Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Kis.5:27-33; Mzm.34:2.9.17-18.19-20; Yoh.3:31-36.
Injil hari ini cukup sukar untuk dipahami dan diterapkan dalam hidup. Tetapi kita harus merenungkannya. Demi mudahnya, saya fokus pada ayat 35, yang saya anggap sebagai titik sentral teks ini: Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Ada dua tindakan Bapa di sini (Bapa subjek tindakan). Pertama, Bapa mengasihi. Kedua, Bapa menyerahkan. Saya renungkan dalam urutan terbalik. Bapa telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Bagi saya ini adalah visi kristologi yang amat kuat. Ketika Anak datang ke dunia, Ia membawa serta segala sesuatu yang diserahkan Bapa kepadaNya. Maka Anak itu berkuasa penuh atas dunia. Tetapi Bapa melakukan tindakan penyerahan itu dalam kasih. Maka kedatangan Anak ke dunia, sekaligus juga menjadi tanda kasih setia Bapa kepada dunia. Itu sebabnya bagi Yohanes kedatangan dan kelahiran Yesus sudah dalam dirinya sendiri menjadi peristiwa pengadilan bagi dunia itu, apakah ia mau menolak atau menerima Yesus yang datang dari kasih Bapa. Hasil pengadilan itu jelas: orang yang menerima Anak akan menjadi bahagia. Sedangkan orang yang menolak sang Anak, akan ditimpa murka Allah.
BcE.Kis.5:27-33; Mzm.34:2.9.17-18.19-20; Yoh.3:31-36.
Injil hari ini cukup sukar untuk dipahami dan diterapkan dalam hidup. Tetapi kita harus merenungkannya. Demi mudahnya, saya fokus pada ayat 35, yang saya anggap sebagai titik sentral teks ini: Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Ada dua tindakan Bapa di sini (Bapa subjek tindakan). Pertama, Bapa mengasihi. Kedua, Bapa menyerahkan. Saya renungkan dalam urutan terbalik. Bapa telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Bagi saya ini adalah visi kristologi yang amat kuat. Ketika Anak datang ke dunia, Ia membawa serta segala sesuatu yang diserahkan Bapa kepadaNya. Maka Anak itu berkuasa penuh atas dunia. Tetapi Bapa melakukan tindakan penyerahan itu dalam kasih. Maka kedatangan Anak ke dunia, sekaligus juga menjadi tanda kasih setia Bapa kepada dunia. Itu sebabnya bagi Yohanes kedatangan dan kelahiran Yesus sudah dalam dirinya sendiri menjadi peristiwa pengadilan bagi dunia itu, apakah ia mau menolak atau menerima Yesus yang datang dari kasih Bapa. Hasil pengadilan itu jelas: orang yang menerima Anak akan menjadi bahagia. Sedangkan orang yang menolak sang Anak, akan ditimpa murka Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar