Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE: Kol.1:21-23; Mzm.54:3-4.6.8; Luk.6:1-5.
Injil hari ini, menarik perhatian karena di sini dipentaskan salah satu konflik atau pertikaian antara Yesus dan orang-orang Farisi dan para ahli Taurat. Dikisahkan bahwa para murid Yesus memetik dan memakan gandum pada hari Sabat. Hal itu jelas melanggar ketetapan hukum Sabat yang melarang orang berjalan, dan melakukan sesuatu pada hari Sabat. Dan para hari ini kita baca bahwa Yesus dan para muridNya berjalan di ladang gandum. Di sana mereka memetik gandum dan menggosok-gosoknya dengan tangan, lalu dimakan. Jadi, mereka “bekerja” pada hari Sabat. Hal itulah yang dipersoalkan oleh orang Farisi. Tetapi Yesus membela perbuatan para muridNya dengan mengutip sebuah praktek atau peristiwa yang terjadi dalam Perjanjian Lama. Daud dalam perjanjian lama juga melanggar peraturan suci: yaitu memakan roti sesajian yang seharusnya tidak boleh dimakan, tetapi karena ia dan para pengikutnya lapar, mereka mengambil dan memakannya. Sebab hanya para imam sajalah yang boleh memakan roti sesajian itu. Tetapi Daud “melanggarnya.” Itu berarti, hukum suci itu bisa dilanggar dalam kasus di mana ada ancaman terhadap hidup. Kasus ini sangat terkenal dalam sejarah diskusi moral hidup: ketika pilihan hanya tersisa antara memilih hidup dan taat pada aturan suci, maka ada intuisi moral yang mengatakan bahwa orang harus memilih hidup. Kalau ada seorang anak kecil jatuh ke sumur pada hari Sabat, kita harus segera menolongnya saat itu juga. Kalau menunggu hari Sabat lewat, anak itu akan mati. Dan Yesus menegaskan itu semua karena Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat. Lagipula di tempat lain dikatakan bahwa Sabat adalah untuk manusia, dan bukan manusia untuk Sabat. Jangan pernah mengorbankan manusia demi pelaksanaan Sabat.
Rabu, 02 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar