Jumat, 24 April 2009

JUM'AT 19 JUNI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)
BcE. Hos.11:1.3-4.8c-9; MT Yes.11:2-3.4bcd.5.6; Ef.3:8-12.14-19; Yoh.19:31-37.

Hari ini juga hari istimewa sebab hari ini adalah hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus. Ini juga sebuah devosi kerakyatan yang amat populer yang diilhami oleh drama tertusuknya hati Yesus di salib dengan tombak. Itulah yang dipentaskan Injil hari ini. Sesuatu yang amat khas dalam Yohanes. Ketika lambung Yesus ditikam maka dari sana terpancarlah darah dan air (sanguis et aqua). Itulah sumber kehidupan gereja. Ketika sedang menulis ulasan singkat ini saya teringat akan beberapa hal. Pertama, akan Ratzinger yang menulis eklesiologi dengan bertolak dari teks ini, sehingga disebut eklesiologi ekaristik. Kedua, akan banyaknya serikat hidup bakti yang diilhami Hati Kudus ini: MSC, SCY, SSCC, Misericordia, dll. Itulah tanda bukti kesuburan devosi ini karena sanggup menghidupkan banyak aspek kekayaan hidup dalam gereja. Hati Yesus yang tertembus, menjadi tanda bukti cinta kasih Ilahi, akan pathos Allah yang dilukiskan dengan sangat baik oleh Hosea dalam Bac.I: Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak. Lambung Yesus yang tertikam adalah tanda betapa dalam-Nya kasih Yesus. Paulus berusaha menyadarkan kita dengan doanya akan kedalaman kasih itu (Bac.II): Aku berdoa.....supaya dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus...” Itulah yang mau dicapai dengan penetapan Hari Raya ini: mengenal kedalaman Kasih Kristus.

Tidak ada komentar: