OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES)
FF-UNPAR BANDUNG
BcE. Kis.5:27b-31,40b-41; Mzm.30:2,4,5,6,11,12a,13b; Why.5:11-14; Yoh.21:1-19.
Injil ini ada versi pendeknya: ay.1-14. Itu bagian pertama. Dalam bagian ini saya mau mencatat dua hal. Pertama, Petrus yang bingung sesudah penyaliban Tuhan. Seakan ia tidak punya prospek masa depan lagi bersama Yesus. Maka ia pun mau kembali ke pekerjaan lama, menjala ikan. Itu gejala psikologis biasa. Kalau orang gagal menelusuri profesi baru ia cenderung kembali ke yang lama. Rupanya kebingungan Petrus itu dialami juga murid lain sehingga ketika Petrus mengusulkan untuk kembali menangkap ikan mereka pun ikut. Karena sudah lama tidak menangkap ikan, mereka gagal. Tetapi di sini terjadi peristiwa ajaib. Tuhan datang dan menampakkan diri dan mereka bisa menangkap ikan, bukan di malam hari sebagaimana nelayan profesional, melainkan di pagi hari. Hanya murid yang dikasihi saja yang bisa mengenalNya dan berkata, Itu Tuhan. Ketika Petrus diberitahu bahwa Itu Tuhan, dan ini catatan kedua, ia spontan mencebur ke air dan berenang menuju Tuhan. Begitulah Petrus, si batu karang, serba spontan. Mungkin ada rasa bersalah karena sebelumnya ia tidak setegar karang, melainkan sekadar batu kerikil. Petrus inilah yang dalam Bac.I dengan tegar dan lantang mewartakan Yesus sebagai Perintis dan Juruselamat. Bc.II menyajikan kepada kita sebuah kidung purba yang memuji Anak Domba: “…bagi Anak Doma, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!” Semuanya berpusatkan pada Kristus, yang bangkit, yang mulia, yang menang berjaya. Dia-lah yang menjadi pokok dan tokoh iman kita.
BANDUNG, 15 MARET 2010
SIS B, CCRS FF-UNPAR BANDUNG.
Senin, 15 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar