Senin, 10 Mei 2010

SELASA, 23 MARET 2010

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
DOSEN TEOLOGI DAN PENELITI CCRS
(Center for Cultural and Religious Studies)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. Bil.21:4-9; Mzm.102:2-3,16-18,19-21; Yoh.8:21-30.




Injil hari ini mengisahkan perjumpaan lanjutan antara Yesus dan orang Yahudi dan Farisi. Dalam bagian terdahulu sudah ada proklamasi Yesus sebagai cahaya dunia: Ego sum lux mundi. Rupanya hal itu tidak ditangkap/diterima oleh orang Yahudi. Ketidak-mengertian itu disebabkan oleh masalah yang amat fundamental. Yakni, tempat asal mereka berbeda: orang Yahudi berasal dari dunia, sedangkan Yesus tidak berasal dari dunia. Inilah pangkal persoalan. Bahkan muncul salah paham di sini. Sikap tidak percaya orang Yahudi dan Farisi itu menjadi penghakiman bagi diri mereka sendiri: sebab jika kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu. Selanjutnya kita melihat bahwa Yesus perlahan-lahan menyingkapkan misteri hubungan-Nya dengan Bapa: Ia berasal dari Bapa, Ia diutus Bapa, Ia hanya menyampaikan apa yang Ia dengar dari Bapa. Tetapi orang Yahudi dan orang Farisi tidak menangkap apa yang Ia maksudkan. Tentu di hadapan orang banyak itu Yesus berada dalam situasi terancam (sebagaimana nanti akan kita baca dalam ayat 59, di mana Yesus terancam dirajam). Tetapi Yesus sama sekali tidak gentar dengan situasi genting itu karena Ia sangat yakin bahwa Bapa melindungi dan menyertai Dia. Relasi ketaatan Yesus dengan Bapa, menjadi dasar keyakinan Yesus bahwa Bapa menyertai Dia dalam segala hal. Bagaimana dengan kita sendiri? Semoga kita, dengan dibaptis, kita mendapat karunia Roh Kudus, dan dengan bimbingan Roh Kudus kita makin sanggup memahami dan akhirnya menerima Kristus Yesus dalam hidup dan seluruh diri kita, agar kita tidak dihakimi oleh sikap kita sendiri yang tidak mau percaya.

Tidak ada komentar: