Selasa, 16 Maret 2010

MINGGU, 16 MEI 2010

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIS) FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. Kis.15:1-2,22-29; Mzm.67:2-3,5,6,8; Why.21:10-14,22-23; Yoh.14:23-29.



Injil hari ini mengisahkan beberapa hal. Pertama, mengenai konsekwensi relasi kasih antara kita dan Yesus. Relasi kasih membuahkan ketaatan kepada Tuhan. Pada gilirannya Bapa akan mengasihi kita yang mengasihi Putera. Kalau relasi kasih itu sudah terjadi, Bapa dan Putera (Kami) akan datang kepada kita dan dengan itu kita ditenggelamkan dalam hidup misteri Trinitas Mahakudus. Kedua, pelukisan negatif kalau tidak terjadi relasi kasih. Tidak ada relasi kasih, tidak ada juga relasi dalam Tritunggal Mahakudus. Tuhan Yesus mengucapkan semuanya ini dalam pidato perpisahanNya. Sebentar lagi Penolong akan datang. Tidak ada alasan bagi para murid untuk bersedih. Penolong itu akan melakukan tiga hal penting bagi murid. Itu sebabnya Tuhan mengatakan agar mereka tidak usah gelisah. Sebab Damai Tuhan sudah dianugerahkan kepada kita. Bac.I melukiskan situasi genting dalam jemaat perdana, yang bisa membawa perpecahan di kalangan pengikut Yesus. Tetapi berkat kekuatan daya kasih, mereka dapat mengatasi soal itu. Soal yang dimaksud ialah mengenai perlu atau tidaknya sunat untuk menjadi pengikut Yesus. Ternyata sunat tidak perlu, yang penting ialah kasih dan iman. Bac.II berbicara tentang Yerusalem baru, yang turun dari surga. Allah dan Anak Domba berdiam di dalamnya, sehingga mereka tidak memerlukan Bait Suci. Dalam relasi kasih itu yang perlu bukan lagi bangunan fisik melainkan kehadiran kasih yang akan bersinar laksana surya terang benderang.


BANDUNG, 15 MARET 2010
SIS B, CCRS FF-UNPAR BANDUNG

Tidak ada komentar: