Jumat, 08 Januari 2010

JUM'AT, 08 JANUARI 2010

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
PENELITI CCRS (Center for Cultural and Religious Studies) FF-UNPAR BANDUNG
BcE.1Yoh.5:5-13; Mzm.147:12-13,14-15,19-20; Luk.5:12-16.




Hari ini ada Pesta St.Petrus Tomas. Mari kita mengenang dia dalam doa. Injil hari ini, berkisah tentang penyembuhan seorang kusta. Kusta adalah semua jenis penyakit kulit, termasuk kusta itu. Penyakit kulit berupa kudis, luka terbuka, borok, menyebabkan si penderita najis. Ia tidak tahir secara ritual. Itu tanda dosa. Mereka dikucilkan dari komunitas. Para imamlah yang menetapkan hal itu. Orang seperti itulah yang dilukiskan dalam injil hari ini. Dilukiskan bahwa ia datang ke hadapan Yesus lalu menyembah memohon kesembuhan. Sikap itu dilanjutkan dengan dua ucapan menarik. Ia menyebut Yesus Tuhan. Lalu ada pengakuan implisit akan keagungan dan otoritas Yesus, ketika si kusta memohon tanpa memaksa: “jika Engkau mau.” Ia menempatkan diri pada posisi rendah. Yesus menyembuhkan orang itu. Mukjizat ini memperkuat status dan martabat keilahian Yesus. Ketika sudah sembuh, Yesus melarang orang itu agar tidak memberitahu siapa-siapa. Tetapi perbuatan baik, agung dan mulia, tersebar dengan sendirinya. Sesungguhnya Yesus mengharapkan dari orang itu, bukan memberi kesaksian kata-kata, melainkan berupa perbuatan, terutama perbuatan baik. Dengan segara firman tentang Yesus tersebar. Hasilnya, banyak orang datang kepadaNya. Yesus berbeda dengan pembuat mukjizat lain. Itu sebabnya Lukas mencatat bahwa maksud utama kedatangan mereka bukan untuk mencari mukjizat kesembuhan dan penyembuhan. Maksud utama kedatangan mereka ialah untuk mendengarkan Dia. Barulah setelah mendengarkan Dia, mereka akan meminta agar disembuhkan. Jadi, tidak terbalik sama sekali. Sekali lagi, setelah tenggelam dalam kesibukan pelayanan kepada sesama, Yesus lagi-lagi pergi ke tempat sunyi dan terpencil untuk berdoa. Memang menyepi dan menyendiri itu masih tetap sangat perlu, baik dulu maupun sekarang.

SIS B
CCRS FF UNPAR BANDUNG.

Tidak ada komentar: