Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE: Ul.34;1-12; Mzm.66:1-3a.5.16-17; Mat.18:15-20.
Hari ini ada peringatan fakultatif Yohana Fransiska de Chantal. Mari kita mengenang dia dalam hidup dan doa kita. Injil hari ini sangat menarik. Ia melukiskan tahap-tahap yang harus dilalui dalam menasihati saudara. Ini correctio fraternal. Ini sebuah kewajiban mendasar manusia agar saudaranya tidak jatuh dalam pencobaan dan dosa. Proses nasihat itu harus melewati tiga tahap. Pertama, menegur di bawah empat mata. Kedua, menegur dengan satu atau dua saksi. Ketiga, membawa persoalan itu kepada jemaat. Ini proses yang luar biasa. Sudah keterlaluan kalau ada orang yang keras kepala sampai tidak bisa mendengarkan nasihat sesama. Orang seperti ini sudah benar-benar tertutup mata hati dan mata kepalanya. Sulit untuk berubah. Kalau sulit berubah, maka ia tidak akan berbuah juga. Itu akibatnya. Selanjutnya, injil berbicara tentang kuasa pengampunan di dunia ini. Kalau di dunia ini sudah terjadi pengampunan, maka dari surga juga akan datang atau mengalir rahmat pengampunan. Selain itu injil juga berbicara tentang kekuatan doa bersama. Berdoa bersama itu jauh lebih efektif. Doa jemaat itu manjur. Doa di dalam dan bersama dengan jemaat memang paling sering dianjurkan dalam tradisi Kristiani. Itu sebabnya Ekaristi kita dirayakan di gereja, di tengah dan bersama dengan jemaat. Doa itu akan menjadi seperti asap dupa korban yang membumbung ke langit dan berkenan kepada Allah. Mengapa demikian? Karena Tuhan Yesus sendiri hadir di sana, di tengah jemaat yang berdoa kepada Bapa atas namaNya. Kita selalu mengajak berdoa dalam bentuk jamak (tidak pernah tunggal): Marilah kita berdoa. Latinnya: Oremus.
Rabu, 12 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar