Senin, 10 Mei 2010

SABTU, 16 JANUARI 2010

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
DOSEN TEOLOGI DAN PENELITI CCRS (Center for Cultural and Religious Studies)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. 1Sam.9:1-4,17-19; 10:1a; Mzm.21:2-3,4-5,6-7; Mrk.2:13-17.




Hari ini ada Peringatan St.Berardus, dkk. Mari kita kenang mereka dalam doa. Injil mengisahkan panggilan Lewi. Dalam Markus ada tiga kisah panggilan. Pertama, 1:16-20. Ini yang kedua. Ketiga, 3:13-19. Ini triade panggilan dalam Markus. Dalam yang pertama, Markus menekankan reaksi murid yang spontan menanggapi panggilan Yesus. Dalam yang ketiga, Yesus menugaskan murid melakukan pewartaan dan pengusiran setan. Dalam yang kedua, Markus menekankan bahwa Yesus tidak memanggil orang saleh, melainkan pendosa. Itulah Lewi dalam kedudukan dan pekerjaan sebagai pemungut cukai. Apa salahnya? Cukai dipungut untuk diberikan kepada Roma. Jabatan itu simbol kekuasaan dan penindasan Roma atas Israel. Pemungut cukai dibenci bukan hanya karena mereka mengumpulkan uang (paksa dan mark-up), melainkan karena mereka mengambil uang rakyat demi Roma. Lewi, berarti keturunan imam. Seharusnya ia melakukan tugas dan jabatan sebagai imam. Tetapi sekarang ia duduk di kantor pajak penjajah. Ini pelecehan yang mencemari martabat imamat Yahudi. Alih-alih menjadi pemimpin agama sebagaimana seharusnya (tugas kaum Lewi), ternyata Lewi yang ini menjual martabatnya kepada musuh dan mengumpul pajak bagi mereka. Yesus memanggil orang itu, yang dianggap pendosa dan dibenci. Yesus makan bersama dia. Tindakan ini untuk memperlihatkan Yesus sebagai guru Hikmat, yang datang bukan untuk orang saleh, melainkan pendosa. Menurut Markus, Yesus adalah Hikmat Allah yang mencari pendosa untuk diampuni. Di hadapan pendosa, kita cepat marah dan mengadili, padahal kita pendosa. Mari kita belajar dari Yesus, Hikmat Allah, yang datang memanggil pendosa dan mengampuninya, dan dengan itu memberinya tugas dan martabat baru. Ini pemberdayaan versi biblis.

Tidak ada komentar: