Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Kel.32:15-24.30-34; Mzm.106:19-20.21-22.23; Mat.13:31-35.
Hari ini ada peringatan Titus Brandsma (keluarga besar Karmelit). Selain itu ada juga peringatan beata Maria Magdalena Martinengo (keluarga besar Fransiskan). Mari kita mengenang mereka dalam hidup dan doa kita. Injil hari ini berbicara tentang biji sesawi dan ragi. Menarik bahwa biji sesawi itu memang kecil, tetapi di dalam kekecilannya ia menyimpan sebuah potensi yang sangat besar. Yesus memakai fenomena biji sesawi yang kecil, tetapi bisa menjadi sangat besar ini, sebagai metafor untuk Kerajaan Surga. Sebagaimana biji sesawi, kalau sudah bertumbuh dan menjadi besar, bisa menjadi sarang bagi burung-burung di udara, demikian juga halnya Kerajaan Surga itu bisa menjadi sebuah keadaan yang bisa menampung dan menerima semuanya di dalam sebuah kelegaan dan kerahiman yang tiada terkira luasnya. Selain metafor biji sesawi, Yesus juga memakai perumpamaan ragi untuk melukiskan Kerajaan Surga. Di sini tersirat sebuah pandangan teologi mengenai kehadiran, sebuah teologi kehadiran. Sebuah kehadiran yang memang kecil, tetapi mempunyai daya pengaruh yang sangat besar. Kerajaan Surga seperti itu. Ia adalah kehadiran Allah di tengah dunia ini, yang mempengaruhi, membentuk, dan menentukan arah perkembangan dunia itu sendiri. Bahkan Kerajaan Surga itulah yang menjadi titik orientasi terakhir, titik Omega jika meminjam istilah teologi-evolusi dari Pierre Teilhard de Chardin, dari perkembangan historis dunia itu sendiri. Semoga kita, dengan cara kita sendiri bisa menjadi seperti ragi itu juga bagi masyarakat di sekitar kita, tempat kita hadir dan berada.
Minggu, 26 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar