Minggu, 18 Oktober 2009

JUM'AT, 18 SEPTEMBER 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
Bc.E.1Tim.6:2c-12; Mzm.49:6-7.8-9.17-18.20; Luk.8:1-3.



Hari ini ada peringatan wajib dari santo Yosef dari Copertino, Yohanes Makias. Santo yang pertama dirayakan oleh beberapa serikat hidup bakti. Santo yang terakhir ini dirayakan oleh satu lembaga hidup bakti saja. Mari kita mengenang mereka dalam hidup dan doa kita pada hari ini. Dewasa ini boleh disebut abad kaum perempuan. Mengapa? Karena dewasa ini muncul banyak sekali gerakan kaum perempuan, demi pembebasan, persamaan hak, persamaan (kesetaraan) dan keadilan gender. Dalam banyak agama, umumnya kaum perempuan tergeser dari tokoh religius, tersingkir dari tempat suci. Mereka tidak mendapat tempat di ruang suci. Tetapi pada diri Yesus, justru kaum perempuanlah yang berperan besar. Mereka itu dekat sekali pada tokoh Yesus. Memang Yesus adalah pembela kaum perempuan. Seorang teolog perempuan, Elisabet Johnson, dalam bukunya yang berjudul Considering Jesus (sudah diterjemahkan beberapa tahun silam ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan Penerbit Kanisius), juga mengangkat tema Yesus sebagai pembela dan pejuang hak-hak kaum perempuan. Memang, Yesus sebagai seorang rabbi, berbeda dari para rabbi Yahudi pada jamanNya dahulu: Ia menerima kaum perempuan sebagai bagian utuh dari rombongan para muridNya. Para Rabbi Yahudi, hanya secara eksklusif menerima para murid pria saja. Di sini Yesus melawan arus: menerima kaum perempuan juga sebagai muridNya. Jelas ini sebuah terobosan besar juga. Ia tidak mau melakukan diskriminasi. Semoga kita juga berani meniru dan mengikuti teladan Yesus ini: yaitu menjadi pembela dan pejuang kaum perempuan, sebab kita yakin bahwa persoalan perempuan adalah persoalan kemanusiaan, dan di dalam kemanusiaan itu tercakup juga kaum pria.

Tidak ada komentar: