Rabu, 02 September 2009

SENIN, 07 SEPTEMBER 2009

Oleh Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE: Kol.1:24-2:3; Mzm.62:6-7.9; Luk.6:6-11.



Injil hari ini, juga amat menarik. Injil masih membahas soal hari sabat. Jadi injil hari ini masih melanjutkan diskusi sabat dari hari kemarin. Kalau kemarin yang dipersoalkan ialah “bekerja” pada hari Sabat, maka hari ini yang dipersoalkan ialah “menyembuhkan” pada hari Sabat. Jadi pada dasarnya juga bekerja. Tetapi yang dipersoalkan bukan perkara “menyembuhkan” itu sendiri, melainkan perkara “menyuruh orang lain melakukan sesuatu” pada hari Sabat. Konteks injil amat menarik perhatian. Yesus mengajar di sebuah rumah ibadat. Dalam rumah ibadat itu ada seorang yang mati tangan kanannya. Orang Farisi dan ahli Taurat mengintai, apakah Yesus akan menyembuhkan orang itu. Mereka mau menjebak Dia untuk mempersalahkan Dia di mata hukum. Justru karena itu, Yesus malah “nekat.” Ia menantang mereka. Ia memanggil orang yang sakit itu ke tengah. Tantangan Yesus sangat telak: “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, beruat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?” Ini pertanyaan yang mengandung tantangan telak. Semua orang tahu mana jawaban yang benar secara moral dan kemanusiaan. Tetapi tidak ada orang yang berani menjawab. Termasuk orang Farisi dan ahli Taurat. Maka Yesus mengikuti intuisi moral terdalam anak manusia: Ia menyembuhkan orang itu. Tetapi justru karena itulah Ia semakin dibenci oleh para lawanNya. Mereka sangat marah. Para hamba hukum itu menjadi murka besar. Sebagai para pengikut Yesus, semoga kita mempunyai intuisi kemanusiaan melampaui jeratan rumusan hukum. Untuk dapat sampai ke sana, tidak mudah. Kita harus terus menerus dekat dengan Yesus.

Tidak ada komentar: