Rabu, 18 Agustus 2010

MINGGU, 03 OKTOBER 2010

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
LAY THEOLOGIAN DAN PENELITI GESER INSTITUTE DAN CCRS
CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. Hab.1:2-3; 2:2-4; 2Tim.1:6-8.13-14; Luk.17:5-10.



Injil yang kita dengar hari ini menebarkan beberapa nasihat atau ajaran moral yang penting dan menarik, walau tidak selalu mudah untuk kita wujudkan dan hayati. Nasihat pertama terkait dengan iman atau kepercayaan. Para murid meminta kepada Tuhan agar Ia sudi menambahkan iman mereka sehingga menjadi lebih kuat dan dalam. Tetapi kiranya iman itu tidak dapat ditakar menurut ukuran fisik atau jasmani tertentu, misalnya dengan takaran kilogram atau meter. Iman itu perkara percaya atau tidak. Itu saja. Itu sebabnya Tuhan Yesus berkata bahwa kalau kita mempunyai sedikit iman, maka atas dasar iman yang kecil itu akan terjadi mukjizat agung dalam hidup kita. Nasihat kedua, erat terkait dengan mentalitas pegawai, mentalitas pekerja yang rendah hati dan tahu diri. Segala pekerjaan yang telah kita lakukan, dapat berhasil bukan terutama karena kekuatan kita sendiri belaka, melainkan ada kekuatan lain yang bekerja dalam diri kita, mungkin tidak selalu kita sadari. Karena itu, jangan sampai kita menjadi sombong karena apa yang tampaknya secara fisikal sebagai perbuatan atau tindakan kita. Tidak. Tidak seperti itu. Mentalitas pekerja yang tahu diri dan rendah hati ialah bahwa ia tetap merasa sebagai hamba yang kecil dan tidak berguna, yang hanya menjalankan apa yang menjadi kewajiban mereka. Tentu mentalitas dan sikap seperti itu tidak selalu mudah dalam dunia dewasa ini. Tetapi hal itu pastilah sangat penting: bersikap rendah hati dan tahu diri itu penting dan berguna. Kedua pelajaran atau nasihat ini amat penting. Kita akan sangat beruntung jika kita mencoba berpegang teguh dan setia kepada ajaran-ajaran itu, sebagaimana ditegaskan dalam Bac.II. Mengapa demikian? Jawaban paling tepat dapat kita ambil dari Bac.I: Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya (2:4). Paulus, di kemudian hari, mengutip kalimat ini dalam suratnya kepada jemaat di Roma: orang benar akan hidup oleh iman. Semoga ini berlaku juga bagi kita, sekarang dan di sini. (Fransiskus Borgias M).


BANDUNG, 19 AGUSTUS 2010
SIS BM, GESER INSTITUTE
FF-UNPAR BANDUNG

Tidak ada komentar: