Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.2Kor.4:7-15; Mzm.116:10-11.15-16.17-18; Mat.5:27-32.
Hari ini ada pesta Laurensius Maria Salvi, Yohanes dari Sahagun, Aleydis, dll. Mari kita mengenang orang-orang kudus ini dalam hidup dan doa kita. Injil hari ini berbicara tentang kekhawatiran. Itulah salah satu sifat manusia: menjadi khawatir, menjadi cemas, Angst kata orang Jerman. Kekhawatiran itu tidak ada gunanya sama sekali. Ia tidak bisa mengubah apa pun dalam hidup kita. Ia juga tidak bisa memperpanjang usia hidup kita. Salah satu pokok kekhawatiran kita manusia ialah mengenai pakaian, mengenai busana. Boleh-boleh saja kita berpikir tentang hal ini. Tetapi jangan sampai terobsesi dengan pakaian itu. Apalagi sampai terobsesi dengan mode pakaian-pakaian yang datang silih berganti. Apalagi dengan terpaan dahsyat iklan: you are what you use, you put on, etc. Betapa itu amat melecehkan karena kita disamakan dengan apa yang kita pakai, apa yang kita kenakan. Sebaiknya sederhana saja dalam hidup ini. Yesus mengajak kita untuk memandang, menikmati dan mengagumi keindahan bunga bakung di padang. Ia tidak menenun, tidak memintal. Tetapi Allah memberinya pakaian paling indah, paling cantik. Bahkan keindahan, kemegahan yang dibangun Salomo pun tidak mampu mengimbangi kembang bakung di ladang itu. Atas dasar itu Yesus memberi penerapan berikut: Kalau bunga itu saja sangat diperhatikan Allah, apalagi manusia. Sebuah argumen afortiori. Ingat, manusia adalah citra Allah. Pasti Allah tidak tega membiarkan citraNya rusak atau binasa. Ini adalah ajakan eksplisit untuk senantiasa percaya kepada dan mengandalkan Allah dalam hidup ini. Allah itu maha penyelenggara. Ia pasti tahu apa yang terbaik bagi anak-anakNya tepat pada waktunya.
BcE.2Kor.4:7-15; Mzm.116:10-11.15-16.17-18; Mat.5:27-32.
Hari ini ada pesta Laurensius Maria Salvi, Yohanes dari Sahagun, Aleydis, dll. Mari kita mengenang orang-orang kudus ini dalam hidup dan doa kita. Injil hari ini berbicara tentang kekhawatiran. Itulah salah satu sifat manusia: menjadi khawatir, menjadi cemas, Angst kata orang Jerman. Kekhawatiran itu tidak ada gunanya sama sekali. Ia tidak bisa mengubah apa pun dalam hidup kita. Ia juga tidak bisa memperpanjang usia hidup kita. Salah satu pokok kekhawatiran kita manusia ialah mengenai pakaian, mengenai busana. Boleh-boleh saja kita berpikir tentang hal ini. Tetapi jangan sampai terobsesi dengan pakaian itu. Apalagi sampai terobsesi dengan mode pakaian-pakaian yang datang silih berganti. Apalagi dengan terpaan dahsyat iklan: you are what you use, you put on, etc. Betapa itu amat melecehkan karena kita disamakan dengan apa yang kita pakai, apa yang kita kenakan. Sebaiknya sederhana saja dalam hidup ini. Yesus mengajak kita untuk memandang, menikmati dan mengagumi keindahan bunga bakung di padang. Ia tidak menenun, tidak memintal. Tetapi Allah memberinya pakaian paling indah, paling cantik. Bahkan keindahan, kemegahan yang dibangun Salomo pun tidak mampu mengimbangi kembang bakung di ladang itu. Atas dasar itu Yesus memberi penerapan berikut: Kalau bunga itu saja sangat diperhatikan Allah, apalagi manusia. Sebuah argumen afortiori. Ingat, manusia adalah citra Allah. Pasti Allah tidak tega membiarkan citraNya rusak atau binasa. Ini adalah ajakan eksplisit untuk senantiasa percaya kepada dan mengandalkan Allah dalam hidup ini. Allah itu maha penyelenggara. Ia pasti tahu apa yang terbaik bagi anak-anakNya tepat pada waktunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar