Senin, 10 Mei 2010

RABU, 13 JANUARI 2010

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
DOSEN TEOLOGI DAN PENELITI CCRS (Center for Cultural and Religious Studies)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG.
BcE. 1Sam.3:1-10,19-20; Mzm.40:2,5,7-8a, 8b-9,10; Mrk.1:29-39.



Hari ini Peringatan St.Hilarius (Uskup). Mari kita mengenang dia dalam hidup dan doa kita. Injil hari ini menyampaikan kepada kita dua peristiwa. Pertama, penyembuhan ibu mertua Petrus dan orang lainnya. Inilah mukjizat kedua dari tiga rangkaian mukjizat penyembuhan dalam bab 1. Jadi, inilah yang di tengah; ia menempati posisi kunci. Teks Yunani sebenarnya melukiskan keadaan perempuan itu seperti sudah mati, sehingga tindakan Yesus pun seperti melakukan mukjizat pembangkitan. Jadi ada transformasi radikal, dari keadaan seperti mati, lalu menjadi hidup. Yang lebih penting lagi, ialah ia melayani mereka. Jadi, tindakan Yesus menyembuhkan (membangkitkan) perempuan itu dengan menyentuhnya, tidak hanya memulihkan kesehatan jasmani perempuan itu, melainkan juga membawa perempuan itu ke status atau martabat rohani baru. Itu amat penting. Berulang-kali dalam injil Markus, Yesus mengatakan bahwa Ia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Nah perempuan yang sudah disembuhkan ini adalah orang pertama dalam injil Markus yang menjalankan moto idealisme pelayanan Yesus itu. Luar biasa! Kedua, Yesus pergi mengajar dan menyembuhkan di tempat lain. Setelah menjadi terkenal dan beken, Yesus dicari, dikejar, dan bahkan diincar banyak orang. Ada bahaya terikat, diikat di suatu tempat. Bahaya kemapanan. Mabuk ketenaran, mabuk oleh nama harum. Maka Yesus dengan sengaja menghindari dan mencegah hal itu. Ia segera pergi, agar tidak mapan di suatu tempat. Yesus mampu melakukan hal itu karena Ia rajin dan tekun berdoa. Memang layanan kasih harus dilandasi doa dan disebarkan di mana-mana. Tidak hanya di satu tempat saja. Tidak hanya pada kalangan tertentu, melainkan di mana-mana dan ke pelbagai kelompok manusia.

Tidak ada komentar: