Senin, 21 Desember 2009

SELASA, 22 DESEMBER 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES) FF UNPAR BANDUNG

BcE. 1Sam.1:24-28; MT 1Sam.2:1.4-5.6-7.8abcd; Luk.1:46-56.




Hari ini hari keduapuluh empat Adven. Natal sudah dekat. Mari kita bersihkan hati kita lagi dan lagi. Injil hari ini, juga sangat terkenal karena ini adalah kidung Maria atau Magnificat itu. Lagu ini adalah reaksi Maria ketika ia mendengar dan melihat lonjakan kegirangan dari Elisabet. Teks ini terkenal karena teks ini, dalam Gereja Barat, dipakai pada Ibadat Sore (Vesper). Ini adalah sebuah kidung jemaat gereja purba. Dan ini adalah yang pertama dari keempat kidung serupa dalam gereja purba menurut Lukas. Ada beberapa hal penting yang bisa dikemukakan tentang teks ini. Pertama, teks ini mendasarkan diri dengan kuat pada Abraham, karena nama beliau disebut di sana begitu juga para leluhur yang lainnya (disinggung secara sekilas). Lagu ini mempunyai ciri-corak Yahudi-Kristiani yang sangat kuat dan kental. Kedua, teks ini sering sekali dipandang sebagai model teks dengan tema pembalikan (tema subversif dalam artian paling dasar dari kata itu). Dan tema itu sebenarnya mengikuti tema pembalikan yang sama dalam Perjanjian Lama (1Sam.2:1-10), tetapi tema perjanjian lama itu dimodifikasi di sini. Tetapi inti pewartaannya kurang lebih sama. Mereka yang menindas, sekarang ini akan dijungkir-balikkan. Orang yang hina-dina akan diangkat dan dijunjung tinggi. Orang yang lapar akan dikenyangkan. Sebaliknya mereka yang kini kenyang akan disuruh pergi dengan tangan kosong. Tema pembalikan itu tidak boleh hanya berhenti pada level wacana belaka, melainkan harus menjadi sebuah praksis, sebuah perbuatan, yaitu praksis pembebasan, praksis emansipasi. Itulah yang sebenarnya menjadi motivasi dasar dari teks itu sendiri.

Tidak ada komentar: