Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE. Kis.14:19-28; Mzm.145:10-11.12-13ab.21; Yoh.14:27-31a.
Hari ini ada pesta fakultatif Santo Nereus dan Akhilleus, Pankratius, Beato William Tirri, Leopoldus Mandic. Mari kita lewatkan hari ini dengan mengenang mereka itu. Ada beberapa hal yang penting dan menarik yang terbaca dalam injil hari ini. Pertama, fakta bahwa Yesus meninggalkan damai sejahteraNya bagi para murid. Kedua, atas dasar damai sejahtera Yesus itu, maka tidak ada alasan bagi para untuk menjadi gelisah dan gentar. Ketiga, Yesus bicara tentang kepergianNya, tetapi kepergian yang sementara sebab Ia akan datang kembali segera. Kalau ada relasi kasih, kepergian Yesus ini seharusnya tidak menimbulkan rasa sedih. Kepergian itu malahan harus menimbulkan sukacita besar di antara para murid. Yesus juga menyingkapkan relasinya yang unik dengan Bapa. Yakni sebuah relasi kasih. Relasi kasih itu tampak dalam ketaatan dan kerelasediaan untuk melakukan perintah dan kehendak Dia yang dikasihi, yaitu kehendak Bapa. Di sini tidak ada relasi pembangkangan sama sekali. Yang ada hanya relasi taat secara radikal. Taat seperti mayat, oebedientia sicut cadaver. Berat memang, mengingat filsafat manusia modern yang cenderung amat mendewa-dewakan martabat kebebasan individu. Walau berat, tetapi hal itu harus terjadi dan dilakukan. Itulah tantangan hidup Kristiani bagi kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar