OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
LAY THEOLOGIAN, DOSEN FF-UNPAR
PENELITI GESER INSTITUTE DAN CCRS
CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES FF-UNPAR BANDUNG
PH.D STUDENT AT ICRS-YOGYA
BcE. Why.7:2-4,9-14; Mzm.24:1-2,3-4ab,5-6; 1Yoh.3:1-3; Mat.5:1-12a.
Hari ini Hari Raya Semua Orang Kudus. Ada satu hal mencolok di sini: Dengan merayakan hari ini, Gereja mengakui bahwa ada orang kudus yang kekudusanya hanya diketahui Allah. Itu sebabnya, setelah menyediakan hari sepanjang tahun dengan peringatan, pesta, perayaan orang kudus, gereja menyediakan hari khusus untuk Semua Orang Kudus. Ini dimaksudkan agar gereja memberi ruang bagi orang kudus yang tidak diketahuinya, yang hanya ada dalam pengetahuan Allah. Menarik bahwa dalam rangka Hari Raya ini, Gereja menyediakan injil yang dikutip dari Sabda Bahagia. Kiranya itu dimaksudkan untuk menunjukkan kepada kita bahwa orang kudus adalah orang yang melaksanakan idealisme Kotbah di Bukit selama hidup di dunia ini, dan karena itu ia menikmati surga ketika ia meninggalkan dunia ini. Bac.I memberi gambaran visualisasi bagi kita mengenai keadaan persekutuan para kudus kelak, communio sanctorum: Kemudian dari pada itu aku melihat sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Tiada hentinya mereka memuji dan memuliakan Allah bersama malaekat. Bac.II mengajak kita untuk mengarahkan seluruh hidup kita ke hidup yang akan datang, dalam iman, harapan, kasih: Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepadaNya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci. Mari kita hidup dalam harapan, agar kelak kita menjadi anggota persekutuan para kudus di surga.
BANDUNG, 18 SEPTEMBER 2010
SIS B, GESER INSTITUTE
ICRS-YOGYA
Sabtu, 18 September 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar