Senin, 19 Oktober 2009

SENIN, 05 OKTOBER 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Yun.1:1-17.2:10; MT Yun.2:2-4.7; R 7c; Luk.10:25-37.



Hari ini ada Peringatan fakultatif Eugenius Bossilkoff, Maria Clara Pfander, Raymundus dari Kapua. Mari kita mengenang mereka semua dalam hidup dan doa kita. Injil hari ini mengisahkan tentang orang Samaria yang murah hati. Kisah ini sangat terkenal. Yesus mengisahkan kisah ini untuk menerangkan secara kongkret apa itu cinta kasih dan siapa sesama kita. Kasih ialah perbuatan yang rela dan berani bertindak menolong kesusahan dan sengsara. Sesama, ialah orang yang berani memberi bantuan pada kita ketika kita dalam kesulitan. A friend indeed is a friend in need. Begitu kata orang Inggris. (sahabat sejati adalah sahabat dalam derita). Orang yang mampu dan berani menunjukkan belas kasih kepada orang yang menderita sengsara. Orang yang mampu memberi hati kepada sesama yang menderita. Bahkan mau dan berani menggantikan tempatnya. Ketika menulis ini saya teringat akan catatan pinggir Goenawan Muhamad Januari 2005 silam. Ada Sri Ambar yang menderita. Ada bapa tua yang datang membawa balsam meringankan derita Sri Ambar (Bertahan Hidup di Gulag Indonesia). Saya juga teringat akan Veronika dalam jalan salib Yesus. Veronika menembus barikade serdadu penyiksa dan memberi handuknya untuk mengusapi wajah Yesus yang penuh luka, darah, keringat dan duka. Hasilnya, wajah itu tergambar di sana. Juga teringat akan Maximilianus Maria Kolbe yang menggantikan seorang bapa yang berkeluarga ketika akan dihukum mati di bawah kekejaman Nazi. Itu hanya mungkin kalau ada kasih, kalau ada hati, per-hati-an. Dasarnya: tidak ada kasih yang lebih besar dari kasih seseorang yang rela dan berani mengorbankan nyawa bagi orang yang dikasihinya.

Tidak ada komentar: