Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE: Kej.4:1-15.25; Mzm.50:1.8.16bc-17.20-21; Mrk.8:11-13.
Injil bercerita tentang orang Farisi yang meminta tanda. Permintaan ini bukan permintaan biasa yang keluar dari hati yang tulus, melainkan keluar dari keinginan untuk mencobai Yesus. Tanda yang dimaksud ialah tanda surgawi, tanda langit, yang membuktikan otoritas Yesus. Yesus tidak mau memberikan tanda itu. Bahkan Yesus mengatakan bahwa kepada orang-orang itu tidak akan diberi tanda. Mengapa? Karena hati mereka tertutup. Sesungguhnya Yesus sudah mengerjakan banyak tanda ajaib, tanda langit, melalui mukjizat. Tetapi mereka tidak mempunyai hati untuk menerima dan melihat itu. Sebab perkataan dan perbuatan Yesus itu sudah cukup sebagai tanda. Tetapi mereka tidak dapat menerima dan percaya. Jadi, yang menjadi perkara di sini ialah mereka tidak bisa menerima, dan karena itu tidak dapat percaya. Hati yang tertutup menutup mereka untuk menerima Yesus. Kaitan injil dengan Bac.I agak sulit dilihat. Sebab Bac.I berkisah tentang tragadi pertama dalam sejarah manusia, terjadinya kekerasan, berupa pembunuhan. Tragisnya lagi ini adalah pembunuhan atas saudara sendiri, fratrisida. Tragedi fratrisida itu tidak berhenti dengan matinya Habel saja, sebab kelak Yesus sendiri pun mati sebagai korban fratrisida. Orang-orang Yahudi membunuh Yesus. Tetapi sebagaimana halnya darah Habel bisa berteriak sampai ke langit dan didengarkan Allah, demikian juga dengan darah Yesus. Darah itu mendatangkan korban penebusan dan keselamatan bagi umat manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar