OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR
BcE. Kis.7:55-60; Mzm.97:1,2b,6,7c,9; Why.22:12-14,16-17; Yoh.17:20-26.
Hari ini Hari Komunikasi Sedunia. Tiba-tiba muncul pikiran menarik ketika menulis renungan ini: Mengapa liturgi menempatkan Hari Komunikasi Sedunia di antara dua Hari Raya: Kenaikan dan Pentakosa? Saya pikir ini tidak sekadar asal ditempatkan. Pasti ada dasar teologisnya. Kiranya dasar itu ialah sbb: Sekarang Tuhan sudah naik ke surga. Tetapi Ia tidak mau meninggalkan muridNya sebagai yatim piatu. Ia menjanjikan Roh Kudus yang akan datang dari Bapa dan Putera. Roh Kudus yang datang itu adalah tanda komunikasi diri penuh cinta dari misteri Allah Tritunggal Mahakudus. Jadi, hari komunikasi sedunia ini, diberi dasarnya dalam misteri Tritunggal. Tujuan komunikasi ialah membangun komunitas penuh kasih. Itu sebabnya Injil hari ini adalah penggalan Doa Imam Agung. Yesus, yang sudah datang ke dunia (inkarnasi), dan kembali kepada Bapa (Kenaikan), berdoa bagi pengikutNya. Tujuan doa itu ada enam, ditandai enam kata “supaya”: 1) agar ada persatuan murid mengikuti persatuan Bapa dan Putera. 2) agar dunia percaya. 3) seperti nomor 1. 4) agar persatuan itu sempurna. 5) agar murid bisa berada di mana Yesus berada. 6) agar kasih Bapa dan Putera menandai hidup para murid. Bc.I mengisahkan peristiwa kematian Stefanus sebagai martir. Mati sebagai martir adalah tanda kuatnya relasi cinta kasih antara si martir dan Yesus. Itu salah satu warisan kesaksian agung gereja purba bagi kita. Tuhan Yesus berjanji bahwa Ia akan datang segera, tidak berlama-lama. Perwujudan kasih itu akan segera terjadi ketika Yesus datang: Siapa yang haus, hendaklah ia datang, dan siapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma (Bc.II).
SIS B
PENELITI CCRS-FF UNPAR BANDUNG
Sabtu, 17 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar