Jumat, 11 Desember 2009

JUM'AT, 11 DESEMBER 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Yes.48:17-19; Mzm.1:1-2.3.4.6; Mat.11:16-19.



Hari ini hari ke-13 Adven. Ada peringatan St.Damasus I (Paus). Mari kita kenang dia dalam hidup dan doa. Injil hari ini mengisahkan dua hal. Pertama, perumpamaan yang dipakai Tuhan untuk menjelaskan orang jaman ini. Menurut Tuhan, angkatan ini adalah orang apatis, indiferentis, penganut cuekisme. Mereka tidak bisa memberi reaksi yang tepat dan sepadan dengan situasi yang muncul atau diciptakan di sekitar mereka. Ada yang meniup seruling, tetapi mereka tidak menari. Ada yang mengidungkan kidung duka, tetapi mereka tidak meratap. Reaksinya tidak pas. Orang seperti itulah yang dihadapi Tuhan. Itu yang dilukiskan dalam bagian berikut. Kedua, pelukisan mengenai reaksi orang ketika melihat Anak Manusia. Sebelum Anak Manusia datang, sudah hadir terlebih dahulu Yohanes. Ia tampil sebagai asketik, bermatiraga (tidak makan, tidak minm). Orang menganggap dia gila, kerasukan setan karena matiraganya. Lalu tampil Anak Manusia. Kebalikan dari cara Yohanes. Anak Manusia makan dan minum. Tetapi orang menganggap Dia pelahap dan peminum. Memang repot memenuhi kriteria dan harapan semua orang. Tidak mungkin bisa memuaskan tuntutan dan harapan semua orang. Maka perlu ada pemilihan yang tegas dan konsisten. Tuhan Yesus memilih untuk berada pada pihak yang selama ini dianggap sampah. Lalu dikatakan di akhir injil: Hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya. Hikmat itu ialah Tuhan Yesus. Perbuatannya berada pada pihak orang kecil. Tema ini bergema sampai akhir injil Matius. Semoga kita mampu menarik pelajaran dari sikap dan hidup Tuhan Yesus.

Tidak ada komentar: