Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.2Kor.5:14-21; Mzm.103:1-2.3-4.8-9.11-12; Mat.5:33-37.
Hari ini ada pesta besar terutama di kalangan para pengikut Fransiskan. Pesta Antonius dari Padua, Teolog dan pengkotbah ulung dalam sejarah Fransiskan abad pertengahan. Ia mendapat tugas sebagai guru teologi resmi dalam ordo atas dasar pengangkatan langsung dari Fransiskus sendiri. Mari kita kenang dia dalam hidup dan doa-doa kita. Antonius ini terkenal di Jakarta terutama di paroki-paroki yang memberi pelayanan devosi Antonius Padua, sembilan Selasa berturut-turut. Tahun 2005, saya menulis buku tentang beliau. Lingkungan yang berpelindung Antonius Padua, wajib memiliki buku ini. Ini bukan promosi. Tetapi ini dukungan untuk menyuburkan iman umat agar praksis devosionalnya dapat dipertanggung-jawabkan. Injil hari ini berbicara tentang sumpah palsu. Mula-mula ada kutipan mengenai sumpah palsu yang sesungguhnya merupakan kebohongan. Lawannya ialah sumpah kepada Tuhan. Tetapi Yesus melarang para muridNya bersumpah demi apa pun (langit, bumi, Yerusalem, atau kepala). Sumpah biasanya diucapkan untuk memperkuat suatu pernyataan atau sikap, atau keyakinan tertentu. Yesus melarang kita melakukan hal itu. Maka Yesus memberikan patokan moral baru: Jujur kepada diri sendiri dan masyarakat. Kejujuran adalah keberanian moral yang tidak mudah. Berkat kejujuran sebagai keberanian moral, orang bisa mempunyai kekuatan untuk mengatakan ya atau tidak. Jangan dibolak-balik. Kalau ya, katakan ya. Kalau tidak, katakan tidak. Jika lebih dari itu, dan melenceng dari patokan itu, itu adalah kerja setan. Itu peluang setan untuk masuk. Kalau terlalu banyak berkelit, nah kelitan itu berasal dari setan. Mari kita renungkan hal ini dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar