Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)
BcE: Kis.4:23-31; Mzm.2:1-3,4-6.7-9; Yoh.3:1-8.
Dari injil hari ini kita tahu bahwa ada seorang tokoh yang bernama Nikodemus yang sangat mengagumi Yesus. Maka ia pun memutuskanuntuk mengikuti Yesus. Tetapi ia mau mengikuti Yesus dengan diam-diam. Itu sebabnya ia datang kepada Yesus pada waktu malam, mungkin supaya tidak ketahuan. Maklum ia adalah anggota mahkamah agama di Yerusalem. Ia menjadi murid terselubung. Takut. Dalam dialog di malam hari antara Nikodemus dan Yesus, terjadilah wacana agung ini: “...jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat kerajaan Allah.” Jadi, kelahiran kembali itu menjadi syarat untuk dapat “melihat Kerajaan Allah.” Justru hal itu tidak dapat dipahpami oleh Nikodemus. Sebab ia memahami dan memaknai kelahiran itu secara jasmani. Padahal Yesus memaksudkan sesuatu yang bersifat rohani; suatu perubahan, sebuah pembaharuan hidup, sebuah metanoia. Dan itulah inti dari hidup dalam roh. Jika orang hidup dalam roh, maka ia akan menjadi bebas justru karena ia bersifat rohani. Seluruh praksis hidup iman kita tertuju kepada peristiwa kelahiran kembali itu, agar kita dapat melihat dan mengalami realitas kerajaan Allah di dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar