Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES) FF UNPAR BANDUNG
BcE. Hak.13:2-7.24-25a; Mzm.71:3-4a.5-6ab.16-17; Luk.1:5-25.
Hari ini hari Kedua puluh satu Adven. Peristiwa kedatangan Tuhan Yesus semakin mendekat dan mendekat. Injil hari ini, mengisahkan sesuatu yang sangat indah dan menarik bagi kita. Ada dua adegan penting yang dibentangkan di sini. Pertama, adegan Zakharia menjalankan tugasnya untuk mempersembahkan korban di Bait Allah dan masuk ke dalam Kudus Mukadas di Yerusalem. Dalam peristiwa itulah terjadi sebuah visiun kepada Zakharia. Berbeda dengan Maria kemudian, Zakharia tidak percaya akan kabar baik dari malaekat itu. Hal itu wajar saja, sebab baik dirinya maupun isterinya (Elisabet) sudah tua. Jadi, tidak ada harapan lagi untuk dapat mengandung. Kabar kehamilan oleh injil disebut kabar baik (injil). Itu pesan paling fundamental dari injil hari ini terutama di tengah kebudayaan yang menurut istilah Paus Yohanes Paulus II, sangat menekankan the culture of death (kultur kematian) dari pada the culture of life and the culture of love and peace (kultur kehidupan, kultur cinta kasih dan perdamaian). Karena Zakharia tidak percaya maka ia pun menjadi bisu yang akan berlangsung sampai kelahiran anaknya. Kiranya pesan injil ini sangat jelas: Tidak ada alasan untuk berhenti berharap pada tindakan dan campur tangan Allah dalam hidup kita ini. Akan selalu ada saat-saat di mana Allah akan bertindak dalam hidup manusia menurut cara-cara dan ukuran-ukuran yang tidak terduga-duga sama sekali. Itulah yang terjadi atas hidup Zakaria dan Elisabet. Di masa tuanya mereka mengalami perbuatan agung Tuhan, mengalami hesed Allah, kasih setia Allah.
Senin, 21 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar