.2b-3.5b-6; Luk.2:22-35.



Hari ini hari Kelima Oktaf Natal. Hari ini ada Peringatan Fakultatif St.Thomas Becket. Mari kita kenang dia dalam hidup dan doa kita. Injil hari ini mengisahkan kepada kita tentang penyunatan Yesus dan penyerahan Yesus kepada Tuhan di Bait Allah di Yerusalem. Orang tua Yesus adalah orang Yahudi yang taat, yang tekun melaksanakan perintah dan ketetapan hukum Taurat bagi anak mereka. Salah satu ketetapan itu ialah bahwa anak sulung harus dipersembahkan kepada Allah. Itulah yang dilakukan orang tua Yesus dalam injil hari ini. Sebagai persembahan mereka bawa burung tekukur atau dua anak merpati. Itulah persembahan kaum miskin, kaum anawim. Injil juga mengisahkan tentang kehadiran Simeon di Bait Allah. Ia adalah orang benar dan saleh, yang menantikan penghiburan Israel. Ketika Yesus dipersembahkan di Bait Allah, Simeon dipenuhi Roh Kudus sehingga ia bisa mengetahui kehadiran anak itu dan juga mengetahui siapa anak itu. Karena digerakkan oleh Roh Kudus maka Simeon datang ke Bait Allah. Ketika melihat anak itu, ia merasa sangat bersukacita dan ia pun menggendong anak itu lalu melambungkan doa syukur dan pujian kepada Allah. Ia yang menantikan kehadiran Mesias, merasa bahwa hidupnya sudah terpenuhi, sudah sampai pada puncaknya. Ia merasa ia boleh pergi dalam damai sejahtera karena ia melihat Mesias, keselamatan dari Allah. Kidung ini dipakai dalam tradisi doa gereja Katolik untuk doa malam dan dikenal dengan istilah, Nunc Dimittis. Dalam terang Roh Kudus Simeon berbicara tentang anak itu kelak. Ia akan menjadi tanda perbantahan dunia, menjadi sign of contradiction. Hal itu akan menjadi sesuatu yang berat bagi orang tuanya terutama sang ibu. Itulah sebabnya Simeon berkata: kelak suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri.

Tidak ada komentar: