Rabu, 14 Januari 2009

RABU, 14 JANUARI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)

BcE: Ibr.2:14-18; Mrk.1:29-39.

Injil hari ini menceritakan salah satu layanan mukjizat yang dikerjakan Yesus. Mukjizat adalah perbuatan ajaib. Perbuatan ajaib pasti mendatangkan efek popularitas. Perbuatan baik mempunyai efek radiasi, efek iklanis. Maka si pelaku perbuatan baik itu akan segera menjadi populer. Ia akan dicari banyak orang. Ditunggu banyak orang. Ia menjadi selebriti. Kita tahu hal itu. Tetapi ini biasa. Yang tidak biasa ialah bagaimana menyikapinya? Yesus mengajar kita cara itu. Kalau kebanyakan tokoh partai politik saat ini, dengan pelbagai cara ingin meraih popularitas dan merengkuh popularitas itu di genggamannya sendiri, Yesus tidak seperti itu. Perbuatan ajaib yang Ia lakukan memang membuat diriNya terkenal sehingga Ia dicari banyak orang. Tetapi Ia pergi mencari tempat sunyi untuk berdoa. Ini teladan pertama. Tidak lupa berdoa juga setelah populer. Berdoa itu dilakukan sebagai titik tolak dan daya baru untuk pergi ke tempat lain, memberi layanan di tempat lain. Yesus tidak mau mempertahankan keagungan dan nikmat popularitas itu. Seperti dikatakan dalam Bac.I, Yesus tetap merendah, untuk dapat menyelamatkan semakin banyak orang. Kita harus belajar dari Dia. Ada satu ungkapan Latin tradisional yang dengan tepat melukiskan kebenaran ini: Cui servire regnare est. Artinya, Ia memerintah dengan melayani. Bukan memerintah untuk dilayani, sebagaimana yang banyak terjadi di sekitar kita hari-hari ini.

Tidak ada komentar: