Senin, 04 Januari 2010

SABTU, 02 JANUARI 2010

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
PENELITI CCRS (Center for Cultural and Religious Studies) FF-UNPAR BANDUNG

BcE. 1Yoh.2:22-28; Mzm.98:1,2-3ab,3cd-4; Yoh.1:19-28.



Hari ini Peringatan wajib St.Basilius Agung dan Gregorius Naziansus. Mari kita kenang mereka dalam hidup dan doa kita. Hari ini juga Pesta Nama Yesus Yang Tersuci. Mari kita hormati nama Tersuci itu. Injil hari ini berbicara tentang kesaksian Yohanes tentang dirinya. Yohanes tampil memukau. Orang pun bertanya kepadanya mengenai identitasnya. Ia menjawab dengan jujur: ia bukan Mesias. Ia hanya pembuka jalan bagi Mesias yang masih akan datang. Ia mengidentifikasi diri dengan mengutip nabi Yesaya: Akulah suara yang berseru-seru di padang gurun untuk meluruskan jalan bagi Tuhan. Muncul pertanyaan lanjutan mengenai hakekat pembaptisan yang diberikan Yohanes. Sebab mereka mempersoalkan baptisan Yohanes itu, kalau ia bukan Mesias. Sekali lagi di sini Yohanes memberikan penjelasan singkat mengenai pembaptisannya: pembaptisan yang ia berikan adalah pembaptisan dengan air. Di sini kita melihat bagaimana Yohanes menempatkan diri pada tempatnya yang sepatutnya yaitu di bawah Mesias yang akan datang. Pelajaran moral yang dapat ditarik dari sini ialah sbb: Yohanes memberi kita sebuah teladan agung mengenai martabat seorang utusan. Seorang utusan harus berbicara bukan tentang dirinya melainkan tentang Dia yang baginya ia disuruh untuk menjadi pelopor, berjalan mendahului. Jangan sampai terjadi bahwa pelopor menjadi lebih besar dari yang dipelopori. Kita harus belajar satu spiritualitas kerendahan hati dari Yohanes, sebab dari dialah muncul ucapan terkenal ini: Ia harus semakin besar, dan aku harus semakin kecil. Ya, Yesus harus semakin lebih besar dalam diri dan kehidupan kita, dan diri kita harus menjadi semakin kecil. Dengan demikian kita dapat menjadi Kristiani, menjadi pengikut Kristus yang sejati.

Tidak ada komentar: