Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Rm.14:7-12; Mzm.27:1.4.13-14; Luk.15:1-10.
Hari ini ada Peringatan Fakultatif Beata Fransiska Amboisa, Beato Guido M.Conforti. Mari kita mengenang mereka dalam hidup dan doa kita masing-masing. Injil hari ini, mengisahkan kepada kita dua perumpamaan yang sangat menarik. Pertama, perumpamaan tentang domba yang hilang. Ada seorang gembala yang mempunyai seratus domba. Satu di antaranya hilang. Sebagai gembala ia tidak tega bahwa yang seekor itu hilang begitu saja. Maka ia pun mencari yang seekor itu. Ia begitu bahagia ketika ia menemukannya dan membawanya pulang. Peristiwa itu mendatangkan sukacita dan kebahagiaan baik bagi si gembala, maupun bagi seluruh kawanan. Kedua, perumpamaan tentang dirham yang hilang. Ada seseorang yang mempunyai sepuluh dirham. Salah satunya hilang. Ia mencarinya dengan tekun. Betapa ia berbahagia ketika ia menemukan dirham itu. Jadi, ada yang hilang, lalu di tuan pemilik mencarinya. Injil ini mengajarkan kepada kita perihal sikap tidak mudah putus-asa dan tidak meremehkan apa yang hilang dari diri kita. Sebab apa yang hilang itu adalah bagian utuh dari seluruh hidup dan diri kita. Seharusnya kita berusaha mencari dan menemukannya dan mengembalikannya ke dalam persekutuan hidup kita. Menarik bahwa kedua barang yang hilang ini adalah binatang dan benda mati. Sesungguhnya perumpamaan ini dilanjutkan dengan perumpamaan tentang anak yang hilang. Berbeda dengan yang terdahulu, si anak hilang itu kembali sendiri. Itulah jalan kesadaran dan pertobatan, sesuatu yang tidak terjadi pada dua yang terdahulu, sesuatu yang membedakan si anak hilang dari dua benda yang hilang sebelumnya. Semoga kita bisa meneladani sikap si anak hilang ini, yaitu sadar sendiri dan kembali lagi ke jalan yang benar.
Rabu, 04 November 2009
RABU, 04 NOVEMBER 2009
Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Rm.13:8-10; Mzm.112:1-2.4-5.9; Luk.14:25-33.
Hari ini ada Pesta Santo Karolus Borromeus (CB). Mari kita mengenang dia dalam hidup dan doa kita masing-masing. Injil hari ini, berbicara tentang syarat mengikut Yesus. Syaratnya ialah orang harus melepaskan segala sesuatu untuk mengikut Yesus. Jelas ini syarat yang tidak mudah. Bahkan dikatakan juga bahwa orang harus membenci anggota keluarganya agar dapat mengikut Yesus. Bagaimana ini harus dijelaskan dan dipahami? Ini tidak mudah. Saya kira penjelasannya ialah demikian. Orang harus mampu mengambil jarak kritis dari pelbagai ikatan yang sudah ada dan terbangun sebelumnya demi mengikut Yesus. Apa saja ikatan yang terbangun sebelumnya itu? Bisa berupa ikatan keluarga. Juga bisa ikatan dengan harta milik. Tentu semuanya ini tetap bernilai dan berguna dalam dirinya sendiri. Tetapi kalau keterikatan itu terlalu berlebih-lebihan, maka sulit untuk mulai membuka hati dan budi terhadap bentuk relasi dan ikatan baru. Ibarat orang yang tangannya menggenggam banyak uang, maka tangan itu tidak akan dapat membuka untuk menerima sesuatu yang baru. Kalau ia terpaksa membukanya, maka uang yang ada di tangan itu terlepas, terbang ditiup angin. Jadi, injil hari ini mengajarkan kepada kita tentang keberanian melepaskan dan keberanian mengambil sikap jarak kritis dari pelbagai bentuk ikatan dan relasi lama sebagai syarat untuk masuk ke dalam bentuk relasi dan ikatan yang baru dengan Yesus. Semoga kita mampu ke arah sikap hidup seperti itu.
BcE.Rm.13:8-10; Mzm.112:1-2.4-5.9; Luk.14:25-33.
Hari ini ada Pesta Santo Karolus Borromeus (CB). Mari kita mengenang dia dalam hidup dan doa kita masing-masing. Injil hari ini, berbicara tentang syarat mengikut Yesus. Syaratnya ialah orang harus melepaskan segala sesuatu untuk mengikut Yesus. Jelas ini syarat yang tidak mudah. Bahkan dikatakan juga bahwa orang harus membenci anggota keluarganya agar dapat mengikut Yesus. Bagaimana ini harus dijelaskan dan dipahami? Ini tidak mudah. Saya kira penjelasannya ialah demikian. Orang harus mampu mengambil jarak kritis dari pelbagai ikatan yang sudah ada dan terbangun sebelumnya demi mengikut Yesus. Apa saja ikatan yang terbangun sebelumnya itu? Bisa berupa ikatan keluarga. Juga bisa ikatan dengan harta milik. Tentu semuanya ini tetap bernilai dan berguna dalam dirinya sendiri. Tetapi kalau keterikatan itu terlalu berlebih-lebihan, maka sulit untuk mulai membuka hati dan budi terhadap bentuk relasi dan ikatan baru. Ibarat orang yang tangannya menggenggam banyak uang, maka tangan itu tidak akan dapat membuka untuk menerima sesuatu yang baru. Kalau ia terpaksa membukanya, maka uang yang ada di tangan itu terlepas, terbang ditiup angin. Jadi, injil hari ini mengajarkan kepada kita tentang keberanian melepaskan dan keberanian mengambil sikap jarak kritis dari pelbagai bentuk ikatan dan relasi lama sebagai syarat untuk masuk ke dalam bentuk relasi dan ikatan yang baru dengan Yesus. Semoga kita mampu ke arah sikap hidup seperti itu.
Senin, 02 November 2009
SELASA, 03 NOVEMBER 2009
Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Rm.12:5-16a; Mzm.131:1.2.3; Luk.14:15-24.
Hari ini ada peringatan fakultatif Santo Martinus de Porres, Beato Pius Campidelli, Beato Rupert Mayer. Mari kita mengenang mereka dalam hidup dan doa kita masing-masing. Injil hari ini, punya judul amat menarik, “Perumpamaan tentang orang-orang yang berdalih.” Ada seorang tuan besar yang mengadakan perjamuan pesta. Untuk itu ia sudah mengundang orang-orang yang dipandangnya layak ikut ambil bagian dalam pesta perjamuan agung itu. Ketika tiba saatnya pesta itu dilaksanakan, ia menyuruh para hambanya pergi memanggil orang-orang yang sudah diundangnya agar segera bisa datang. Tetapi ternyata mereka semua, dengan alasan masing-masing menolak untuk datang. Mereka tidak mau datang karena mereka mempunyai urusan dan kesibukan masing-masing yang tidak bisa ditunda-tunda lagi. Hal itu diberitahukan kepada sang tuan agung. Ia menjadi murka, maka ia mengeluarkan perintah baru agar semua orang di pinggir jalan dipaksa masuk ke dalam ruang atau pesta perjamuan itu. Ketika pesta akan dimulai, maka seluruh ruangan sudah terisi penuh. Berarti tamu undangan sudah bakal tidak mendapat tempat lagi di sana. Jadi mereka tidak dapat menikmati perjamauan agung itu. Semoga kita tidak mudah menjadi orang yang selalu berdalih jika Tuhan memanggil dan membutuhkan kaki dan tangan kita untuk melaksanakan karya-karyaNya.
BcE.Rm.12:5-16a; Mzm.131:1.2.3; Luk.14:15-24.
Hari ini ada peringatan fakultatif Santo Martinus de Porres, Beato Pius Campidelli, Beato Rupert Mayer. Mari kita mengenang mereka dalam hidup dan doa kita masing-masing. Injil hari ini, punya judul amat menarik, “Perumpamaan tentang orang-orang yang berdalih.” Ada seorang tuan besar yang mengadakan perjamuan pesta. Untuk itu ia sudah mengundang orang-orang yang dipandangnya layak ikut ambil bagian dalam pesta perjamuan agung itu. Ketika tiba saatnya pesta itu dilaksanakan, ia menyuruh para hambanya pergi memanggil orang-orang yang sudah diundangnya agar segera bisa datang. Tetapi ternyata mereka semua, dengan alasan masing-masing menolak untuk datang. Mereka tidak mau datang karena mereka mempunyai urusan dan kesibukan masing-masing yang tidak bisa ditunda-tunda lagi. Hal itu diberitahukan kepada sang tuan agung. Ia menjadi murka, maka ia mengeluarkan perintah baru agar semua orang di pinggir jalan dipaksa masuk ke dalam ruang atau pesta perjamuan itu. Ketika pesta akan dimulai, maka seluruh ruangan sudah terisi penuh. Berarti tamu undangan sudah bakal tidak mendapat tempat lagi di sana. Jadi mereka tidak dapat menikmati perjamauan agung itu. Semoga kita tidak mudah menjadi orang yang selalu berdalih jika Tuhan memanggil dan membutuhkan kaki dan tangan kita untuk melaksanakan karya-karyaNya.
SENIN, 02 NOVEMBER 2009
Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.2Kor.4:14-5:1; Mzm.130:1-2.3-4.5-6a.6-7.8; Luk.23:33.39-43.
Hari ini ada Peringatan Arwah Semua orang Beriman. Apa arti penting peringatan ini? Pertama, maknanya harus dilihat terkait dengan hari Raya 1 November kemarin. Kemarin kita merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus. Mereka adalah “gereja yang sudah menang berjaya.” Termasuk dalam kelompok ini ialah arwah semua orang beriman (perhatikan bahwa tidak dikatakan hanya orang beriman Kristiani saja, melainkan hanya orang beriman saja). Mereka sudah termasuk dalam gereja yang menang dan berjaya. Kedua, kita yang masih di dunia ini adalah gereja yang “sedang berjuang,” atau “gereja pejuang.” Semoga berkat teladan para kudus dan semua orang beriman yang sudah meninggal, kita dibuat mampu mengikuti mereka dan masuk ke dalam persekutuan para kudus di surga, communion sanctorum. Injil hari ini, mengisahkan kepada kita tentang dua penjahat yang disalibkan bersama Yesus. Yang satu di sebelah kanan dan yang satu di sebelah kiri. Mereka mempunyai sikap yang berbeda terhadap fakta derita Yesus. Yang satu ikut-ikutan mempersalahkan Yesus tetapi juga berharap agar Yesus bisa menyelamatkan diri dan juga dia dari salib. Yang lain tidak demikian. Ia merasa sudah sepatutnya dihukum karena ia salah. Tetapi Yesus, sebenarnya tidak pantas dihukum. Maka ia pun berdoa agar Yesus sudi mengingat dirinya tatkala Yesus datang sebagai Raja. Mendengar permohonan itu, Yesus pun saat itu juga langsung menjanjikan kerajaan Surga bagi si penjahat yang bertobat itu. Ia langsung masuk ke dalam persekutuan para kudus, ke dalam communio sanctorum. Semoga kita pun didapati seperti penjahat yang tahu diri dan bertobat ini.
BcE.2Kor.4:14-5:1; Mzm.130:1-2.3-4.5-6a.6-7.8; Luk.23:33.39-43.
Hari ini ada Peringatan Arwah Semua orang Beriman. Apa arti penting peringatan ini? Pertama, maknanya harus dilihat terkait dengan hari Raya 1 November kemarin. Kemarin kita merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus. Mereka adalah “gereja yang sudah menang berjaya.” Termasuk dalam kelompok ini ialah arwah semua orang beriman (perhatikan bahwa tidak dikatakan hanya orang beriman Kristiani saja, melainkan hanya orang beriman saja). Mereka sudah termasuk dalam gereja yang menang dan berjaya. Kedua, kita yang masih di dunia ini adalah gereja yang “sedang berjuang,” atau “gereja pejuang.” Semoga berkat teladan para kudus dan semua orang beriman yang sudah meninggal, kita dibuat mampu mengikuti mereka dan masuk ke dalam persekutuan para kudus di surga, communion sanctorum. Injil hari ini, mengisahkan kepada kita tentang dua penjahat yang disalibkan bersama Yesus. Yang satu di sebelah kanan dan yang satu di sebelah kiri. Mereka mempunyai sikap yang berbeda terhadap fakta derita Yesus. Yang satu ikut-ikutan mempersalahkan Yesus tetapi juga berharap agar Yesus bisa menyelamatkan diri dan juga dia dari salib. Yang lain tidak demikian. Ia merasa sudah sepatutnya dihukum karena ia salah. Tetapi Yesus, sebenarnya tidak pantas dihukum. Maka ia pun berdoa agar Yesus sudi mengingat dirinya tatkala Yesus datang sebagai Raja. Mendengar permohonan itu, Yesus pun saat itu juga langsung menjanjikan kerajaan Surga bagi si penjahat yang bertobat itu. Ia langsung masuk ke dalam persekutuan para kudus, ke dalam communio sanctorum. Semoga kita pun didapati seperti penjahat yang tahu diri dan bertobat ini.
Sabtu, 31 Oktober 2009
SABTU, 31 OKTOBER 2009
Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Rm.11:1-2a.11-12.25-29; Mzm.94:12-13a.14-15; Luk.14:1.7-11.
Hari ini ada peringatan wajib S.Alfonsus Rodriguez. Ada serikat hidup bakti yang merayakan hari wafat Pendiri (JMJ). Mari kita mengenang mereka dalam hidup dan doa kita masing-masing. Injil hari ini, berbicara tentang sopan santun dalam memenuhi undangan seseorang. Etiket yang diajarkan Yesus ialah bahwa orang harus menempatkan diri pada tempat yang rendah. Tidak usah harus menonjol-nonjolkan diri. Yesus terdorong mengungkapkan perumpamaan ini karena melihat bagaimana orang sibuk mencari tempat terhormat dalam pesta. Sebab memang begitulah adat kebiasaan Yahudi pada jaman itu. Apalagi kalau Rabi yang datang ke tempat pesta. Pasti ia berusaha mencari tempat terhormat. Melihat itu Yesus menyatakan bahwa orang harus datang dan menempatkan diri pada tempat rendah. Agar jangan sampai kita direndahkan karena terlalu meninggikan diri. Sebab menurut Yesus, barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan, dan barangsiapa yang merendahkan diri, ia akan ditinggikan. Semoga hal ini dapat menjadi sebuah pelajaran berharga bagi kita semua. Tetapi itu tidak berarti bahwa di gereja kita harus mencari tempat-tempat yang paling belakang. Di gereja kita harus mencari tempat yang sepatutnya, tanpa sampai harus rebutan dengan orang lain. Perlu ketenangan. Sebab sekali lagi, siapa meninggikan diri akan direndahkan, dan siapa merendahkan diri akan ditinggikan.
BcE.Rm.11:1-2a.11-12.25-29; Mzm.94:12-13a.14-15; Luk.14:1.7-11.
Hari ini ada peringatan wajib S.Alfonsus Rodriguez. Ada serikat hidup bakti yang merayakan hari wafat Pendiri (JMJ). Mari kita mengenang mereka dalam hidup dan doa kita masing-masing. Injil hari ini, berbicara tentang sopan santun dalam memenuhi undangan seseorang. Etiket yang diajarkan Yesus ialah bahwa orang harus menempatkan diri pada tempat yang rendah. Tidak usah harus menonjol-nonjolkan diri. Yesus terdorong mengungkapkan perumpamaan ini karena melihat bagaimana orang sibuk mencari tempat terhormat dalam pesta. Sebab memang begitulah adat kebiasaan Yahudi pada jaman itu. Apalagi kalau Rabi yang datang ke tempat pesta. Pasti ia berusaha mencari tempat terhormat. Melihat itu Yesus menyatakan bahwa orang harus datang dan menempatkan diri pada tempat rendah. Agar jangan sampai kita direndahkan karena terlalu meninggikan diri. Sebab menurut Yesus, barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan, dan barangsiapa yang merendahkan diri, ia akan ditinggikan. Semoga hal ini dapat menjadi sebuah pelajaran berharga bagi kita semua. Tetapi itu tidak berarti bahwa di gereja kita harus mencari tempat-tempat yang paling belakang. Di gereja kita harus mencari tempat yang sepatutnya, tanpa sampai harus rebutan dengan orang lain. Perlu ketenangan. Sebab sekali lagi, siapa meninggikan diri akan direndahkan, dan siapa merendahkan diri akan ditinggikan.
JUM'AT, 30 OKTOBER 2009
Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Rm.9:1-5; Mzm.147:12-13.14-15.19-20; Luk.14:1-6.
Hari ini ada peringatan fakultatif Beato Angelus dari Acri dan Dominikus Collins. Mari kita mengenang mereka dalam hidup dan doa kita masing-masing. Injil hari ini, mementaskan salah satu adegan terkenal dalam hidup Yesus, yaitu merombak pelaksanaan Sabat. Secara tradisional ditetapkan bahwa pada Sabat orang tidak boleh melakukan pekerjaan apa pun. Orang harus berdiam total. Tetapi pertanyaannya ialah bagaimana dengan hal melakukan pekerjaan yang baik yang menuntut tindakan yang segera, demi menyelamatkan dan membebaskan hidup seseorang? Misalnya, dokter yang harus mengoperasi seorang ibu demi menyelamatkan sang ibu dan anak dalam rahimnya. Kalau ia menunda setelah lewat Sabat maka ibu tidak tertolong dan demikian juga anak. Pada suatu hari Sabat, di rumah seorang pemimpin Farisi, ada seorang yang sakit busung air. Ia memohon kesembuhan dari Yesus. Yesus tahu ada larangan melakukan pekerjaan pada Sabat. Tetapi di hadapanNya berdiri seorang manusia menderita. Maka Ia mau menolong orang itu, biarpun hari itu hari Sabat. Sebab kalau seekor anak lembu terperosok ke sumur, pasti pemilik menariknya keluar, biarpun itu Sabat. Hari ini, ada manusia terbelenggu penyakit. Ia segera harus disembuhkan. Itu yang dilakukan Yesus. Semoga kita berani melakukan sesuatu demi kemanusiaan, dan bukan demi ketaatan dalam pelaksanaan hukum belaka.
BcE.Rm.9:1-5; Mzm.147:12-13.14-15.19-20; Luk.14:1-6.
Hari ini ada peringatan fakultatif Beato Angelus dari Acri dan Dominikus Collins. Mari kita mengenang mereka dalam hidup dan doa kita masing-masing. Injil hari ini, mementaskan salah satu adegan terkenal dalam hidup Yesus, yaitu merombak pelaksanaan Sabat. Secara tradisional ditetapkan bahwa pada Sabat orang tidak boleh melakukan pekerjaan apa pun. Orang harus berdiam total. Tetapi pertanyaannya ialah bagaimana dengan hal melakukan pekerjaan yang baik yang menuntut tindakan yang segera, demi menyelamatkan dan membebaskan hidup seseorang? Misalnya, dokter yang harus mengoperasi seorang ibu demi menyelamatkan sang ibu dan anak dalam rahimnya. Kalau ia menunda setelah lewat Sabat maka ibu tidak tertolong dan demikian juga anak. Pada suatu hari Sabat, di rumah seorang pemimpin Farisi, ada seorang yang sakit busung air. Ia memohon kesembuhan dari Yesus. Yesus tahu ada larangan melakukan pekerjaan pada Sabat. Tetapi di hadapanNya berdiri seorang manusia menderita. Maka Ia mau menolong orang itu, biarpun hari itu hari Sabat. Sebab kalau seekor anak lembu terperosok ke sumur, pasti pemilik menariknya keluar, biarpun itu Sabat. Hari ini, ada manusia terbelenggu penyakit. Ia segera harus disembuhkan. Itu yang dilakukan Yesus. Semoga kita berani melakukan sesuatu demi kemanusiaan, dan bukan demi ketaatan dalam pelaksanaan hukum belaka.
KAMIS, 29 OKTOBER 2009
Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Rm.8:31b-39; Mzm.109:21-22.26-27.30-31; Luk.13:31-35.
Hari ini ada peringatan wajib Beato Michaelis Rua. Mari kita mengenang dia dalam hidup dan doa kita masing-masing. Injil hari ini, berbicara tentang dua hal. Pertama, mengenai perjalanan Yesus ke Yerusalem. Orang-orang Farisi berusaha mencegah perjalanan itu, karena ada ancaman terhadap hidup Yesus yang dilakukan Herodes. Terhadap hal itu Yesus menanggapi dengan pernyataan bahwa Ia mau melanjutkan perjalanan ke Yerusalem karena “tidak selayaknya seorang nabi, mati dibunuh di luar Yerusalem.” Kedua, mengenai ratapan Yesus atas Yerusalem. Yerusalem mempunyai sejarah panjang dalam hal kekejaman terhadap para nabi. Sudah ada banyak nabi yang mati dibunuh di Yerusalem. Nasib itu juga kini bakal mengancam hidup Yesus sendiri. Itulah yang menjadi penyebab Yesus merasa sedih dan mau mengeluh terhadap Yerusalem. Sesungguhnya Ia mau datang dan memperlakukan Yerusalem seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah naungan kepak sayapnya, tetapi karena mereka menolak maka mereka pun akan tercerai-berai. Yerusalem akan dihancurkan. Semoga pada hari ini kita tidak menjadi orang yang tidak mau menerima Yesus. Sebaliknya, kita harus dengan rendah hati membuka hati dan seluruh diri kita untuk menerima Yesus dalam hidup kita, agar Yesus sudi mengatur dan menyelenggarakan hidup kita dari hari ke hari, dari waktu ke waktu.
BcE.Rm.8:31b-39; Mzm.109:21-22.26-27.30-31; Luk.13:31-35.
Hari ini ada peringatan wajib Beato Michaelis Rua. Mari kita mengenang dia dalam hidup dan doa kita masing-masing. Injil hari ini, berbicara tentang dua hal. Pertama, mengenai perjalanan Yesus ke Yerusalem. Orang-orang Farisi berusaha mencegah perjalanan itu, karena ada ancaman terhadap hidup Yesus yang dilakukan Herodes. Terhadap hal itu Yesus menanggapi dengan pernyataan bahwa Ia mau melanjutkan perjalanan ke Yerusalem karena “tidak selayaknya seorang nabi, mati dibunuh di luar Yerusalem.” Kedua, mengenai ratapan Yesus atas Yerusalem. Yerusalem mempunyai sejarah panjang dalam hal kekejaman terhadap para nabi. Sudah ada banyak nabi yang mati dibunuh di Yerusalem. Nasib itu juga kini bakal mengancam hidup Yesus sendiri. Itulah yang menjadi penyebab Yesus merasa sedih dan mau mengeluh terhadap Yerusalem. Sesungguhnya Ia mau datang dan memperlakukan Yerusalem seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah naungan kepak sayapnya, tetapi karena mereka menolak maka mereka pun akan tercerai-berai. Yerusalem akan dihancurkan. Semoga pada hari ini kita tidak menjadi orang yang tidak mau menerima Yesus. Sebaliknya, kita harus dengan rendah hati membuka hati dan seluruh diri kita untuk menerima Yesus dalam hidup kita, agar Yesus sudi mengatur dan menyelenggarakan hidup kita dari hari ke hari, dari waktu ke waktu.
Langganan:
Postingan (Atom)