Rabu, 18 Agustus 2010

MINGGU, 10 OKTOBER 2010

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
LAY THEOLOGIAN DAN PENELITI GESER INSTITUTE DAN CCRS
CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. 2Raj.5:14-17; 2Tim.2:8-13; Luk.17:11-19.



Injil hari ini membentangkan di hadapan kita sebuah kisah yang amat padat dan menarik. Injil ini juga sangat terkenal dalam ingatan kita. Ada sepuluh orang kusta yang datang memohon kesembuhan kepada Tuhan. Tuhan tidak langsung menyembuhkan mereka saat itu juga, melainkan Ia menyuruh mereka menghadap imam di Bait Allah. Ini penting, sebab imamlah yang memutuskan apakah mereka sudah tahir dari kusta atau tidak. Kalau sudah tahir mereka boleh kembali ke masyarakat. Kalau tidak, mereka harus hidup di luar masyarakat. Lukas secara singkat melukiskan hidup terasing penderita kusta: mereka berdiri agak jauh. Ya, memang orang kusta harus berdiri di kejauhan agar tidak menulari orang sehat. Proses integrasi itulah yang diupayakan Yesus. Ketika mereka sedang dalam perjalanan ke para imam, tiba-tiba mereka sembuh. Perhatikan reaksi mereka. Yang kesembilan orang itu jalan terus walau tidak eksplisit. Hanya ada satu saja yang kembali untuk menghaturkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan. Yang jauh lebih menarik lagi ialah bahwa yang satu orang itu adalah orang Samaria, orang asing, orang najis dalam pandangan orang Yahudi. Tidak dikatakan siapa kesembilan orang itu. Pasti mereka adalah orang dalam (bac.Yahudi), sebab mereka itu dipertentangkan dengan satu orang yang adalah orang Samaria yang dianggap asing itu. Ya, datang kepada Yesus adalah sangat penting dalam hidup kita. Itulah yang sangat dianjurkan dalam Bac.II hari ini. Demi Dia-lah Paulus rela menderita dan menanggung segala sesuatu. Itulah contoh atau model pengikut Kristus sejati. Itulah yang harus kita teladani dalam hidup kita sendiri. Bac.I mengisahkan mengenai penyembuhan Naaman si orang Siria itu. Ya, sekali lagi, seperti dalam Injil, di sini pun yang disembuhkan justru orang asing, orang Siria. Padahal di Israel sendiri ada banyak orang kusta, tetapi tidak disembuhkan. (Fransiskus Borgias M.).


BANDUNG, 19 AGUSTUS 2010
SIS BM, GESER INSTITUTE
FF UNPAR BANDUNG

Tidak ada komentar: