Senin, 17 Agustus 2009

SABTU, 15 AGUSTUS 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE: Yos.24:14-29; Mzm.16:1-2a.5.7-8.11; Mat.19:13-15.



Beberapa serikat hidup bakti mempunyai pesta dan perayaan tertentu. Teks injil hari ini sangat singkat. Tetapi juga terkenal. Yang dikisahkan di sana ialah Yesus memberkati anak-anak. Yang selalu menarik saya untuk berefleksi ialah bahwa kisah ini, baik oleh Matius maupun Markus ditempatkan persis sesudah Yesus melarang/menentang praksis perceraian. Yesus melakukan hal itu dengan cara melihat kembali ke belakang, ke ikatan perkawinan pada awal mula yang dikehendaki dan direncanakan Allah. Yesus memanggil orang untuk menatap kembali relasi harmonis itu. Dan itulah yang menjadi sumber kebahagiaan keluarga. Dan di dalam keluarga itu ada anak-anak. Anak-anak hanya bisa hidup dan berbahagia dalam keluarga yang harmonis. Mungkin itu yang mau dipesankan oleh Matius dengan cara penyusunan seperti ini. Tetapi kisah perikopa ini sendiri menarik untuk dicermati. Para orang tua membawa anak-anak mereka kepada Yesus untuk didoakan dan diberkati. Anehnya, justru hal itu dilarang atau dicegah oleh para murid. Maka terkenallah ucapan Yesus di sini: biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku. Ucapan ini sangat terkenal karena sering menjadi syair lagu anak-anak sekolah minggu. Tetapi yang menjadi inti ialah perkataan Yesus selanjutnya: sebab orang-orang yang seperti itulah yang punya Kerajaan Surga. Jadi di sini Yesus memberi kriteria untuk dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Yaitu: sikap polos, rendah hati, serba spontan, wajar, dan alami dari anak-anak. Kadang-kadang sebagai orang dewasa kita perlu menjadi anak-anak lagi untuk dapat memahami tuntutan ini. Semoga kita mampu untuk itu.

Tidak ada komentar: