Oleh: Fransiskus Borgias M.
PENELITI CCRS (Center for Cultural and Religious Studies) FF-UNPAR BANDUNG
BcE. Kis.10:34a,37-43; Mzm.118:1-2,16ab-17,22-23; Kol.3:1-4; Yoh.20:1-9.
Injil yang kita baca dalam tadi malam diambil dari Lukas. Para saksi kebangkitan adalah kaum perempuan yang mewartakan temuan mereka kepada para rasul. Tetapi para Rasul itu tidak percaya. Bahkan Petrus yang datang ke makam untuk memeriksa apa yang dikatakan perempuan itu, hanya bisa pergi dan dirundung pertanyaan yang tidak terjawab. Injil yang kita baca pagi hari ini diambil dari Yohanes. Di sini ada juga seorang perempuan yang menjadi saksi kebangkitan (Maria Magdalena). Ia juga memberitahukan hal itu kepada Petrus. Petrus dengan disertai si murid yang lain berlari ke makam untuk memeriksa apa yang terjadi. Tetapi si murid yang lain itu tiba duluan di makam. Petrus menyusul. Murid yang lain itu hanya menengok dari luar. Ia menunggu Petrus. Setelah Petrus tiba, ia masuk ke dalam makam. Petrus hanya sampai melukiskan apa yang secara objektif dilihatnya di sana: kain kafan sudah terpisah dari kain peluh. Berarti tubuh Tuhan Yesus sudah tidak ada di sana lagi. Lagi-lagi Petrus hanya sampai di situ saja. Lalu masuklah murid yang lain itu. Ia melihat fakta objektif yang sama. Tetapi murid yang lain itu melangkah lebih lanjut, bahkan meloncat secara dramatis dalam iman: Ia melihatnya dan percaya. Begitu injil Yohanes melukiskan perubahan yang terjadi pada si murid yang lain itu. Murid yang lain ini menjadi model dan teladan iman bagi kita: ya kita juga harus melakukan loncatan iman dramatis di hadapan misteri kebangkitan paskah itu.
BANDUNG, 17 FEBRUARI 2010
SIS B (CCRS FF-UNPAR BANDUNG)
Rabu, 17 Februari 2010
SABTU SUCI, 03 APRIL 2010
Oleh: Fransiskus Borgias M.
PENELITI CCRS (Center for Cultural and Religious Studies) FF-UNPAR BANDUNG
BcE. Kej.1:1-2:2; Mzm.104:1-2a,5-6,10,12,13-14,24,35c; Kej.22:1-18; mzm.16:5,8,9-10,11; Kel.14:15-15:1; MT Kel.15:1-2,3-4,5-6,17-18; Yes.54:5-14; mzm.30:2,4,5-6,11,12a,13b; Yes.55:1-11; MT Yes.12:2-3,4bcd,5-6; Bar.3:9-15,32-4:4; Mzm.19:8,9,10,11; Yeh.36:16-17a,18-28; Mzm.42:3,5bcd; 43:3,4. Rm.6:3-11; Mzm.118:1-2,16ab-17,22-23; Luk.24:1-12.
Menurut penanggalan liturgi kita ada beberapa hal istimewa pada hari Sabtu Suci ini. Pada pagi hari diharapkan kita melakukan renungan dengan fokus tema “Dengan berdoa dan berpuasa Gereja berada di makam Tuhan.” Di beberapa tempat ada upacara yang disebut lamentatio (ada yang menyebut tenebre). Pada malam hari ada beberapa rangkaian upacara yang penting dan menarik. Pertama, ada Liturgi Cahaya, lalu ada Liturgi Sabda, Liturgi Baptis, dan Liturgi Ekaristi. Paling menarik perhatian saya ialah liturgi cahaya. Dimulai dengan penyalaan api alam dan dari sana diambil api untuk menyalakan lilin paskah. Lalu lilin paskah itu diarak dengan semarak mulia dan penuh hikmat memasuki Gereja yang gelap. Sebuah simbolisme alam maut. Dan Yesus masuk ke sana untuk mengalahkan maut. Lalu lilin itu ditahtakan dan dinyanyikanlah Exultet yang harus dibawakan dengan lantang dan agung karena itu adalah sebuah proklamasi kebangkitan. Yang lebih menarik lagi dari Sabtu Paskah ialah kita mempunyai Sembilan bacaan. Paling baik kalau 9 bacaan itu dibacakan semuanya. Tetapi kalau tidak memungkinkan maka cukup tiga saja dari Perjanjian Lama ditambah dua dari Perjanjian Baru. Dari Perjanjian Lama mutlak perlu dibacakan kisah penciptaan dan keluaran dari Mesir dan ditambah sesuatu yang lain. Kita sangat diperkaya dengan seluruh bacaan ini dan dengan simbolisme cahaya Sabtu Paskah. Mari kita mengikuti dan menyimaknya dengan penuh hikmat.
BANDUNG, 17 FEBRUARI 2010
SIS B (CCRS FF-UNPAR BANDUNG)
PENELITI CCRS (Center for Cultural and Religious Studies) FF-UNPAR BANDUNG
BcE. Kej.1:1-2:2; Mzm.104:1-2a,5-6,10,12,13-14,24,35c; Kej.22:1-18; mzm.16:5,8,9-10,11; Kel.14:15-15:1; MT Kel.15:1-2,3-4,5-6,17-18; Yes.54:5-14; mzm.30:2,4,5-6,11,12a,13b; Yes.55:1-11; MT Yes.12:2-3,4bcd,5-6; Bar.3:9-15,32-4:4; Mzm.19:8,9,10,11; Yeh.36:16-17a,18-28; Mzm.42:3,5bcd; 43:3,4. Rm.6:3-11; Mzm.118:1-2,16ab-17,22-23; Luk.24:1-12.
Menurut penanggalan liturgi kita ada beberapa hal istimewa pada hari Sabtu Suci ini. Pada pagi hari diharapkan kita melakukan renungan dengan fokus tema “Dengan berdoa dan berpuasa Gereja berada di makam Tuhan.” Di beberapa tempat ada upacara yang disebut lamentatio (ada yang menyebut tenebre). Pada malam hari ada beberapa rangkaian upacara yang penting dan menarik. Pertama, ada Liturgi Cahaya, lalu ada Liturgi Sabda, Liturgi Baptis, dan Liturgi Ekaristi. Paling menarik perhatian saya ialah liturgi cahaya. Dimulai dengan penyalaan api alam dan dari sana diambil api untuk menyalakan lilin paskah. Lalu lilin paskah itu diarak dengan semarak mulia dan penuh hikmat memasuki Gereja yang gelap. Sebuah simbolisme alam maut. Dan Yesus masuk ke sana untuk mengalahkan maut. Lalu lilin itu ditahtakan dan dinyanyikanlah Exultet yang harus dibawakan dengan lantang dan agung karena itu adalah sebuah proklamasi kebangkitan. Yang lebih menarik lagi dari Sabtu Paskah ialah kita mempunyai Sembilan bacaan. Paling baik kalau 9 bacaan itu dibacakan semuanya. Tetapi kalau tidak memungkinkan maka cukup tiga saja dari Perjanjian Lama ditambah dua dari Perjanjian Baru. Dari Perjanjian Lama mutlak perlu dibacakan kisah penciptaan dan keluaran dari Mesir dan ditambah sesuatu yang lain. Kita sangat diperkaya dengan seluruh bacaan ini dan dengan simbolisme cahaya Sabtu Paskah. Mari kita mengikuti dan menyimaknya dengan penuh hikmat.
BANDUNG, 17 FEBRUARI 2010
SIS B (CCRS FF-UNPAR BANDUNG)
JUM'AT AGUNG, 02 APRIL 2010
Oleh: Fransiskus Borgias M.
PENELITI CCRS (Center for Cultural and Religious Studies) FF-UNPAR BANDUNG
BcUp. Yes.52:13-53:12; Mzm.31:2,6,12-13,15-15,17,25; Ibr.4:14-16; 5:7-9; Yoh.18:1-19:42.
Ada beberapa keistimewaan hari ini. Hari ini hari puasa dan pantang bagi kita. Mari kita dengan tekun dan serius melakukan itu. Itu adalah bagian kecil yang dapat kita lakukan untuk ikut ambil bagian dalam sengsara Tuhan. Inti upacara kita ialah, peninggian Salib, lalu ada penghormatan salib, disusul dengan doa umat Meriah. Lalu ada komuni. Pada hari ini kita selalu mendengarkan kisah sengsara menurut Yohanes. Inilah kekhasan Jum’at Agung dibandingkan dengan Passio Minggu Palma. Pada Minggu Palma kita memakai Passio dari injil Sinoptik menurut tahunnya saja. Sedangkan pada Jum’at Agung gereja sudah menetapkan agar kita memakai kisah sengsara menurut Yohanes. Mengapa demikian? Karena kisah sengsara Yohanes itu sangat istimewa secara teologis dan kristologis. Jika kita baca dengan baik, seluruh rangkaian kisah sengsara Yesus menurut Yohanes adalah untaian penampakan kemuliaan Tuhan. Yah, mungkin karena Jum’at Agung ini sudah dekat dengan malam paskah. Memang sengsara, tetapi sengsara itu sudah dibayang-bayangi oleh percik-percik berkas cahaya kebangkitan. Yang ditonjolkan bukan lagi segi kemanusiaan sengsara Yesus (yang dalam ketiga injil Sinoptik pelukisannya sangat manusiawi) melainkan segi kemuliaan walaupun itu di tengah sengsara. Paradoks memang, tetapi itulah yang menjadi faktanya. Mari kita merayakannya dengan penuh iman dan semangat.
BANDUNG, 17 FEBRUARI 2010
SIS B (CCRS FF-UNPAR BANDUNG)
PENELITI CCRS (Center for Cultural and Religious Studies) FF-UNPAR BANDUNG
BcUp. Yes.52:13-53:12; Mzm.31:2,6,12-13,15-15,17,25; Ibr.4:14-16; 5:7-9; Yoh.18:1-19:42.
Ada beberapa keistimewaan hari ini. Hari ini hari puasa dan pantang bagi kita. Mari kita dengan tekun dan serius melakukan itu. Itu adalah bagian kecil yang dapat kita lakukan untuk ikut ambil bagian dalam sengsara Tuhan. Inti upacara kita ialah, peninggian Salib, lalu ada penghormatan salib, disusul dengan doa umat Meriah. Lalu ada komuni. Pada hari ini kita selalu mendengarkan kisah sengsara menurut Yohanes. Inilah kekhasan Jum’at Agung dibandingkan dengan Passio Minggu Palma. Pada Minggu Palma kita memakai Passio dari injil Sinoptik menurut tahunnya saja. Sedangkan pada Jum’at Agung gereja sudah menetapkan agar kita memakai kisah sengsara menurut Yohanes. Mengapa demikian? Karena kisah sengsara Yohanes itu sangat istimewa secara teologis dan kristologis. Jika kita baca dengan baik, seluruh rangkaian kisah sengsara Yesus menurut Yohanes adalah untaian penampakan kemuliaan Tuhan. Yah, mungkin karena Jum’at Agung ini sudah dekat dengan malam paskah. Memang sengsara, tetapi sengsara itu sudah dibayang-bayangi oleh percik-percik berkas cahaya kebangkitan. Yang ditonjolkan bukan lagi segi kemanusiaan sengsara Yesus (yang dalam ketiga injil Sinoptik pelukisannya sangat manusiawi) melainkan segi kemuliaan walaupun itu di tengah sengsara. Paradoks memang, tetapi itulah yang menjadi faktanya. Mari kita merayakannya dengan penuh iman dan semangat.
BANDUNG, 17 FEBRUARI 2010
SIS B (CCRS FF-UNPAR BANDUNG)
KAMIS PUTIH, 01 APRIL 2010
Oleh: Fransiskus Borgias M.
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES) FF-UNPAR BANDUNG
BcE. Kel.12:1-8,11-14; Mzm.116:12-13,15-16bc,17-18; 1Kor.11:23-26; Yoh.13:1-15.
Hari ini hari Kamis Putih. Menurut penanggalan Liturgi ada beberapa keistimewaan hari ini. Di pagi hari ada Ekaristi Krisma di Katedral di mana diadakan pembaruan janji imam kepada uskup. Tetapi demi alasan praktis perayaan ini dipindahkan ke hari lain sebelumnya. Hari ini juga dianggap sebagai kesempatan baik untuk menerima kembali orang yang bertobat dari dosa berat. Mungkin karena di malam hari ada perjamuan kasih atau agape itu, dan wujud kongkret dari agape itu ialah menerima kembali mereka yang sudah bertobat dari dosa berat. Pada malam hari ada peringatan perjamuan Tuhan. Ada pembasuhan kaki. Lalu ada Injil yang mengisahkan perintah baru (novum mandatum) untuk saling mengasihi. Dan hal itu diteladankan sendiri oleh Tuhan Yesus. Ia menjadi pelayan yang membasuh kaki para muridNya dan kemudian demi cintaNya ia merelakan diri untuk taat sampai wafat, sampai wafat di kayu salib. Mungkin ada baiknya, sebagai pelajaran iman kita, kita bayangkan tindakan dramatis Yesus: Ia (sang Guru) membungkuk di hadapan para muridNya lalu membasuh kaki mereka dan menyekanya dengan kain. Ini teladan kerendahan hati yang luar biasa. Itu pelajaran penting yang patut kita pelajari dan kita tiru dalam hidup kita masing-masing. Saling mengasihi, saling melayani dalam semangat cinta kasih dan persaudaraan. Mari kita wujudkan.
Bandung, 17 Februari 2010
SIS B (CCRS FF-UNPAR BANDUNG)
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES) FF-UNPAR BANDUNG
BcE. Kel.12:1-8,11-14; Mzm.116:12-13,15-16bc,17-18; 1Kor.11:23-26; Yoh.13:1-15.
Hari ini hari Kamis Putih. Menurut penanggalan Liturgi ada beberapa keistimewaan hari ini. Di pagi hari ada Ekaristi Krisma di Katedral di mana diadakan pembaruan janji imam kepada uskup. Tetapi demi alasan praktis perayaan ini dipindahkan ke hari lain sebelumnya. Hari ini juga dianggap sebagai kesempatan baik untuk menerima kembali orang yang bertobat dari dosa berat. Mungkin karena di malam hari ada perjamuan kasih atau agape itu, dan wujud kongkret dari agape itu ialah menerima kembali mereka yang sudah bertobat dari dosa berat. Pada malam hari ada peringatan perjamuan Tuhan. Ada pembasuhan kaki. Lalu ada Injil yang mengisahkan perintah baru (novum mandatum) untuk saling mengasihi. Dan hal itu diteladankan sendiri oleh Tuhan Yesus. Ia menjadi pelayan yang membasuh kaki para muridNya dan kemudian demi cintaNya ia merelakan diri untuk taat sampai wafat, sampai wafat di kayu salib. Mungkin ada baiknya, sebagai pelajaran iman kita, kita bayangkan tindakan dramatis Yesus: Ia (sang Guru) membungkuk di hadapan para muridNya lalu membasuh kaki mereka dan menyekanya dengan kain. Ini teladan kerendahan hati yang luar biasa. Itu pelajaran penting yang patut kita pelajari dan kita tiru dalam hidup kita masing-masing. Saling mengasihi, saling melayani dalam semangat cinta kasih dan persaudaraan. Mari kita wujudkan.
Bandung, 17 Februari 2010
SIS B (CCRS FF-UNPAR BANDUNG)
Senin, 15 Februari 2010
MINGGU, 28 MARET 2010
Oleh: FRANSISKUS BORGIAS M
PENELITI CCRS FF-UNPAR BANDUNG.
Bc.E. Yes.50:4-7; Mzm.22:8-9,17-18a,19-20,23-24; Flp.2:6-11; Luk.22:14-23:56.
Hari ini Minggu Palma. Kita mengenang peristiwa masuknya Tuhan dengan mulia ke Yerusalem. Hari ini dalam injil kita dengar (baca atau diyanyikan) Kisah Sengsara (Passio) versi Lukas. Itu dimaksudkan untuk mengajak kita mengenangkan sengsara Tuhan. Mari kita dengar Passio ini dinyanyikan/dibacakan dengan sebaik-baiknya. Mengapa? Karena Kisah Sengsara adalah inti pewartaan (kerygma) gereja purba. Kisah sengsara merupakan bentuk paling tua tradisi Injil. Masing-masing keempat Injil mewartakan kisah sengsara ini. Dalam hal itu mereka mirip satu sama lain karena mewartakan satu warta yang sama. Tetapi dalam detail kisah, penginjil punya agenda masing-masing. Mereka membentuk dan menyusun bahan kisah sengsara agar cocok dengan bangunan arsitektur teologis masing-masing. Dalam injil Lukas hari ini kita lihat alur arsitektur teologis sbb: semuanya bermuara pada klimax di Yerusalem. Mula-mula ada niat persekongkolan jahat melawan Yesus yang disponsori salah seorang muridNya. Tidak lama setelah perjamuan paskah, terjadi drama sakratmaut di getsemani tempat Yesus ditangkap. Tetapi akhirnya semuanya bermuara pada kemenangan atas kuasa setan. Dengan itu Yesus memenangi kosmos dari kuasa setan. Dengan kebangkitanNya Yesus membawa janji kemuliaan masa depan bagi semua. Bac.I hari ini mementaskan ketaatan Yesus sebagai Hamba Tuhan. Apa yang dibentangkan Yesaya terjadi dalam Injil hari ini. Bac.II juga, sebagaimana Bac.I, mementaskan penghambaan dan penghampaan Yesus Kristus (kenosis) demi peninggianNya dan juga demi keselamatan kita. Itulah misteri iman yang kita kenangkan dan kita rayakan hari ini. Semoga kita semua bisa memahami semua misteri itu.
Bandung, 15 Februari 2009
SIS B (CCRS-FFUNPAR BANDUNG)
PENELITI CCRS FF-UNPAR BANDUNG.
Bc.E. Yes.50:4-7; Mzm.22:8-9,17-18a,19-20,23-24; Flp.2:6-11; Luk.22:14-23:56.
Hari ini Minggu Palma. Kita mengenang peristiwa masuknya Tuhan dengan mulia ke Yerusalem. Hari ini dalam injil kita dengar (baca atau diyanyikan) Kisah Sengsara (Passio) versi Lukas. Itu dimaksudkan untuk mengajak kita mengenangkan sengsara Tuhan. Mari kita dengar Passio ini dinyanyikan/dibacakan dengan sebaik-baiknya. Mengapa? Karena Kisah Sengsara adalah inti pewartaan (kerygma) gereja purba. Kisah sengsara merupakan bentuk paling tua tradisi Injil. Masing-masing keempat Injil mewartakan kisah sengsara ini. Dalam hal itu mereka mirip satu sama lain karena mewartakan satu warta yang sama. Tetapi dalam detail kisah, penginjil punya agenda masing-masing. Mereka membentuk dan menyusun bahan kisah sengsara agar cocok dengan bangunan arsitektur teologis masing-masing. Dalam injil Lukas hari ini kita lihat alur arsitektur teologis sbb: semuanya bermuara pada klimax di Yerusalem. Mula-mula ada niat persekongkolan jahat melawan Yesus yang disponsori salah seorang muridNya. Tidak lama setelah perjamuan paskah, terjadi drama sakratmaut di getsemani tempat Yesus ditangkap. Tetapi akhirnya semuanya bermuara pada kemenangan atas kuasa setan. Dengan itu Yesus memenangi kosmos dari kuasa setan. Dengan kebangkitanNya Yesus membawa janji kemuliaan masa depan bagi semua. Bac.I hari ini mementaskan ketaatan Yesus sebagai Hamba Tuhan. Apa yang dibentangkan Yesaya terjadi dalam Injil hari ini. Bac.II juga, sebagaimana Bac.I, mementaskan penghambaan dan penghampaan Yesus Kristus (kenosis) demi peninggianNya dan juga demi keselamatan kita. Itulah misteri iman yang kita kenangkan dan kita rayakan hari ini. Semoga kita semua bisa memahami semua misteri itu.
Bandung, 15 Februari 2009
SIS B (CCRS-FFUNPAR BANDUNG)
KAMIS, 25 MARET 2010
Oleh: Fransiskus Borgias M.
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIUS STUDIES)
FF-UNPAR.
BcE. Yes.7:10-14; 8:10; Mzm.40:7-8a,8b-9,10,11; Ibr.10:4-10; Luk.1:26-38.
Ya hari ini adalah Hari Raya Kabar Sukacita (Annuntiatio). Yaitu Maria menerima kabar dari malaekat Tuhan bahwa ia mengandung dari Roh Kudus. Injil hari ini mementaskan adegan perjumpaan Maria dengan malaekat Gabriel. Injil juga mementaskan secara sangat singkat dan padat mengenai perjalanan dinamika iman Maria. Mulai dari keterkejutan, lalu ada kebingungan, tetapi akhirnya bermuara dalam sikap menerima. Singkat sekali. Tampak mulus. Tetapi sesungguhnya tidak. Pasti ada perjuangan. Perjuangan itu berhasil karena penyertaan Tuhan melalui RohNya. Liturgi dan teologi melihat kesejajaran peristiwa ini dengan nubuat Perjanjian Lama. Dalam kitab Nabi Yesaya ada nubuat tentang perawan yang akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan anak itu diberi nama Immanuel. Bagi kita, Yesuslah Immanuel itu, Allah beserta kita, Allah yang bertindak menyelamatkan kita. Dalam diri Yesus terpenuhilah nubuat nabi Yesaya. Injil menubuatkan kedatangan dan kelahiran Yesus yang dinubuatkan Yesaya. Sekarang Yesus sudah hadir di dunia, di tengah kita. Apa arti dan dampak kehadiran itu? Mungkin itu yang mau ditekankan Bac.II: “Karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.” Saya rasa itulah untaian renungan yang indah yang pantas kita lakukan pada hari raya ini.
Bandung, 15 Februari 2010
Sis B (CCRS-FFUNPAR)
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIUS STUDIES)
FF-UNPAR.
BcE. Yes.7:10-14; 8:10; Mzm.40:7-8a,8b-9,10,11; Ibr.10:4-10; Luk.1:26-38.
Ya hari ini adalah Hari Raya Kabar Sukacita (Annuntiatio). Yaitu Maria menerima kabar dari malaekat Tuhan bahwa ia mengandung dari Roh Kudus. Injil hari ini mementaskan adegan perjumpaan Maria dengan malaekat Gabriel. Injil juga mementaskan secara sangat singkat dan padat mengenai perjalanan dinamika iman Maria. Mulai dari keterkejutan, lalu ada kebingungan, tetapi akhirnya bermuara dalam sikap menerima. Singkat sekali. Tampak mulus. Tetapi sesungguhnya tidak. Pasti ada perjuangan. Perjuangan itu berhasil karena penyertaan Tuhan melalui RohNya. Liturgi dan teologi melihat kesejajaran peristiwa ini dengan nubuat Perjanjian Lama. Dalam kitab Nabi Yesaya ada nubuat tentang perawan yang akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan anak itu diberi nama Immanuel. Bagi kita, Yesuslah Immanuel itu, Allah beserta kita, Allah yang bertindak menyelamatkan kita. Dalam diri Yesus terpenuhilah nubuat nabi Yesaya. Injil menubuatkan kedatangan dan kelahiran Yesus yang dinubuatkan Yesaya. Sekarang Yesus sudah hadir di dunia, di tengah kita. Apa arti dan dampak kehadiran itu? Mungkin itu yang mau ditekankan Bac.II: “Karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.” Saya rasa itulah untaian renungan yang indah yang pantas kita lakukan pada hari raya ini.
Bandung, 15 Februari 2010
Sis B (CCRS-FFUNPAR)
MINGGU, 21 MARET 2010
Oleh: Fransiskus Borgias M.
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES) FF-UNPAR BANDUNG
BcE. Yes.43:16-21; Mzm.126:1-2ab,2cd-3,4-5,6 Flp.3:8-14; Yoh.8:1-11.
Hari ini Minggu Prapaskah V. Injil berkisah tentang perempuan yang dituduh berzina. Perempuan itu diseret ke hadapan Yesus untuk diadili, dengan dirajam. Itulah inti kisah. Perempuan itu menjadi kambing hitam dari sistem yang mengorbankan perempuan lemah dan tidak berdaya. Menurut ketetapan Perjanjian Lama perempuan seperti itu harus dihukum mati (Im.24:1-16; Ul.13:10;17:2-7). Tetapi ini adalah jebakan orang Farisi untuk menjebak Yesus agar Yesus “melanggar” hukum Taurat. Yesus mengetahui niat jahat itu yang berlatar belakang benci. Kebencian adalah sebentuk pembunuhan. Maka Yesus berdiam diri. Ia hanya menulis di pasir. Setelah beberapa lama Ia mengundang orang yang merasa tidak berdosa untuk melempar batu pertama. Kita tidak tahu apa yang Ia tulis di tanah. Tetapi tindakan itu cukup untuk mengingatkan orang-orang akan keberdosaan mereka. Hasilnya, mereka akhirnya sadar akan dosanya sendiri, akan situasi gelap tempat mereka berada selama ini yang menyebabkan mereka “buta.” Kisah ini lebih merupakan kisah tentang hal “tidak menghukum” daripada tentang “pengampunan.” Mengapa? Karena Yesus hanya menasihatkan perempuan itu agar tidak berdosa lagi. Yesus mengajak perempuan itu untuk tidak memandang ke masa silam, ke dosa-dosanya selama ini. Ia mengajak perempuan itu memandang ke masa depan dan membiarkan Tuhan berkarya di sana seperti disarankan Bc.I. Itu juga yang ditegaskan Bc.II: “Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku.” Ya hidup pertobatan berarti lebih mengarahkan perhatian ke perbaikan hidup di masa yang akan datang. Tidak lagi menjadi the prisoners of my bad memories in the past.
Bandung 15 Februari 2010
SIS B (FF-UNPAR BANDUNG)
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES) FF-UNPAR BANDUNG
BcE. Yes.43:16-21; Mzm.126:1-2ab,2cd-3,4-5,6 Flp.3:8-14; Yoh.8:1-11.
Hari ini Minggu Prapaskah V. Injil berkisah tentang perempuan yang dituduh berzina. Perempuan itu diseret ke hadapan Yesus untuk diadili, dengan dirajam. Itulah inti kisah. Perempuan itu menjadi kambing hitam dari sistem yang mengorbankan perempuan lemah dan tidak berdaya. Menurut ketetapan Perjanjian Lama perempuan seperti itu harus dihukum mati (Im.24:1-16; Ul.13:10;17:2-7). Tetapi ini adalah jebakan orang Farisi untuk menjebak Yesus agar Yesus “melanggar” hukum Taurat. Yesus mengetahui niat jahat itu yang berlatar belakang benci. Kebencian adalah sebentuk pembunuhan. Maka Yesus berdiam diri. Ia hanya menulis di pasir. Setelah beberapa lama Ia mengundang orang yang merasa tidak berdosa untuk melempar batu pertama. Kita tidak tahu apa yang Ia tulis di tanah. Tetapi tindakan itu cukup untuk mengingatkan orang-orang akan keberdosaan mereka. Hasilnya, mereka akhirnya sadar akan dosanya sendiri, akan situasi gelap tempat mereka berada selama ini yang menyebabkan mereka “buta.” Kisah ini lebih merupakan kisah tentang hal “tidak menghukum” daripada tentang “pengampunan.” Mengapa? Karena Yesus hanya menasihatkan perempuan itu agar tidak berdosa lagi. Yesus mengajak perempuan itu untuk tidak memandang ke masa silam, ke dosa-dosanya selama ini. Ia mengajak perempuan itu memandang ke masa depan dan membiarkan Tuhan berkarya di sana seperti disarankan Bc.I. Itu juga yang ditegaskan Bc.II: “Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku.” Ya hidup pertobatan berarti lebih mengarahkan perhatian ke perbaikan hidup di masa yang akan datang. Tidak lagi menjadi the prisoners of my bad memories in the past.
Bandung 15 Februari 2010
SIS B (FF-UNPAR BANDUNG)
Langganan:
Postingan (Atom)