Rabu, 18 Agustus 2010

MINGGU, 19 SEPTEMBER 2010

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
LAY THEOLOGIAN, PENELITI GESER INSTITUTE DAN CCRS
CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES, FF-UNPAR BANDUNG
BcE. Am.8:4-7; 1Tim.2:1-8; Luk.16:1-13.



Injil yang kita dengar hari ini menawarkan kepada kita beberapa pelajaran yang penting dan menarik. Pertama, mengenai kreatifitas seorang bendahara yang tidak jujur. Dalam situasi terjepit, ia mencoba mencari dan mengupayakan jalan keluar yang “terbaik” bagi posisi hidupnya sendiri. Kreatifitas itu dipuji oleh sang tuan. Mungkin poin yang pertama ini terasa agak problematik bagi kita. Kiranya Lukas menyadari problematika ini sehingga ia mengutip perkataan Yesus dalam ay 9: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi. Kedua, pelajaran mengenai kesetiaan. Kesetiaan itu “gampang dikata, sukar dibuat.” Karena itu, batu uji kesetiaan bukanlah dalam perkara-perkara besar, melainkan kesetiaan dalam perkara-perkara kecil. Sebab setia dalam perkara besar umumnya dipandang relatif mudah. Sedangkan setia dalam perkara-perkara kecil, yang serba rutin, itulah yang paling sulit. Rutinitas bisa menjadi sebentuk tirani tersendiri dalam hidup manusia. Ketiga, pelajaran mengenai pengabdian sepenuh hati, yang tidak terbagi-bagi. Dikatakan bahwa orang tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Kalau orang mengabdi kepada tuan, maka yang terjadi pastilah bahwa ia akan membenci yang satu dan mencintai atau memprioritaskan yang lain. Ketiga hal ini boleh dipandang sebagai butir-butir hikmat yang harus dipelajari dalam hidup kita. Hikmat itu, dalam Bac.I dipersonifikasi, dan ia sedang memanggil manusia untuk datang kepada sang Hikmat itu sendiri. Bac.II hari ini mengingatkan kita agar bersiap-siap selalu dalam menyongsong hari kedatangan Tuhan. Persiapan ini sangat penting sebab sebelum hari itu tiba, akan ada banyak kedurhakaan. Para pengikut Kristus harus dengan tenang menghadapi semuanya. Semoga demikian adanya. (Fransiskus Borgias M).


SIS BM
PENELITI GESER INSTITUTE
FF-UNPAR BANDUNG.

Tidak ada komentar: