Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Kej.3:9-15.20; Ef.1:36.11-12; Luk.1:26-38.
Hari ini hari Raya SP Maria Dikandung Tanpa Dosa. Ini adalah perayaan besar dalam kalender liturgi kita. Itu sebabnya perayaan ini dirayakan oleh seluruh gereja dan banyak serikat hidup bakti (lihat kalender liturgi kita). Injil hari ini, berkisah tentang kelahiran Yesus. Spontan saya mengajukan pertanyaan kritis: apa hubungan Injil ini dengan hari raya yang kita rayakan? Tidak mudah menjawabnya. Tetapi kiranya sbb: oleh karena Maria bersedia menjadi bunda penebus (mater redemptoris), sabda yang menjadi manusia, maka sang bunda pun diyakini dan dirayakan sebagai orang yang tidak berdosa. Keyakinan bahwa ia tidak berdosa itulah yang dirayakan dalam perayaan ini. Maria seutuhnya menyediakan diri bagi pelaksanaan rencana dan kehendak Allah untuk menyelamatkan manusia. Kerela-sediaan Maria itu tampak dalam jawaban Maria di akhir perikopa: aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu. Kerela-sediaan Maria dipertentangkan dengan tragedi Hawa dalam Bac.I. Berbeda dengan Maria, Hawa mendengar godaan setan dan dengan itu ia jatuh ke dalam dosa. Tetapi pembangkangan Hawa, dipulihkan dalam kerela-sediaan Maria. Bac.II menyediakan kunci bagi kita untuk memahami status keterpilihan Maria secara istimewa. Dalam teks itu kita baca: Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya. Apa yang berlaku bagi semua orang beriman, berlaku secara khusus dan istimewa bagi Bunda Penebus. Itulah yang kita rayakan hari ini. Bagi kita orang Katolik hari raya ini sangat istimewa, sebab Maria adalah teladan kita dalam iman dan cinta kasih.
Selasa, 08 Desember 2009
SENIN, 07 DESEMBER 2009
Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Yes.35:1-10; Mzm.85:9ab-10.11-12.13-14; Luk.5:17-26.
Hari ini hari Adven kesembilan. Ada Peringatan St.Ambrosius. Mari kita kenang dia dalam hidup dan doa kita. Injil hari ini berkisah tentang penyembuhan seorang lumpuh. Tuhan Yesus sedang mengajar dan menyembuhkan. Lalu datang sekelompok orang mengusung orang lumpuh untuk disembuhkan. Tetapi mereka sulit mendekati Yesus yang dikelilingi banyak orang. Mereka tidak putus asa. Mereka cari cara. Mereka kreatif. Menerobos atap rumah pun jadi, asalkan bisa sampai ke dekat Yesus. Mereka berusaha untuk terwujudnya keinginan mereka. Ketika orang lumpuh itu sudah diturunkan ke dekat Tuhan Yesus, Ia hanya melihat satu hal tampak dalam wajah dan tatapan mereka: iman. Itulah yang menyelamatkan dia. Iman itulah yang memungkinkan terjadinya mukjizat penyembuhan. Iman itulah yang mendatangkan pengampunan dosa. Tetapi sebuah perbuatan besar dari orang besar selalu menimbulkan perdebatan, pro-kontra. Itu juga terjadi di sini. Perbuatan Yesus dipersoalkan oleh orang Farisi dan ahli taurat. Tetapi mereka tidak dapat berbuat banyak ketika orang lumpuh itu bangun. Semua orang takjub dan memuji Allah. Dua hal patut diajukan sebagai pelajaran berharga. Pertama, jangan pernah putus asa untuk datang ke Yesus. Mungkin ada banyak rintangan, tetapi harus datang ke hadapanNya. Di hadapanNya ada kesembuhan, ada hidup, ada kekuatan. Kedua, jangan pernah melupakan Tuhan sumber segala rahmat, segala mukjizat yang terjadi dalam hidup kita. Sikap memuliakan Allah, harus menjadi reaksi dan sikap spontan kita sebagai orang beriman.
BcE.Yes.35:1-10; Mzm.85:9ab-10.11-12.13-14; Luk.5:17-26.
Hari ini hari Adven kesembilan. Ada Peringatan St.Ambrosius. Mari kita kenang dia dalam hidup dan doa kita. Injil hari ini berkisah tentang penyembuhan seorang lumpuh. Tuhan Yesus sedang mengajar dan menyembuhkan. Lalu datang sekelompok orang mengusung orang lumpuh untuk disembuhkan. Tetapi mereka sulit mendekati Yesus yang dikelilingi banyak orang. Mereka tidak putus asa. Mereka cari cara. Mereka kreatif. Menerobos atap rumah pun jadi, asalkan bisa sampai ke dekat Yesus. Mereka berusaha untuk terwujudnya keinginan mereka. Ketika orang lumpuh itu sudah diturunkan ke dekat Tuhan Yesus, Ia hanya melihat satu hal tampak dalam wajah dan tatapan mereka: iman. Itulah yang menyelamatkan dia. Iman itulah yang memungkinkan terjadinya mukjizat penyembuhan. Iman itulah yang mendatangkan pengampunan dosa. Tetapi sebuah perbuatan besar dari orang besar selalu menimbulkan perdebatan, pro-kontra. Itu juga terjadi di sini. Perbuatan Yesus dipersoalkan oleh orang Farisi dan ahli taurat. Tetapi mereka tidak dapat berbuat banyak ketika orang lumpuh itu bangun. Semua orang takjub dan memuji Allah. Dua hal patut diajukan sebagai pelajaran berharga. Pertama, jangan pernah putus asa untuk datang ke Yesus. Mungkin ada banyak rintangan, tetapi harus datang ke hadapanNya. Di hadapanNya ada kesembuhan, ada hidup, ada kekuatan. Kedua, jangan pernah melupakan Tuhan sumber segala rahmat, segala mukjizat yang terjadi dalam hidup kita. Sikap memuliakan Allah, harus menjadi reaksi dan sikap spontan kita sebagai orang beriman.
Rabu, 02 Desember 2009
SABTU, 05 DESEMBER 2009
Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE. Yes.30:19-21.23-26; Mzm.147:1-2.3-4.5-6; Mat.9:35-10:1.6-8.
Ini hari ketujuh adven. Hari ini ada Peringatan S.Philippus Rinaldi, peringatan B.Bartolomeus Fanti, Sabas. Mari kita kenang mereka dalam hidup dan doa. Injil hari ini, mengisahkan tentang dua hal penting. Pertama, Tuhan yang menampakkan belas-kasihanNya kepada orang banyak. Selama ini, Tuhan sudah mengadakan perjalanan berkeliling. Dalam kesempatan itu Ia mengajar di rumah ibadat. Ia memberitakan Injil Kerajaan Surga. Ia menyembuhkan orang dari segala penyakit dan kelemahan. Inilah konsekwensi Kerajaan Surga. Banyak orang mengikuti Dia. Hati-Nya pun tergerak oleh belas-kasihan, misericordia, hati yang prihatin. Jelas bahwa tuaian banyak, tetapi pekerja sedikit. Maka perlu diminta tambahan tenaga pekerja untuk menuai panenan itu agar tidak busuk. Itulah yang ditugaskan Tuhan kepada muridNya. Kedua, kisah panggilan kedua belas rasul dan terutama pengutusan mereka. Tuhan memanggil kedua belas muridNya. Tuhan juga memberikan kepada mereka kuasa untuk mengerjakan tanda-tanda ajaib. Mereka juga diutus Tuhan sendiri. Mereka diutus untuk pergi ke domba-domba yang hilang dari Israel. Tugas mereka jelas: mewartakan bahwa kerajaan surga sudah dekat. Tidak lupa mereka harus memperlihatkan tanda-tanda kehadiran kerajaan itu. Yakni dalam mukjizat penyembuhan. Menarik bahwa seluruh rangkaian injil ini ditutup dengan ucapan indah: Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Jelas yang dimaksud ialah karunia rahmat yang mereka peroleh dari Tuhan. Karunia itu tidak dimaksudkan untuk ditampung dan dinikmati sendiri, melainkan dibagi-bagikan kepada orang lain. Itu inspirasi sekaligus tantangan bagi kita semua.
BcE. Yes.30:19-21.23-26; Mzm.147:1-2.3-4.5-6; Mat.9:35-10:1.6-8.
Ini hari ketujuh adven. Hari ini ada Peringatan S.Philippus Rinaldi, peringatan B.Bartolomeus Fanti, Sabas. Mari kita kenang mereka dalam hidup dan doa. Injil hari ini, mengisahkan tentang dua hal penting. Pertama, Tuhan yang menampakkan belas-kasihanNya kepada orang banyak. Selama ini, Tuhan sudah mengadakan perjalanan berkeliling. Dalam kesempatan itu Ia mengajar di rumah ibadat. Ia memberitakan Injil Kerajaan Surga. Ia menyembuhkan orang dari segala penyakit dan kelemahan. Inilah konsekwensi Kerajaan Surga. Banyak orang mengikuti Dia. Hati-Nya pun tergerak oleh belas-kasihan, misericordia, hati yang prihatin. Jelas bahwa tuaian banyak, tetapi pekerja sedikit. Maka perlu diminta tambahan tenaga pekerja untuk menuai panenan itu agar tidak busuk. Itulah yang ditugaskan Tuhan kepada muridNya. Kedua, kisah panggilan kedua belas rasul dan terutama pengutusan mereka. Tuhan memanggil kedua belas muridNya. Tuhan juga memberikan kepada mereka kuasa untuk mengerjakan tanda-tanda ajaib. Mereka juga diutus Tuhan sendiri. Mereka diutus untuk pergi ke domba-domba yang hilang dari Israel. Tugas mereka jelas: mewartakan bahwa kerajaan surga sudah dekat. Tidak lupa mereka harus memperlihatkan tanda-tanda kehadiran kerajaan itu. Yakni dalam mukjizat penyembuhan. Menarik bahwa seluruh rangkaian injil ini ditutup dengan ucapan indah: Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Jelas yang dimaksud ialah karunia rahmat yang mereka peroleh dari Tuhan. Karunia itu tidak dimaksudkan untuk ditampung dan dinikmati sendiri, melainkan dibagi-bagikan kepada orang lain. Itu inspirasi sekaligus tantangan bagi kita semua.
JUM'AT, 04 DESEMBER 2009
Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransibm)
BcE.Yes.29:17-24; Mzm.27:1.4.13-14; Mat.9:27-31.
Ini hari keenam adven. Hari ini ada Peringatan St.Yohanes Damsyik, B.Adolph Kopling. Mari kita kenang mereka dalam hidup dan doa kita. Injil mengisahkan tentang tindakan Yesus menyembuhkan mata dua orang buta. Menarik bahwa ada dua orang buta yang mengikuti Yesus dalam perjalananNya. Mereka mengikuti Tuhan sambil berseru-seru meminta belas-kasih. Mereka tidak minta uang atau makanan, sesuatu yang jasmaniah demi perut. Mereka minta kesembuhan. Ketika Tuhan sudah sampai di suatu kampung, barulah Ia memberi kesempatan kepada kedua orang itu untuk menghadap. Jadi, ada perjuangan panjang bagi kedua orang buta itu (mengikuti Yesus, dan sepanjang jalan berseru meminta agar Tuhan mengasihi mereka). Di kampung itu, Yesus menantang iman mereka. Ternyata mereka percaya atas kemampuan istimewa Tuhan untuk menyembuhkan. Di atas kepercayaan itu, Tuhan mengerjakan mukjizat penyembuhan dengan kata-kata sbb: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.” Jadi, Tuhan tidak mengerjakan sesuatu yang lain selain dari apa yang mereka minta dengan penuh iman dan kepercayaan. Terjadilah mukjizat agung itu: Dari buta, lalu mereka dapat melihat. Jelas itu perbuatan baik. Perbuatan bagi pasti selalu “mewartakan” atau “menebarkan” diri sendiri. Biarpun tidak dibicarakan, tetapi orang bisa melihatnya dengan jelas. Itu yang terjadi, mukjizat penyembuhan itu terdengar dan diketahui banyak orang. Pernahkah kita mendapat mukjizat dari Tuhan dalam hidup kita? Pernahkah kita dengan berani memuliakan nama Tuhan di tengah masyarakat karena pengalaman agung dan mulia itu? Ini sebuah tantangan bagi kita semua.
BcE.Yes.29:17-24; Mzm.27:1.4.13-14; Mat.9:27-31.
Ini hari keenam adven. Hari ini ada Peringatan St.Yohanes Damsyik, B.Adolph Kopling. Mari kita kenang mereka dalam hidup dan doa kita. Injil mengisahkan tentang tindakan Yesus menyembuhkan mata dua orang buta. Menarik bahwa ada dua orang buta yang mengikuti Yesus dalam perjalananNya. Mereka mengikuti Tuhan sambil berseru-seru meminta belas-kasih. Mereka tidak minta uang atau makanan, sesuatu yang jasmaniah demi perut. Mereka minta kesembuhan. Ketika Tuhan sudah sampai di suatu kampung, barulah Ia memberi kesempatan kepada kedua orang itu untuk menghadap. Jadi, ada perjuangan panjang bagi kedua orang buta itu (mengikuti Yesus, dan sepanjang jalan berseru meminta agar Tuhan mengasihi mereka). Di kampung itu, Yesus menantang iman mereka. Ternyata mereka percaya atas kemampuan istimewa Tuhan untuk menyembuhkan. Di atas kepercayaan itu, Tuhan mengerjakan mukjizat penyembuhan dengan kata-kata sbb: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.” Jadi, Tuhan tidak mengerjakan sesuatu yang lain selain dari apa yang mereka minta dengan penuh iman dan kepercayaan. Terjadilah mukjizat agung itu: Dari buta, lalu mereka dapat melihat. Jelas itu perbuatan baik. Perbuatan bagi pasti selalu “mewartakan” atau “menebarkan” diri sendiri. Biarpun tidak dibicarakan, tetapi orang bisa melihatnya dengan jelas. Itu yang terjadi, mukjizat penyembuhan itu terdengar dan diketahui banyak orang. Pernahkah kita mendapat mukjizat dari Tuhan dalam hidup kita? Pernahkah kita dengan berani memuliakan nama Tuhan di tengah masyarakat karena pengalaman agung dan mulia itu? Ini sebuah tantangan bagi kita semua.
KAMIS, 03 DESEMBER 2009
Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.1Kor.9:16-19.22-23; Mzm.117:1.2; Mrk.16:15-20.
Hari kelima adven. Hari ini ada Pesta St.Fransiskus Xaverius yang dirayakan beberapa serikat hidup bakti. Mari kita kenang dia dalam hidup dan doa. Injil hari ini menceritakan tentang pengutusan para murid. Tuhan Yesus memberi satu tugas utama, yakni memberitakan injil kepada segala makhluk. Perhatikan: injil diberitakan kepada segala makhluk. Bukan hanya untuk manusia, juga tidak dimonopoli manusia. Hasil pewartaan ialah muncul dua reaksi. Ada yang percaya dan dibaptis. Mereka selamat. Ada yang tidak percaya. Mereka dihukum. Kelompok yang percaya ditandai tanda agung: kemampuan mengerjakan tanda ajaib (mengusir setan, berbicara dalam bahasa baru, memegang ular, minum racun tetapi tidak mati, tidak celaka, menyembuhkan orang sakit). Lalu dikisahkan bahwa Tuhan terangkat ke surga dan duduk di sisi kanan Allah. Kita membaca injil ini karena pesta istimewa St.Fransiskus Xaverius. Istimewa karena dia adalah salah satu rasul para bangsa yang dengan tekun dan semangat melaksanakan perintah Tuhan. Juga amat penting, karena dia adalah salah satu penginjil yang sampai ke tanah air, tepatnya di Ternate dan di Flores/Timor. Tidak berlebihan kalau kita merayakan beliau sebagai rasul agung yang berani memberitakan injil. Semoga ini menjadi motivasi, pendorong kita untuk menjadi penginjil, misionaris, dengan cara dan porsi masing-masing. Sebab dengan baptis kita diangkat menjadi pewarta, misionaris. Semoga kita mampu menghayati dan melaksanakan tugas itu.
BcE.1Kor.9:16-19.22-23; Mzm.117:1.2; Mrk.16:15-20.
Hari kelima adven. Hari ini ada Pesta St.Fransiskus Xaverius yang dirayakan beberapa serikat hidup bakti. Mari kita kenang dia dalam hidup dan doa. Injil hari ini menceritakan tentang pengutusan para murid. Tuhan Yesus memberi satu tugas utama, yakni memberitakan injil kepada segala makhluk. Perhatikan: injil diberitakan kepada segala makhluk. Bukan hanya untuk manusia, juga tidak dimonopoli manusia. Hasil pewartaan ialah muncul dua reaksi. Ada yang percaya dan dibaptis. Mereka selamat. Ada yang tidak percaya. Mereka dihukum. Kelompok yang percaya ditandai tanda agung: kemampuan mengerjakan tanda ajaib (mengusir setan, berbicara dalam bahasa baru, memegang ular, minum racun tetapi tidak mati, tidak celaka, menyembuhkan orang sakit). Lalu dikisahkan bahwa Tuhan terangkat ke surga dan duduk di sisi kanan Allah. Kita membaca injil ini karena pesta istimewa St.Fransiskus Xaverius. Istimewa karena dia adalah salah satu rasul para bangsa yang dengan tekun dan semangat melaksanakan perintah Tuhan. Juga amat penting, karena dia adalah salah satu penginjil yang sampai ke tanah air, tepatnya di Ternate dan di Flores/Timor. Tidak berlebihan kalau kita merayakan beliau sebagai rasul agung yang berani memberitakan injil. Semoga ini menjadi motivasi, pendorong kita untuk menjadi penginjil, misionaris, dengan cara dan porsi masing-masing. Sebab dengan baptis kita diangkat menjadi pewarta, misionaris. Semoga kita mampu menghayati dan melaksanakan tugas itu.
RABU, 02 DESEMBER 2009
Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Yes.25:6-10b; Mzm.23:1-3a.3b-4.5.6; Mat.15:29-37.
Hari keempat Adven. Hari ini ada Peringatan Maria Angela Astorch, St.Edmund Campion, St.Robertus Southwell, dkk. Mari kita kenang mereka dalam hidup dan doa kita. Injil hari ini mengisahkan kepada kita dua mukjizat yang dikerjakan Tuhan. Pertama, Ia menyembuhkan banyak orang sakit (ay.29-31): orang lumpuh, orang buta, orang timpang, orang bisu, dan masih banyak penyakit lain. Seperti penyembuhan massal. Hasilnya ialah orang kagum dan memuliakan Allah Israel. Diyakini Allah berkarya dalam dan melalui Tuhan Yesus. Kedua, Ia memberi makan empat ribu orang (ay.32-37). Hal itu diawali oleh satu peristiwa dalam hati Yesus. Hati Yesus tergerak oleh belas kasihan, misericordia, karena orang banyak yang datang mendengarkan Dia selama tiga hari dan tidak pulang. Yesus terpanggil melakukan sesuatu bagi mereka. Ada pada mereka tujuh roti dan beberapa ekor ikan kecil. Lalu Yesus mengambil roti dan ikan itu, mengucap-syukur dan memecahkan roti itu dan dibagikan. Seperti perayaan ekaristi. Dan terjadilah mukjizat itu: semua orang makan sampai kenyang. Inilah inti mukjizat: semua orang makan sampai kenyang (bukan penggandaan roti). Setelah perjamuan bersama itu Yesus menyuruh mereka pulang. Ada kelegaan. Memberimiseri per-hati-an itu amat penting. Hati yang tergerak oleh belas-kasihan (misericordia) adalah awal untuk melakukan tindakan kemanusiaan. Tanpa hati yang tergerak, orang tetap akan menjadi seperti batu. Dan hati yang membantu berarti sama dengan mati.
BcE.Yes.25:6-10b; Mzm.23:1-3a.3b-4.5.6; Mat.15:29-37.
Hari keempat Adven. Hari ini ada Peringatan Maria Angela Astorch, St.Edmund Campion, St.Robertus Southwell, dkk. Mari kita kenang mereka dalam hidup dan doa kita. Injil hari ini mengisahkan kepada kita dua mukjizat yang dikerjakan Tuhan. Pertama, Ia menyembuhkan banyak orang sakit (ay.29-31): orang lumpuh, orang buta, orang timpang, orang bisu, dan masih banyak penyakit lain. Seperti penyembuhan massal. Hasilnya ialah orang kagum dan memuliakan Allah Israel. Diyakini Allah berkarya dalam dan melalui Tuhan Yesus. Kedua, Ia memberi makan empat ribu orang (ay.32-37). Hal itu diawali oleh satu peristiwa dalam hati Yesus. Hati Yesus tergerak oleh belas kasihan, misericordia, karena orang banyak yang datang mendengarkan Dia selama tiga hari dan tidak pulang. Yesus terpanggil melakukan sesuatu bagi mereka. Ada pada mereka tujuh roti dan beberapa ekor ikan kecil. Lalu Yesus mengambil roti dan ikan itu, mengucap-syukur dan memecahkan roti itu dan dibagikan. Seperti perayaan ekaristi. Dan terjadilah mukjizat itu: semua orang makan sampai kenyang. Inilah inti mukjizat: semua orang makan sampai kenyang (bukan penggandaan roti). Setelah perjamuan bersama itu Yesus menyuruh mereka pulang. Ada kelegaan. Memberimiseri per-hati-an itu amat penting. Hati yang tergerak oleh belas-kasihan (misericordia) adalah awal untuk melakukan tindakan kemanusiaan. Tanpa hati yang tergerak, orang tetap akan menjadi seperti batu. Dan hati yang membantu berarti sama dengan mati.
Selasa, 01 Desember 2009
SELASA, 01 DESEMBER 2009
Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Yes.11:1-10; Mzm.72:2.7-8.12-13.17; Luk.10:21-24.
Hari ini ada Peringatan wajib Beato Dionisius dan Redemptus, Biarawan/Martir Indonesia. Mari kita kenang mereka dalam hidup dan doa kita. Injil hari ini, menyampaikan Ucapan Syukur dan Bahagia. Seperti tampak dari kedua tema itu, injil membentangkan dua hal yang dilakukan Yesus. Pertama, Ia tampak seperti sedang berdoa, melambungkan pujian dan syukur kepada Bapa. Ini Ia lakukan dalam suasana gembira karena dipenuhi Roh Kudus. Yesus mengucapkan syukur itu karena ada sebuah relasi unik dan erat antara Bapa dan Anak. Baik itu relasi pengetahuan dan hikmat kebijaksanaan, maupun relasi menyangkut martabat kesatuan Bapa dan Anak dan orang yang diperkenankan ikut dalam dinamika relasi itu. Kedua, setelah selesai berdoa, Yesus memandang para murid. Ia memandang dan memberi perhatian khusus kepada mereka. Pada saat itulah Yesus mengucapkan sabda Bahagia. Ia mengatakan bahwa mereka berbahagia karena mereka melihat apa yang telah mereka lihat. Sebab ada banyak orang yang ingin melihat apa yang mereka lihat tetapi tidak melihatnya. Pertanyaannya, apa yang mereka lihat dan alami? Saya kira misteri relasi unik dan dinamis dan persatuan ajaib Bapa dan Putera seperti dilukiskan dalam bagian pertama. Ini hanya pengalaman mereka yang percaya sehingga diperkenankan terlibat dalam misteri persatuan dinamis Bapa dan Putera. Semoga kita layak dan pantas untuk diikut-sertakan dalam kebahagiaan Yesus dalam persatuanNya dengan Bapa.
BcE.Yes.11:1-10; Mzm.72:2.7-8.12-13.17; Luk.10:21-24.
Hari ini ada Peringatan wajib Beato Dionisius dan Redemptus, Biarawan/Martir Indonesia. Mari kita kenang mereka dalam hidup dan doa kita. Injil hari ini, menyampaikan Ucapan Syukur dan Bahagia. Seperti tampak dari kedua tema itu, injil membentangkan dua hal yang dilakukan Yesus. Pertama, Ia tampak seperti sedang berdoa, melambungkan pujian dan syukur kepada Bapa. Ini Ia lakukan dalam suasana gembira karena dipenuhi Roh Kudus. Yesus mengucapkan syukur itu karena ada sebuah relasi unik dan erat antara Bapa dan Anak. Baik itu relasi pengetahuan dan hikmat kebijaksanaan, maupun relasi menyangkut martabat kesatuan Bapa dan Anak dan orang yang diperkenankan ikut dalam dinamika relasi itu. Kedua, setelah selesai berdoa, Yesus memandang para murid. Ia memandang dan memberi perhatian khusus kepada mereka. Pada saat itulah Yesus mengucapkan sabda Bahagia. Ia mengatakan bahwa mereka berbahagia karena mereka melihat apa yang telah mereka lihat. Sebab ada banyak orang yang ingin melihat apa yang mereka lihat tetapi tidak melihatnya. Pertanyaannya, apa yang mereka lihat dan alami? Saya kira misteri relasi unik dan dinamis dan persatuan ajaib Bapa dan Putera seperti dilukiskan dalam bagian pertama. Ini hanya pengalaman mereka yang percaya sehingga diperkenankan terlibat dalam misteri persatuan dinamis Bapa dan Putera. Semoga kita layak dan pantas untuk diikut-sertakan dalam kebahagiaan Yesus dalam persatuanNya dengan Bapa.
Langganan:
Postingan (Atom)