OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
DOSEN TEOLOGI DAN PENELITI CCRS
(Center for Cultural and Religious Studies)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. Dan.3:14-20,24-25,28; MT Dan.3:52,53,54,55,56; Yoh.8:31-42.
Pengajaran Yesus ternyata membawa hasil juga. Ada yang percaya. Berarti, mereka mau menjadi pengikut. Itu sebabnya dalam bagian ini Yesus secara khusus menyampaikan ajaran kepada orang yang percaya. “Menjadi percaya” berarti “menjadi murid.” Tanda kemuridan itu ialah tetap “berada dalam firmanKu.” Lalu ada diskusi yang rumit antara Yesus dan orang Yahudi yang percaya. Sebuah polemik teologis yang rumit. Semula Yesus mengatakan bahwa kebenaran akan memerdekakan kamu. Mereka menjawab bahwa kami sudah merdeka. Hal itu dijawab Yesus dengan mengatakan bahwa setiap orang yang berdosa (pasti mereka berdosa) adalah hamba dosa. Selama mereka berdosa (walau anak Abraham) mereka budak dosa; jadi, bukan orang merdeka. Dengan terus-terang Yesus mengatakan bahwa firman-Nya tidak mendapat tempat dalam hati mereka sehingga mereka mau membunuh-Nya. Padahal semua firman dan perbuatan Yesus keluar dari apa yang Ia lihat pada Bapa. Mereka membela diri dengan mengatakan bahwa mereka adalah anak Abraham. Yesus mengecam mereka karena mereka menolak diriNya. Alur debat ini akhirnya bermuara pada pengakuan orang Yahudi bahwa mereka Anak Allah. Terhadap hal itu Yesus mengatakan: Jika Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku datang dari Allah dan sekarang Aku ada di sini. Lagi pula Aku datang bukan atas kehendakKu sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku. Bagaimana dengan kita? Semoga kita juga percaya kepada Yesus sebagai utusan yang datang dari Bapa, dan yang akan menghantar kita ke dalam misteri persatuan dengan Bapa, dengan Allah Tritunggal Mahakudus. Bukankah itu yang menjadi tujuan akhir hidup kita sebagai para murid Kristus?
Senin, 10 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar