Kamis, 11 Desember 2008

MINGGU, 08 FEBRUARI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M.,

Bac. Ayb.7:1-4.6-7; 1Kor.9:16-19.22-23; Mrk.1:29-39.

Injil Minggu lalu berkisah tentang mukjizat Yesus yang pertama. Injil hari ini berkisah tentang mukjizat-mukjizat Yesus selanjutnya. Antara lain, Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus, juga menyembuhkan banyak orang lain yang sakit dan kerasukan setan. Akibatnya Yesus semakin dikenal. Maka orang pun berbondong-bondong kepadaNya. Itu sebabnya Ia pergi ke tempat baru untuk memberitakan Injil, sebab itulah tujuan Ia datang.

Kalau kita baca Bac.I mungkin kita bertanya, apa kaitan Bac.I ini dengan Injil? Agak sulit menjawabnya. Tetapi menurut saya, kaitan itu dapat dijelaskan sbb: Salah satu penyakit yang bisa disembuhkan Yesus ialah gejala susah tidur (insomnia) yang disebabkan pelbagai sebab. Orang gelisah dalam malam yang merentang panjang. Bisa saja hal seperti itu juga menimpa kita. Kalau hal itu terjadi, kita harus membawa semua itu kepada Yesus, untuk disembuhkan. Kiranya Ia sudi menyembuhkan kita sebagaimana dulu Ia juga menyembuhkan banyak penyakit.

Bac.II berbicara tentang salah satu apologia Paulus akan pewartaannya. Paulus merasa wajib mewartakan Injil, karena hal itu sudah menjadi kewajiban Yesus sendiri (bdk.Injil). Paulus melakukan pemberitaan injil karena hal itu telah ditugaskan Yesus sendiri. Itu sebabnya, ia mau melaksanakan tugas ini dengan sukarela, tanpa upah. Bahkan hal ini menjadi amat terkenal: Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. Para pendeta di gereja tetangga biasanya menutup-nutupi ayat ini karena mereka menekankan persepuluhan.


MINGGU, 01 FEBRUARI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)

Bac.Ul.18:15-20; 1Kor.7:32-35; Mrk.1:21-28.

Injil hari ini mencoba melukiskan kepada kita tentang daya kuasa yang terpancar keluar dari kata-kata dan dari seluruh kepribadian Yesus. Daya kuasa itu amat terasa juga dalam pengajaranNya. Oleh karena itu, para pendengarNya pun menjadi kagum dan terheran-heran. Bahkan roh-roh jahat pun taat kepadaNya. Kalau kita baca dengan baik, menurut Markus inilah mukjizat Yesus yang pertama di depan umum. Perbuatan-perbuatan ajaib itulah yang menyebabkan nama Yesus tersebar ke daerah di sekitarnya.

Kalau kita baca Bac.I maka kita akan spontan bertanya: apa kaitan Injil dengan Bac.I? Yang kita baca dalam kitab Ulangan adalah sebuah nubuat mengenai bakal munculnya seorang nabi di antara bangsa Israel. Tentang nabi yang akan datang itu, Tuhan sendiri berkata demikian: Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya (ay.18). Bagi kita orang Kristiani, nabi yang dinubuatkan kitab Ulangan itu, sudah terpenuhi dalam diri Yesus Kristus. Kita tidak usah menunggu siapa-siapa lagi yang lain.

Yang menjadi agak sulit ialah melihat kaitan antara Bac.II dengan Injil dan Bac.I. Bac.II ini sendiri mungkin dapat dipadatkan dalam nasihat pada bagian awal ayat 32: Aku ingin supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Tetapi penegasan ini saja belum cukup. Mungkin harus dikatakan lebih lanjut sbb: bahwa kalau orang sudah sudi mendengarkan suara Tuhan, juga yang disampaikannya melalui para nabinya yang kudus, maka mereka tidak mempunyai alasan lagi untuk hidup dalam kekuatiran. Itu yang pertama. Kedua, mungkin judul perikopa ini dalam Kitab Suci kita dapat memadatkan apa yang dimaksudkan: Maka saya kitip di sini: Hidup dalam keadaan seperti waktu dipanggil Allah. Hidup dalam keadaan penuh harapan.

MINGGU, 25 JANUARI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)

Bac.Yun.3:1-5.10; 1Kor.7:29-31; Mrk.1:14-20. Ada dua adegan yang dilukiskan dalam Injil. Yang pertama ialah penegasan mukadimah warta Yesus tentang Kerajaan Allah. Kedua, pemilihan murid-murid dan penugasan mereka. Mereka yang tadinya adalah penjala ikan, sekarang dipanggil dan ditugaskan menjadi penjala manusia. Jadi, panggilan dan penugasan baru itu mengubah eksistensi mereka walau tetap memakai metafor yang sama (menjala ikan). Bac.I terkait dengan injil dalam tema dan seruan (tuntutan) tobat yang diwartakan Yunus kepada orang-orang di Niniwe. Yesus dan Yunus sama-sama mewartakan tentang datangnya kerajaan dan pemerintahan Allah yang mengandung pengadilan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi. Datangnya pengadilan itu menuntut pertobatan. Tidak bisa tidak. Maka di hadapan itu, orang harus segera mengambil sikap: entah bertobat atau malah menolak. Sebagaimana kita baca dalam Bac.I bahwa sikap yang ditampakkan sebagai reaksi mereka (orang Niniwe) ialah tobat dan menjadi rendah hati; dan ternyata hal itu berkenan kepada Allah. Maka Allah mengurungkan niatNya menghukum kota itu. Bac.II sesungguhnya membentangkan cara hidup dalam penantian akan datangnya kerajaan itu. Dengan bahasa yang sulit, Paulus melukiskan kenyataan bahwa semua nilai harus dibalikkan, sebab itulah tantangan dari kehadiran kerajaan Allah. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu. Itulah alasan yang diberikan Paulus. Akhirnya, hari Minggu ini menjadi hari istimewa karena ada dua hal ini: hari ini adalah hari raya pertobatan Paulus, yang dirayakan oleh banyak orang. Hari ini juga penting karena hari ini adalah hari penutupan pekan Doa Sedunia untuk Ekumenisme: Ut omnes unum sint, sicut Tu Pater in me, et ego in Te.


MINGGU, 18 JANUARI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)

Bac.1Sam.3:3b-10.19; 1Kor.6:13c-15a.17-20; Yoh.1:15-42. Injil hari ini antara lain mencoba melukiskan tentang murid-murid Yesus yang pertama. Ada yang unik di sini: ternyata mereka tidak dipanggil Yesus, melainkan “dikondisikan” oleh Yohanes yang menunjuk Yesus sambil berkata: “Lihatlah Anak domba Allah.” Kalimat ini sangat akrab di telinga kita karena kita mendengarnya dalam ekaristi. Namun adalah mencolok juga bahwa mereka itu sudah sejak awal mengenal Yesus sebagai Mesias. Memang ada ajakan dari Yesus agar mereka mengikut Dia, tetapi hal itu terjadi sesudah penunjukan oleh Yohanes. Itu berarti, mereka mengikuti Yesus karena dibantu orang lain. Hal lain yang juga perlu digaris-bawahi ialah bahwa setelah mengikuti Yesus maka ada relasi baru dan martabat baru. Salah satu tandanya ialah pengubahan nama Simon menjadi Kefas. Apa yang kita baca dalam Injil sejalan dengan Bac.I yang berbicara tentang kisah panggilan Samuel. Ia yang masih muda ini bisa mengenal panggilan Allah karena “dikondisikan” Elia. Jadi, betapa pentingnya ada dan kehadiran orang lain bagi kita untuk dapat datang kepada dan mengenal Allah. Kehadiran itu bisa berarti hadir dalam keluarga, lingkungan, masyarakat, gereja, paroki, sekolah,dll. Panggilan Allah menyambung pada keterbukaan Samuel. titik sambung Injil dan Bac.I ialah ayat 17 dari Bac.II: “Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.” Ikut dan mendengar panggilan Allah akhirnya bermuara pada satu tujuan: bersatu dengan Allah. Apa konsekwensi persatuan itu? Itulah yang dilukiskan dalam Bac.II. Kalau sudah bersatu dengan Tuhan, maka tubuh untuk Tuhan, bukan untuk percabulan. Kalau Tuhan sudi bersemayam dalam diri kita, maka muliakanlah Allah dengan tubuhmu. Ya ini tidak gampang. Tetapi selalu mungkin. Hari ini juga kita mulai dengan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani. Mari kita berdoa untuk itu.

Selasa, 02 Desember 2008

MINGGU, 28 DESEMBER 2008

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)

BcE: Kej.15:1-6; 21:1-3; Ibr.11:8,11-12,17-19; Luk.2:22-40. Hari ini pesta keluarga kudus. Kalau anda perhatikan kalender liturgi, ada lima tarekat hidup bakti yang merayakannya. Tentu kita merayakannya. Dalam tradisi Katolik, keluarga kudus Nazaret adalah sumber ilham hidup suci dalam keluarga. Kalau kita baca Injil tampak bahwa di sana ada kidung serah-pasrah Simeon yang terkenal itu. Itulah kidung akhir hidup; dalam hidup ini ada banyak pedang; banyak kesulitan, banyak tantangan. Hidup tidak mudah. Tetapi kita dituntut untuk setia dalam doa, sebab keluarga adalah gereja kecil, ecclesia minuscula. Paus Yohanes Paulus II adalah orang yang gigih mempertahankan hidup keluarga, sebab ia yakin bahwa Better marriage holier culture. Dalam Bac.I ada janji Allah kepada Abraham dan ia percaya. Hal itu diperhitungkan sebagai kebenaran. Bac.II adalah kidung pujian akan iman Abraham. Iman itu tampak dalam Simeon dan Maria. Saya kira pesannya jelas. Maka tidak perlu diulang lagi.

SABTU, 27 DESEMBER 2008

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)

BcE: 1Yoh.1:1-4; Mzm.97:1-2,5-6,11-12; Yoh.20:2-8. Hari ini kita ada pesta Santo Yohanes Rasul Penginjil. Ada dua serikat hidup bakti yang merayakan hari ini. Karena itu, injil yang kita baca hari ini diambil dari Yohanes (bukan dari Tahun I). Menarik bahwa walau masih masa natal, kita membaca teks paskah. Karena di sinilah kita baca tentang Yohanes Rasul (Penginjil). Ia bersama Petrus, tetapi sesudah Maria Magdalena, bersama menjadi saksi kunci peristiwa kebangkitan, saksi kunci fakta makam kosong yang diyakini sebagai “bukti” kebangkitan. Menarik juga karena ia berlari lebih cepat dan karena itu tiba lebih dulu di makam. Petrus menyusul. Ia hanya melongok dari luar tetapi tidak masuk ke dalam. Ketika Petrus tiba, ia masuk ke dalam. Tetapi Petrus hanya melihat fakta, dan seakan berhenti pada fakta makam kosong itu. Sedangkan Yohanes yang masuk juga ke makam itu, melihat semuanya, dan ia pun percaya: ia melihatnya dan percaya. Ia meloncat dari fakta makam kosong kepada iman kebangkitan. Tetapi perlu juga dikatakan bahwa injil Yohanes tidak menyebut nama Yohanes. Ia hanya disebut dengan alias: yang dikasihi (1x), murid yang lain (4x). Tetapi tradisi gereja sudah lama mengkaitkan dua sebutan alias ini dengan Yohanes penginjil. Dan kita menerimanya bersama gereja.

JUM'AT, 26 DESEMBER 2008

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)

BcE: Kis.6:8-10; 7:54-59; Mzm.31:3cd-4,6,8ab,16bc,17; Mat.10:17-22. Hari ini amat terkenal dalam sejarah gereja, karena hari ini adalah pesta Stefanus. Terkenal karena dialah martir pertama dalam sejarah Kristianitas. Itu sebabnya hari ini kita baca injil ini; dalam kitab suci diberi judul Penganiayaan yang akan datang dan pengakuan akan Yesus. Penganiayaan ini menyangkut pengakuan akan Yesus. Akan ada kebencian karena Yesus. Akan ada banyak orang yang melawan pengikut Yesus. Injil memberitahukan bahwa hal ini adalah keniscayaan mutlak. Maka kita harus menyiapkan diri. Tetapi ada juga penghiburan yang indah dan menarik. Dikatakan bahwa kita tidak usah cemas mengenai kata-kata pembelaan kita, sebab tepat pada waktu itulah kata-kata itu akan dianugerahkan kepada kita. Roh-lah yang akan berbicara bagi kita. Hari ini kita membaca kesaksian injil mengenai Stefanus yang mati karena nama Yesus. Ia tidak takut mengakui nama Yesus. Ia setia sampai mati. Kadang-kadang kesaksian itu bisa berdarah. Tetapi kita juga harus menghadapinya.

KAMIS, 25 DESEMBER 2008 (SIANG)

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)

BcE: Yes.52:7-10; Ibr.1:1-6; Yoh.1:1-18 (1-5,9-14). Injil kita ialah tentang misteri sabda menjadi daging, verbum caro factum est. Ia datang sebagai terang dunia yang menerangi kita. Ia punya peranan besar dalam karya penciptaan dan penyelamatan Allah. Bac.II membentangkan sejarah pewahyuan Allah dalam dua tahap: tahap Perjanjian Lama melalui para nabi dan pelbagai cara lain, tahap perjanjian Baru melalui PuteraNya sendiri. Di sini juga ditegaskan mengenai peranan Anak dalam karya penciptaan dan penyelamatan. Juga disampaikan tentang martabat Anak Allah itu. Bac.I membentangkan tentang rasa bahagia yang mengiringi pengalaman melihat sang pewarta datang mewartakan Allah. Itulah yang terjadi sekarang, Allah datang menyelamatkan. Reaksi yang tepat ialah bersukacita dan bergembira, bersorak-sorai. Semoga kita semua dapat begembira dalam masa natal ini.

KAMIS, 25 DESEMBER 2008 (FAJAR)

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)

Bce: Yes.62:11-12; Tit.3:4-7; Luk.2:15-20. Di sini kita mendengar reaksi para gembala tatkala mendengar warta malaekat: transeamus usque Betlehem.... Peristiwa itu mengendap dalam lagu natal seperti: gembala kemari cepat-cepat, pergilah ke Betlehem. Lagu yang sangat saya sukai pada masa kanak-kanak, juga sekarang. Ini salah satu tanda ajaib yang mengiringi kelahiran Yesus. Maria menyimpan semuanya dalam hatinya. Dalam Bac.II kita membaca Allah melimpahkan kasih setiaNya kepada kita dalam diri Yesus yang kita rayakan kelahiranNya hari ini. Hari ini shalom Allah menjadi nyata bagi kita. Dalam Bac.I: kita dengar gema-gema awal dari warta para malaekat pada malam natal. Tuhan sendiri mewartakan datangnya shalom bagi umatNya.

KAMIS, 25 DESEMBER 2008 (MALAM)

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)

BcE: Yes.9:1-6; Tit.2:11-14; Luk.2:1-14. Injil hari ini berbicara tentang kelahiran Yesus. Ia lahir secara hina. Dengan itu Ia berpihak pada orang miskin. Itulah yang menjadi fokus Renungan adven K3S. Tetapi kita lihat bagaimana sambutan para gembala dan bagaimana para malaekat mewartakan peristiwa agung itu. Ya, di sini kita sadar bahwa orang kecil mampu melihat hal besar. Bac.II: menegaskan bahwa kita diselamatkan oleh kasih karunia Allah. Kasih karunia itu ialah Yesus yang lahir hari ini. Kasih karunia itu harus mendatangkan transformasi hidup. Kasih karunia yang menyelamatkan itu harus diwartakan. Bac.I berisi warta tentang kelahiran raja damai. Ia membawa pembebasan. Masa sengsara dan penindasan berakhir (diakhiri). Maka akan muncul damai sejahtera. Itu semua karena kasih Allah yang begitu nyata bagi kita. Kita bahagia karena immanuel, Allah besarta kita.

RABU, 24 DESEMBER 2008

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)

BcE 2Sam.7:1-5,8b-12,16; Mzm.89:2-3,4-5,27,29; Luk.1:67-79. Hari ini hari biasa khusus adven. Menjadi luar biasa karena inilah hari terakhir adven. Jika dua hari lalu kita baca kidung Maria, maka hari ini kita mendengar kidung/nyanyian pujian Zakharia. Bagi orang yang membaca offisi ilahi, teks ini juga akrab sebab teks ini didaraskan pada ibadat pagi. Teks ini sangat istimewa karena menurut kesaksian Lukas inilah ucapan pertama dari mulut Zakharia setelah sekian lama ia membisu. Ia langsung melambungkan pujian bagi Tuhan. Kalau kita simak dengan baik, teks ini mengandung nubuat optimisme masa depan. Hal itu terjadi karena Tuhan bertindak menyelamatkan dan membebaskan umatNya. Itu tampak amat kentara dalam kalimat pertama: “Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia datang untuk menyelamatkan umat-Nya danmembawa kelepasan baginya, Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu.” Ya, inilah ada dan kehadiran yang menyelamatkan.

SELASA, 23 DESEMBER 2008

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)

BcE Mal.3:1-4; 4:5-6; Mzm.25:4b-5b, 8-9,10,14; Luk.1:57-66. Hari ini hari biasa khusus adven. Ada pesta fakultatif Yohanes dari Kety. Dalam injil kita dengar berita kelahiran Yohanes Pembaptis. Kelahiran ini ditandai keajaiban: ayah yang membisu sejak berita perkandungan di bait Allah, kini bicara lagi. Inilah kelahiran pada masa tua, sesuatu yang mendatangkan sukacita bagi yang sudah mati-pucuk, dan tidak punya harapan lagi. Maka kelahiran ini mendatangkan sukacita besar yang harus dirayakan bersama. Memang harus begitu: kabar kelahiran hidup baru harus mendatangkan sukacita, bukan dukacita. Betapa banyak kasus di sekitar kita yang memperlihatkan bahwa orang bisa juga memandang anak sebagai beban hidup, atau mendatangkan dukacita. Bermacam-macam alasannya: karena soal ekonomi, atau relasi yang tidak bagus. Kiranya inilah tantangan kita: mengubah visi masyarakat akan kehadiran sesama, lebih sebagai berkah dan bukan sebagai kutuk, agar kelahiran dilihat sebagai bukti bahwa “Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya.”

SENIN, 22 DESEMBER 2008

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)

BcE 1Sam.1:24-28; MT 1Sam.2:1,4-5,6-7,8abcd; Luk.1:46-56. Hari ini hari biasa khusus adven. Tetapi menjadi hari luar biasa karena injil hari ini berkisah mengenai revolusi Maria. Injil ini berjudul “Nyanyian pujian Maria.” Istilah kerennya: magnificat Maria, lagu pujian Maria. Orang yang membaca offisi ilahi sebagai tugas harian pasti akrab dengan magnificat Maria ini, sebab teks ini dibaca pada ibadat sore. Sudah disebutkan bahwa ini adalah revolusi Maria. Mengapa? Itu karena teks ini berisi paham revolusioner Maria. Ia mendasarkan cita-cita dan paham revolusioner ini dalam iman dan kepercayaan akan Tuhan: Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari taktanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa. Inilah teks revolusioner yang sangat inspiratif dari Maria.

MINGGU, 21 DESEMBER 2008

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)

BcE: 2Sam.7:1-5,8b-12,14a-16; Rm.16:25-27; Luk.1:26-38. Menarik bahwa teks Luk.1:26-38 dibacakan dua kali dalam bulan Desember. Pertama, 08 Desember. Kedua, tanggal 21 ini. Bedanya ialah bacaan pertama dan kedua. Tentu Injil berbicara tentang ketaatan iman Maria. Kali ini ketaatan iman itu dikaitkan dengan kesetiaan iman yang diminta Paulus (Bac.II), dan dengan penyertaan Allah atas Daud (Bac.I). Karena dalam bulan Desember ini ada banyak bacaan yang harus direnungkan, maka kali ini saya berusaha sesingkat mungkin. Inti pesan: taat dan setia kepada Allah dalam iman akan mendatangkan hasil luar biasa. Itu terjadi dalam hidup Daud, juga dalam hidup Maria. Pasti juga dalam hidup anda.

Senin, 01 Desember 2008

SABTU, 20 DESEMBER 2008

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)
K3S Bandung.

BcE Yes.7:10-14; Mzm.24:1-2,3-4ab,5-6; Luk.1:26-38. hari ini hari biasa khusus adven. Hari ini kita baca dalam injil perihal kabar malaekat Tuhan kepada Maria. Ini sebuah adegan injil yang akrab di telinga kita, karena selalu kita doakan dalam doa salam Maria dan juga doa angelus itu. Doa ini amat penting, karena inilah yang menjadi preambulum peristiwa inkarnasi. Itulah arti penting doa salam Maria itu. Yang menarik ialah bahwa sebenarnya Maria juga bertanya seperti Zakaria. Tetapi Zakaria dihukum, Maria tidak. Mungkin bedanya ialah, Zakaria bertanya untuk mempertanyakan. Sedangkan Maria, bertanya informatif. Ia polos dalam pertanyaannya. Lagipula kita baca bahwa Maria tidak berhenti pada pertanyaan. Ia melangkah lebih lanjut dalam penyerahan dan persetujuan yang penting: ecce ancila Domini, fiat mihi secundum verbum tuum. Jawaban inilah yang paling menentukan mutu iman Maria. Kalimat ini menjadi sangat penting dalam tradisi iman kristiani, sebab inilah titik awal sejarah, yaitu menyejarahnya firman, misteri inkarnasi. Hal lain yang juga perlu ditekankan di sini ialah fakta bahwa saling mengunjungi itu mendatangkan sukacita, bahkan sampai anak di dalam rahim pun bisa merasakan dan mengalami sukacita itu.

JUM'AT, 19 DESEMBER 2008

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)
K3S Bandung.

Hak.13:2-7,24-25a; Mzm.71:3-4a,5-6ab,16-17; Luk.1:5-25. hari ini hari biasa, sekaligus hari khusus Adven. Kita semakin dekat dengan kelahiran agung itu. Injil hari ini bicara tentang pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis. Kalau kemarin kita baca sikap Ya Yusuf, hari ini kita mendengar sikap “tidak percaya” Zakaria. Karena ia kurang percaya, maka ia “dihukum” dengan menjadi bisu. Tetapi yang menarik ialah bahwa ia membisu sampai hari kelahiran Yohanes. Mungkin kita perlu juga melewatkan hari-hari penantian ini dengan diam, hening, di dalam doa dan meditasi. Supaya nanti pada waktu kelahiran itu, kita dapat meluapkan pujian kita dengan penuh sorak dan kegirangan, merayakan kelahiran Kristus, penyelamat dunia. Kita tidak usah tunggu kutuk malaekat untuk berdiam diri dan merenung. Mari kita berdiam diri dan merenung, sambil memeriksa seluruh ruang batin kita, apakah kita layak menyongsong kelahiran Raja Damai. Mukjizat Tuhan sering terlalu besar di hadapan kita sampai kita tidak bisa membayangkan dan kita juga rada terperangah menerimanya.

KAMIS, 18 DESEMBER 2008

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)
K3S Bandung

BcE Yer.23:5-8; Mzm.72:2,12-13,18-19; Mat.1:18-24. Hari ini hari biasa sekaligus khusus Adven. Kita semakin mendekati natal. Hati kita semoga semakin berkobar-kobar di dalam penantian ini. Judul perikopa ini dalam injil kita bisa menjebak kita: Kelahiran Yesus Kristus. Menjebak, karena kisah kelahiran sudah dibacakan sebelum tanggal 25 Desember. Memang di sini tidak ada kisah kelahiran. Yang ada ialah kisah mimpi Yusuf yang melihat malaekat. Malaekat itu menyuruhnya agar jangan meninggalkan Maria. Dalam mimpi itu ada nubuat tentang kelahiran Yesus. Maka Yusuf pun taat kepada perintah malaekat itu. kisah Yusuf ini penting dibaca di sini, sebab inilah uraian lebih lanjut dari daftar silsilah terdahulu. Di sana, nama Yusuf disebut paling akhir. Maka si aktor itu diuraikan mutu sikap imannya di sini, mutu sikap dan tindakannya. Dan kita semua tahu apa yang menjadi tindakan Yusuf. Ia mengambil Maria sebagai isterinya. Sebagaimana dalam injil Lukas Maria menyatakan Ya kepada malaekat Tuhan, demikian juga di sini Yusuf menyatakan Ya kepada malaekat Tuhan. Dengan demikian, baik Maria maupun Yusuf, sama-sama ber-ya di hadapan Tuhan, dan dengan itu karya shalom Allah dapat terlaksana. Itulah arti penting teks ini.

RABU, 17 DESEMBER 2008

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)
K3S Bandung

BcE Kej.49:2,8-10; Mzm.72:2,12-13,18-19; Mat.1:1-17. Hari ini hari biasa, tetapi kalender liturgi memberi keterangan “hari biasa khusus Adven.” Disebut demikian karena mulai hari ini kita memasuki masa penantian delapan hari menjelang Natal. Hati kita semakin berkobar-kobar menantikan kelahiran Tuhan Yesus. Penantian kita diiringi injil yang berkisah tentang daftar nenek moyang Yesus Kristus. Sebuah penelusuran sejarah yang amat menarik. Tetapi yang menarik saya ialah munculnya nama beberapa perempuan dalam silsilah ini. Ini menarik karena, pertama, biasanya yang dihitung dalam silsilah ialah pria, bukan wanita. Kedua, wanita yang dihitungpun tidak semuanya “baik-baik”, sebab ada yang berlatar belakang “hitam.” Sebut saja Tamar yang serong dengan pamannya. Atau Rahab si pelacur Kanaan itu. Ini hanya mau mengatakan bahwa Tuhan menempuh jalan apa saja yang Ia kehendaki untuk mewujudkan rencana dan tindakan shalom-Nya. Kadang tidak terduga-duga. Datang dari sudut yang tidak diperhitungkan. Mungkin karena Tuhan mau mengangkat yang hina-dina yang sering disepelekan orang. Tetapi justru itu menjadi jalan shalom Allah.

SELASA, 16 DESEMBER 2008

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)

BcE Zef.3:1-2,9-13; Mzm.34:2-3,6-7,17-18,19,23; Mat.21:28-32. Hari ini hari biasa. Tetapi ada juga sebuah pesta yaitu pesta B.Maria dari Malaikat. Dalam injil hari ini kita baca tentang dua model sikap dan tindakan manusia. Pertama, model yang berkata tidak, tetapi kemudian melakukan apa yang diperintahkan. Kedua, model yang berkata ya, tetapi tidak melakukan apa yang diperintahkan. Kedua sikap ini dinilai berdasarkan perbuatannya, bukan berdasarkan perkataannya. Itu kuncinya. Ada orang yang memperlihatkan sikap ya secara verbal, dalam kata-kata, tetapi hal itu tidak tampak sama sekali dalam perbuatan. Sebaliknya ada orang yang tidak kelihatan apakah ia sikapnya secara verbal, tetapi ia menampakkan apa yang ia ketahui dalam perbuatan. Itulah yang membenarkan orang ini. Hal itulah yang diterapkan Yesus kepada para tetua Yahudi. Mereka melihat Yohanes, tetapi tidak mempercayainya. Sebaliknya, para pemungut cukai dan para pelacur, mereka percaya kepada Yohanes. Oleh karena itu, mereka akan menjadi orang pertama yang masuk ke dalam kerajaan surga. Mari kita cermati perbuatan, dan tindakan kita, jangan sampai ditandai oleh kesalahan, dan kelalaian.

SENIN, 15 DESEMBER 2008

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)

BcE Bil.24:2-7,15-17a; Mzm.25:4b-5b,6-7c,8-9; Mat.21:23-27. Hari ini hari biasa. Kadang-kadang hidup di dunia ini diperlukan kecerdikan dan kecerdasan tertentu. Tidak semua orang menghadapi sesamanya secara polos, melainkan orang memasang beberapa jebakan dan perangkap wacana. Tentu hal ini tidak patut ditiru: memasang jebakan wacana bagi orang yang kita hadapi. Tetapi hal itu dialami Yesus ketika berhadapan dengan imam-imam kepala dan para tua-tua bangsa Yahudi. Maka dengan bijaksana Yesus menghadapi mereka dengan sebaik-baiknya. Orang Kristiani harus cerdas dan cerdik juga dalam keterlibatan mereka di tengah dunia, di tengah realitas politik. Kecerdasan dan kecerdikan itu perlu agar jangan sampai tidak mudah dipermainkan atau dikorbankan (viktimisasi) orang lain, terutama yang berkehendak jahat. Tentu saja kita dianjurkan untuk menjalin kerja-sama dengan semua orang yang berkehendak baik, yang tidak sedikit juga jumlahnya di tengah masyarakat di sekitar kita.