Senin, 10 Mei 2010

JUM'AT, 15 JANUARI 2010

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
DOSEN TEOLOGI DAN PENELITI CCRS (Center for Cultural and Religious Studies)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. 1Sam.8:4-7.10-22a; Mzm.89:16-17,18-19; Mrk.2:1-12.



Hari ini ada Pesta St.Arnoldus Jansen, St.Maurus dan Plasidus. Kita kenang mereka. Injil berkisah tentang beberapa hal. 1). Upaya pengusung si lumpuh agar sampai ke Yesus. Di akhir Bab 1 Yesus menyembuhkan di tempat sunyi. Di sini Yesus melakukannya di rumah. Rumah itu penuh. Orang harus buka atap. Kehadiran Yesus mendorong orang melakukan terobosan kreatif. Yesus melakukan terobosan dalam pemahaman dosa dan pengampunan. 2). Yesus mengampuni. Kata yang dipakai bukan pengampunan tetapi pelepasan: dosamu dilepaskan. Menurut Markus dosa dan setan membelenggu manusia. Allah dalam Yesus membebaskan. Kata yang sama dipakai dalam 1:4, 1:18, 1:31: semuanya melukiskan pelepasan dari belenggu dosa dan setan karena Allah. 3). Orang persoalkan kuasa Yesus mengampuni dosa. Hal ini bisa ditafsirkan dengan beberapa cara. Pertama, bisa dilihat sebagai salah paham ahli Taurat mengenai daya ilahi Yesus. Kedua, itu adalah jebakan. Ketiga, itu mau menandaskan ajaran Yesus perihal pengampunan. Beberapa kali, Yesus mengajak manusia mengampuni sesama meniru Allah. Kalau hanya Allah yang bisa mengampuni, maka tidak ada lagi kewajiban dasar bagi manusia untuk saling mengampuni. Betapa itu ngeri. Yesus memadukan pengampunan dengan penyembuhan untuk memperlihatkan bahwa Allah suka mengampuni dari pada menghukum, menyembuhkan dari pada melukai. Keempat, Si lumpuh disembuhkan. Dengan daya ilahi Yesus sembuhkan si lumpuh. Ia berdiri tegak, siap menyongsong kedatangan Tuhan. Kelima, orang heran, kagum, takwa, ekstase. Ini model reaksi seperti dalam Mrk.5:42 ketika Yesus membangkitkan gadis kecil, dan Markus 16:8, ketika para wanita menyaksikan makam kosong. Kita harus saling mengampuni seperti Tuhan mengampuni kita. Tuhan memberi teladan. Tinggal kita melakukannya. Pengampunan menghidupkan dan menumbuhkan kasih.

Tidak ada komentar: