Rabu, 17 Februari 2010

SABTU SUCI, 03 APRIL 2010

Oleh: Fransiskus Borgias M.
PENELITI CCRS (Center for Cultural and Religious Studies) FF-UNPAR BANDUNG

BcE. Kej.1:1-2:2; Mzm.104:1-2a,5-6,10,12,13-14,24,35c; Kej.22:1-18; mzm.16:5,8,9-10,11; Kel.14:15-15:1; MT Kel.15:1-2,3-4,5-6,17-18; Yes.54:5-14; mzm.30:2,4,5-6,11,12a,13b; Yes.55:1-11; MT Yes.12:2-3,4bcd,5-6; Bar.3:9-15,32-4:4; Mzm.19:8,9,10,11; Yeh.36:16-17a,18-28; Mzm.42:3,5bcd; 43:3,4. Rm.6:3-11; Mzm.118:1-2,16ab-17,22-23; Luk.24:1-12.



Menurut penanggalan liturgi kita ada beberapa hal istimewa pada hari Sabtu Suci ini. Pada pagi hari diharapkan kita melakukan renungan dengan fokus tema “Dengan berdoa dan berpuasa Gereja berada di makam Tuhan.” Di beberapa tempat ada upacara yang disebut lamentatio (ada yang menyebut tenebre). Pada malam hari ada beberapa rangkaian upacara yang penting dan menarik. Pertama, ada Liturgi Cahaya, lalu ada Liturgi Sabda, Liturgi Baptis, dan Liturgi Ekaristi. Paling menarik perhatian saya ialah liturgi cahaya. Dimulai dengan penyalaan api alam dan dari sana diambil api untuk menyalakan lilin paskah. Lalu lilin paskah itu diarak dengan semarak mulia dan penuh hikmat memasuki Gereja yang gelap. Sebuah simbolisme alam maut. Dan Yesus masuk ke sana untuk mengalahkan maut. Lalu lilin itu ditahtakan dan dinyanyikanlah Exultet yang harus dibawakan dengan lantang dan agung karena itu adalah sebuah proklamasi kebangkitan. Yang lebih menarik lagi dari Sabtu Paskah ialah kita mempunyai Sembilan bacaan. Paling baik kalau 9 bacaan itu dibacakan semuanya. Tetapi kalau tidak memungkinkan maka cukup tiga saja dari Perjanjian Lama ditambah dua dari Perjanjian Baru. Dari Perjanjian Lama mutlak perlu dibacakan kisah penciptaan dan keluaran dari Mesir dan ditambah sesuatu yang lain. Kita sangat diperkaya dengan seluruh bacaan ini dan dengan simbolisme cahaya Sabtu Paskah. Mari kita mengikuti dan menyimaknya dengan penuh hikmat.


BANDUNG, 17 FEBRUARI 2010
SIS B (CCRS FF-UNPAR BANDUNG)

Tidak ada komentar: