Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Kej.11:1-9; Mzm.33:10-11.12-13.14-15; Mrk.8:34-9:1.
Injil hari ini juga amat menarik perhatian kita. Dalam Injil kemarin kita sudah membaca mengenai penyingkapan martabat Yesus sebagai Mesias yang disusul langsung dengan nubuat pertama tentang sengsara sang Mesias itu. Dan itu adalah sebuah paradoks: Mesias tetapi harus menderita, dan ditolak juga oleh para petinggi keagamaan. Paradoks itu disusul langsung dengan wacana Yesus mengenai syarat menjadi pengikutNya. Ini juga amat menarik. Sebab ternyata kemesiasan Yesus yang unik itu, yang harus dilewati dalam penderitaan mempunyai konsekwensi besar juga bagi syarat untuk menjadi para pengikut Yesus. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, kita harus menerima kenyataan bahwa jalan ke sana adalah jalan penderitaan juga, jalan salib, via dolorosa, via lacrimosa. Kita tidak bisa mengharapkan suatu jalan tol untuk mengikuti Yesus. Jalannya adalah sebuah pendakian. Dan kita tidak boleh takut atau malu menerima hal itu. Sebab kalau kita malu, maka Anak Manusia juga kelak akan malu mengakui kita. Dan itu adalah sebuah risiko besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar