Kamis, 17 Desember 2009

SELASA, 15 DESEMBER 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE. Zef.3:1-2.9-13; Mzm.34:2-3.6-7.17-18.19-23; Mat.21:28-32.



Tanpa terasa hari ini hari ketujuh belas Adven. Injil hari ini, melukiskan kepada kita perumpamaan tentang dua orang anak. Ada seorang ayah yang mempunyai dua anak laki-laki. Ayah itu mendatangi anak pertama dan menyuruhnya pergi bekerja tetapi anak itu tidak mau. Maka si ayah pun mendatangi anak kedua dan menyuruh anak itu pergi bekerja. Anak pertama mengatakan tidak mau, tetapi kemudian ia pergi bekerja. Anak kedua mengatakan mau, tetapi ia tidak mau pergi bekerja. Jika dinilai berdasarkan perbuatannya (bukan berdasarkan perkataannya), tentu anak pertama-lah yang baik, karena ia yang mau melakukan kehendak bapanya. Sedangkan anak kedua tidak karena ia tidak melakukan kehendak bapanya. Kedua model sikap ini langsung diterapkan pada sikap hidup bangsa Yahudi. Yohanes sudah datang kepada mereka untuk menunjukkan jalan kebenaran kepada mereka, tetapi mereka tidak percaya kepadanya. Jadi, mereka “mendengarkan” Yohanes tetapi tidak mau melakukannya. Padahal percaya itu keluar dari pendengaran (fides ex auditu). Kelompok yang percaya ialah justru para pendosa, pelacur dan pemungut cukai. Mereka, dalam dan melalui perbuatannya, percaya kepada dan menerima Yohanes. Sikap inilah yang dibenarkan dan bahkan dimuliakan oleh Yesus. Semoga kita didapati demikian oleh Tuhan Yesus sendiri.

Tidak ada komentar: