Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE. Kel.16:2-4.12-15; Mzm.78:4bc.23-24.25.54; Ef.4:17.20-24; Yoh.6:24-35.
Hari ini hari Minggu Biasa XVIII. Yesus terus diikuti orang banyak ke mana pun Ia pergi. Kesempatan itu dipakai Yesus untuk memperdalam ajaranNya bagi mereka. Yesus menantang mereka sehubungan dengan motivasi mereka mencari Dia. Mereka mencari Dia hanya karena mereka sudah makan kenyang. Tidak lebih dari itu. Titik. Karena itu Yesus menasihati mereka agar bekerja untuk mendapat makanan yang dapat membawa hidup kekal, bukan demi makanan yang dapat binasa. Orang banyak itu tidak putus asa karena mereka bertanya lebih lanjut penuh penyelidikan. Apa yang harus kami perbuat agar berkenan kepada Allah. Di sinilah Yesus mendapat pintu masuk untuk memperdalam ajaranNya. Menurut Yesus, mereka harus percaya kepada Dia yang diutus Bapa. Dengan cara itu mereka dapat berkenan kepada Bapa dan mendapat shalom. Diskusi masih melangkah lebih jauh, sampai menyinggung Musa yang telah memberi manna kepada leluhur mereka. Di sini Injil erat terkait dengan Bac.I yang mengisahkan tetang manna yang turun dari langit itu. Bukan Musa yang memberi manna, melainkan Bapa di surga yang memberi roti yang benar dari surga. Roti itulah yang memberi kehidupan. Lalu orang banyak itu meminta roti yang memberi kehidupan. Di sinilah Yesus memberikan perwahyuan diriNya: Akulah roti hidup. Teks ini terkenal sekali. Perhatikan baik-baik kutipan ini: barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Kalau kita sudah makan roti hidup dari surga (panis angelicus) maka kita menjadi manusia baru. Apa inti manusia baru itu? Saya kutip saja: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia. (Bac.II).
BcE. Kel.16:2-4.12-15; Mzm.78:4bc.23-24.25.54; Ef.4:17.20-24; Yoh.6:24-35.
Hari ini hari Minggu Biasa XVIII. Yesus terus diikuti orang banyak ke mana pun Ia pergi. Kesempatan itu dipakai Yesus untuk memperdalam ajaranNya bagi mereka. Yesus menantang mereka sehubungan dengan motivasi mereka mencari Dia. Mereka mencari Dia hanya karena mereka sudah makan kenyang. Tidak lebih dari itu. Titik. Karena itu Yesus menasihati mereka agar bekerja untuk mendapat makanan yang dapat membawa hidup kekal, bukan demi makanan yang dapat binasa. Orang banyak itu tidak putus asa karena mereka bertanya lebih lanjut penuh penyelidikan. Apa yang harus kami perbuat agar berkenan kepada Allah. Di sinilah Yesus mendapat pintu masuk untuk memperdalam ajaranNya. Menurut Yesus, mereka harus percaya kepada Dia yang diutus Bapa. Dengan cara itu mereka dapat berkenan kepada Bapa dan mendapat shalom. Diskusi masih melangkah lebih jauh, sampai menyinggung Musa yang telah memberi manna kepada leluhur mereka. Di sini Injil erat terkait dengan Bac.I yang mengisahkan tetang manna yang turun dari langit itu. Bukan Musa yang memberi manna, melainkan Bapa di surga yang memberi roti yang benar dari surga. Roti itulah yang memberi kehidupan. Lalu orang banyak itu meminta roti yang memberi kehidupan. Di sinilah Yesus memberikan perwahyuan diriNya: Akulah roti hidup. Teks ini terkenal sekali. Perhatikan baik-baik kutipan ini: barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Kalau kita sudah makan roti hidup dari surga (panis angelicus) maka kita menjadi manusia baru. Apa inti manusia baru itu? Saya kutip saja: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia. (Bac.II).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar