Selasa, 16 Juni 2009

RABU, 17 JUNI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.2Kor.9:6-11; Mzm.112:1-2.3-4.7-8; Mat.6:1-6.16-18.

Injil hari ini amat terkenal, karena membahas tiga tonggak praksis kesalehan hidup Kristiani tradisional: sedekah. doa, puasa. Ketiga hal ini juga menjadi kewajiban dasar dalam penghayatan hidup kesalehan Yahudi. Lalu apa ciri khas yang dibawa Yesus. Kewajiban memberi sedekah tetap harus dilakukan. Ini tidak terhindarkan. Hanya pengikut Yesus, tidak usah menggembar-gemborkan sedekah itu. Jika itu dilakukan, itu sama dengan perbuatan orang munafik. Mereka sudah mendapat pahala: pujian manusia. Mereka tidak mendapat pahala dari Bapa di surga. Menurut Yesus, Bapa di surga hanya memberi pahala kepada orang yang melakukannya diam-diam tanpa dibeberkan dengan toa dan televisi maupun koran. Kewajiban berdoa juga tetap ada dan harus dijalankan. Pengikut Yesus harus tekun berdoa. Hanya pengikut Yesus tidak usah berdoa di pasar, di jalanan, di tikungan jalan. Tidak usah kedengaran orang bahwa saya berdoa. Berdoa itu dilakukan diam-diam tetapi harus dilakukan. Jangan sampai karena dilakukan diam-diam, lalu diartikan tidak berdoa. Kewajiban puasa juga tetap ada dan harus dijalankan. Pengikut Yesus juga harus berpuasa. Hanya pengikut Yesus tidak usah melakukan puasa itu dengan mencolok dan menarik perhatian orang: muka muram, lesu, loyo, tidur-tiduran, tidak kerja, menjadikan puasa sebagai alasan untuk malas. Puasa pengikut Yesus harus dilakukan terselubung. Tidak usah murung, muram, lemas, loyo, melainkan dengan muka ceria. Inilah tantangan bagi kita dalam pelaksanaan tiga tonggak itu. Semoga kita sanggup melakukannya.

Tidak ada komentar: