Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
PENELITI CCRS (Center for Cultural and Religious Studies) FF UNPAR BANDUNG.
BcE. Kid.2:8-14 (Zef.3:14-18a); Mzm.33:2-3.11-12.20-21; Luk.1:39-45.
Hari ini hari kedua puluh tiga Adven. Natal semakin mendekat. Mari kita mempersiapkan diri dengan semakin baik. Injil hari ini, mengisahkan sebuah kisah terkenal yaitu kunjungan Maria kepada Elisabet. Terkenal karena di sini dikisahkan kisah perjumpaan yang penuh pesona antara Maria dan Elisabet. Terkenal karena di sini terdapat sepenggal kalimat yang sering dipakai umat Katolik dalam doa Salam Maria. Terkenal karena di sini muncul teologi rahim, teologi khas perempuan. Terkenal karena di sini muncul teologi solidaritas, teologi ikatan keluarga yang amat indah dan penuh daya pesona, teologi komunitas, teologi relasi. Kunjungan Maria mungkin tidak diduga oleh Elisabet. Tetapi Maria terdorong datang karena diberitahu malaekat bahwa Elisabet mengandung dan kini sudah bulan keenam. Ia dalam penantian menyongsong kelahiran bayi pertama, di masa tua. Bisa dibayangkan, ia rindu pendampingan dari orang tercinta. Tidak mengherankan ketika salam Maria, sang kerabat dekat, terdengar Elisabet sangat bergembira. Bahkan kegembiraan itu turut dirasakan oleh bayi dalam rahimnya. Hal ini dinyatakan Lukas dua kali. Jadi, betapa itu amat penting. Teologi keluarga, teologi ikatan keluarga muncul di sini. Bahkan teologi moral hidup juga ada di sini: Bahwa bayi dalam kandungan pun sudah bisa berkomunikasi dan bisa mengkomunikasikan diri dengan caranya sendiri yang hanya bisa dirasakan oleh para ibu. Maka jangan pernah melakukan aborsi karena mereka sudah ada, sudah bisa berelasi, bisa berkomunikasi, bisa membentuk satu komunitas, komunitas rahim, komunitas kerahiman. Semoga renungan ini bisa membawa perspektif dan kesadaran baru bagi kita.
Senin, 21 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar