Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.2Kor.11:1-11; Mzm.111:1-2.3-4.7-8; Mat.6:7-15.
Injil hari ini amat terkenal, karena di sana kita dengar tentang Doa Tuhan, Oratio Dominica, Al-Sholat Al-Robaniyah. Yesus mengajukan doa ini di tengah pengajaranNya tentang Doa. Kemarin kita sudah dengar bagaimana seharusnya cara berdoa (dengan diam-diam), maka hari ini kita dengar pengajaran mengenai bagaimana seharusnya isi doa. Yesus memberi petunjuk lengkap. Dalam renungan ini saya mau membeberkan tentang doa Bapa Kami. Yesus mengajarkan bahwa doa selalu harus dimulai dengan memberi pujian, hormat, kemuliaan kepada Bapa di surga. Ad Maiorem Dei Gloriam, kata Ignatius Loyola. Itulah yang paling utama dan terpenting. Sesudah itu barulah kita layak mengajukan permohonan. Jangan dibalik. Atau juga jangan sampai hanya permohonan belaka. Tradisi doa Kristiani sejak semula tidak pernah hanya memohon belaka. Selalu dimulai dengan penyadaran akan kemuliaan, kekudusan, keagungan, kasih setia Allah. Secara khusus saya mau menyoroti butir permohonan pengampunan dalam bagian jawaban: Ampunilah kami, seperti kami pun mengampuni. Perhatikan baik-baik: dikatakan “...seperti kamipun....” Jadi, kita diandaikan terlebih dahulu mengampuni, baru sesudah itu layak memohon ampunan Allah. Jangan sampai kita memohon ampunan Allah sebagai dasar dan syarat untuk mengampuni orang lain. Ada banyak buku yang mengulas doa ini dengan sangat baik. Saya hanya menyebut tiga saja yang penting. Kalau mau mendalami uraian doa Bapa Kami ini, bacalah Katekismus Gereja Katolik, baca juga buku Joseph Kardinal Ratzinger (Yesus dari Nazaret), dan juga buku dari seorang pengarang Amerika kenamaan, Scott Hahn. Semuanya sudah dalam Indonesia.
Rabu, 17 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar