Rabu, 18 Agustus 2010

MINGGU, 26 SEPTEMBER 2010

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
LAY THEOLOGIAN DAN PENELITI GESER INSTITUTE DAN CCRS
CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG.



MINGGU, 26 SEPTEMBER 2010: BcE. Am.6:1a,4-7; 1Tim.6:11-16; Luk.16:19-31. Kisah yang kita dengar dalam injil hari ini sangat menarik dan terkenal. Kita pasti sangat hafal dan akrab dengannya. Ini adalah kisah mengenai Lazarus yang miskin dan orang kaya. Ada orang kaya yang hidup enak: makanan melimpah, hidup nyaman, punya rumah, banyak saudara. Ada orang miskin, Lazarus. Ia hidup miskin, penuh borok, berkumpul dengan anjing-anjing, mengharapkan remah-remah dari meja si kaya, tetapi harus berebut dengan anjing. Kedua orang ini kemudian mati. Si kaya, masuk neraka, Larazus diterima dalam pangkuan Abraham. Nasib yang terbalik dan kontras. Di dunia ini si kaya sangat bahagia karena dan dengan kekayaannya. Di surga ia menderita. Sebaliknya, Lazarus di dunia ini menderita, paling tidak begitulah yang kelihatan secara jasmani. Tetapi di surga ia mendapat kebahagiaan sejati. Melihat situasi kontras itu, si kaya memohon belas kasihan. Tetapi semuanya sudah terlambat. Penyesalan yang datang kemudian tidak bisa mengubah apa-apa yang sudah terlanjur menjadi busuk. Karena itu, orang harus hidup berhati-hati di dunia ini, jangan sampai terjadi sesal yang datang terlambat. Kiranya itulah relevansi Bac.II yang kita dengar hari ini. Bac.II ini menganjurkan kepada kita agar mengupayakan keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Itulah semua yang kiranya diupayakan dan dihayati Lazarus dalam hidupnya di dunia ini. Lazarus telah bertanding dalam pertandingan iman yang benar dan karena itu ia berhasil merebut hidup yang kekal dalam pangkuan bapa Abraham. Bac.I hari ini juga menawarkan kepada kita beberapa pelajaran moral hidup. Yang paling menarik ialah ajakan untuk belajar kerajinan dan ketekunan hidup dari semut. Memang salah satu hantu yang menggerogoti hidup manusia di dunia ini ialah kemalasan. Amsal menegaskan bahwa betapa penting bagi kita untuk belajar ketekunan semut. Mereka tekun bekerja, dan sangat sadar akan tugas, kewajiban dan tanggung-jawab masing-masing. Mereka terus tekun bekerja walau tidak tampak diawasi pemimpin mereka. Itulah beberapa pelajaran penting dari bacaan ekaristi minggu ini. Semoga berguna. (Fransiskus Borgias M).


SIS BM
GESER INSTITUE FF-UNPAR BANDUNG.

Tidak ada komentar: