OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. Kis.2:1-11; Mzm.104:1ab,24ac,29bc-30,31,34; 1Kor.12:3b-7,12-13 (Rm.8:8-17); Yoh.14:15-16,23b-26.
Hari ini Hari Raya Pentakosta. Kita rayakan turunnya Roh Kudus ke atas para rasul di Yerusalem. Itu sebabnya Bc.I berkisah mengenai Pentakosta. Roh Kudus turun dalam rupa lidah api. Terjadilah peristiwa ajaib: mereka bisa berbicara dalam pelbagai bahasa. Kehadiran Roh Kudus mendatangkan efek transformatif. Itu yang membua mereka bisa berkomunikasi dengan orang yang hadir hari itu di Yerusalem yang berasal dari pelbagai bangsa dan bahasa. Daya Roh Kudus membuat para murid mampu berkomunikasi dan berelasi dengan dunia. Mereka yang tadinya takut dan menutup diri, sekarang berani, percaya diri dan berkomunikasi dengan dunia. Selama ini mereka dibelenggu fear factor. Sekarang berkat Roh Kudus, mereka disemangati faith factor. Mereka bergeser dari fear factor ke faith factor. Itu terjadi karena Roh Kudus. Ketahuilah Roh Kudus itu, menurut Injil, yang diberikan Bapa dan Putera, akan menyertai para murid selama-lamanya. Itu sebabnya Yesus berkata: Kami akan datang kepadanya dan tinggal bersama-sama dengan dia (ay.23b). Ketika Roh itu datang, yang disebut Penolong yang lain, Ia tidak membawa sesuatu yang baru, melainkan hanya akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu (ay.26b). Itu sebabnya, dalam lanjutan Bc.I hari ini, Petrus dalam kotbahnya berbicara tentang Yesus. Ini ajaran penting: banyak orang mengklaim mendapat Roh Kudus, tetapi Injil mengatakan bahwa Roh Kudus yang datang adalah Roh Kristus, dan karena itu harus berbicara tentang Kristus, dan bukan berbicara tentang diri sendiri. Karismatik sejati, selalu Kristologis dan Kristosentris. Itu pesannya.
BANDUNG, 18 APRIL 2010
SIS B (CCRS FF UNPAR BANDUNG)
Sabtu, 17 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar