Senin, 17 Agustus 2009

JUM'AT, 14 AGUSTUS 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE: Yos.24:1-13; Mzm.136:1-3.16-18.21-22.24; Mat.19:3-12.



Hari ini ada Pesta Maximilianus Maria Kolbe. Mari kita mengenang dia dalam hidup dan doa kita. Teks ini terkenal karena menjadi salah satu teks titik tolak Teologi Tubuh Yohanes Paulus II. Berdasarkan teks ini beliau membedakan tiga macam manusia. Manusia protologis, manusia historis, manusia eskatologis. Pada manusia protologis berlaku hubungan harmonis perkawinan: mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Dan itu direncanakan dan dikehendaki Allah. Manusia historis, seharusnya masih berlaku juga hubungan harmonis awali itu, tetapi karena kekerasan hati manusia (eksplisit, pria) maka ada kelonggaran. Sedangkan manusia eskatologis, itu tidak kawin dan tidak dikawinkan. Dalam rangka menjelaskan manusia eskatologis itu, Yesus membuat distingsi yang sangat terkenal mengenai tiga jenis orang yang tidak kawin. Pertama, ada orang yang tidak kawin karena memang terlahir seperti itu. Kedua, ada oarng yang tidak kawin karena dibuat oleh orang lain tidak bisa kawin. Itu adalah sida-sida (eunuch, orang yang dikebiri). Ketiga, ada orang yang tidak kawin karena kerajaan Allah. Nah, kelompok yang ketiga inilah yang dipanggil untuk memperlihatkan manusia eskatologis di atas tadi. Mereka tidak kawin dan tidak dikawinkan. Mereka hidup seperti malaekat. Mereka mementaskan hidup eskatologis sekarang dan di sini, yaitu di dunia ini. Cara hidup itu sekarang dimainkan oleh para biarawan-biarawati. Itulah panggilan hidup mereka. Mereka mementaskan hidup eskatologis pada tataran historis. Dan itu mutlak mengandaikan iman. Tanpa iman mustahil orang bisa melaksanakan hal itu.

Tidak ada komentar: